Beberapa hari telah berlalu. Sekarang adalah waktunya bagi Lea melakukan kemoterapi. Awalnya ia menolak, tetapi karena Ninda terus memaksanya. Pada akhirnya, wanita itu menyetujui. Ia hanya cemas, karena beberapa kali mendengar jika kemoterapi itu sangat menyeramkan. Terlebih, efeknya akan merontokkan rambut yang ada di kepalanya.
Sebagai seorang sahabat, tentu saja Ninda tidak akan tinggal diam. Ia akan terus memberikan dukungan kepada sahabatnya. Setiap pengobatan yang akan dilakukan oleh Lea, sudah pasti Ninda berada di sampingnya. Ia dengan setia menemani. Terlebih, semakin hari kondisi Lea semakin memburuk. Maka dari itu, perlu dilakukan tindakan yang lebih intensif.
"Lea, aku yakin kamu bisa melewati ini semua," bisik Ninda seraya mendorong kursi roda.
Wanita itu menoleh. Ia memberikan tatapan nanar penuh dengan harapan. "Tapi aku takut."
"Jangan pernah takut, karena ada aku di sini. Kamu tidak perlu cemas."
