"Sudah datang? Pagi sekali," Radi membukakan pintu lebih lebar supaya Ninda bisa masuk. Mereka menuju ke ruang tengah dan Ninda duduk dengan nyaman di salah satu sofa berlengan yang ada di sana. "Diantar supir atau naik taksi?"
Ninda tersenyum kemudian menyimpan tasnya di sebelah kiri tubuhnya. "Iya. Mumpung masih pagi. Jalanan belum macet dan aku bisa berangkat dengan lebih tenang. Kamu tahu sendiri, aku paling tidak suka berada di tengah jalanan yang macet. Itu benar-benar membuatku stress," ujar Ninda. "Dan ya, aku naik taksi. Hari ini semua mobil di rumahku digunakan. Dan aku terpaksa menggunakan kendaraan umum saja."
"Nanti kita akan berangkat menggunakan mobilku. Kita akan menggunakan supir dan kamu tidak perlu kesal karena aku berjanji akan mengantarkanmu pulang," ujar Radi sambal berjalan ke dapur.
Pemuda itu membuka kulkasnya. Memeriksa isi kulkas dan mencari makanan atau minuman yang mungkin bisa ia suguhkan untuk Ninda.
