Pagi-pagi sekali Metta sudah harus bangun dan mengikuti acara mandi dengan banyak wewangian di bak mandinya. Lantas setelah berendam dia digiring ke ruang ganti. Dibantu oleh sekitar lima orang pelayan dia dipakaikan baju yang berlapis-lapis. Dadanya bergemuruh merasa sangat gugup.
Seusai mengenakan pakaian dia juga harus mengenakan sanggul besar yang begitu berat di kepalanya. Memakai riasan tepal dengan pewarna bibir merah menyala. Setelah semua itu dia kenakan. Dia dibolehkan duduk di kursi. Mengistirahatkan tubuh yang sudah lama berdiri.
"Apa aku boleh memakan sesuatu?" tanya Metta pada kepala pelayan. Perutnya lapar setelah berendam cukup lama.
"Hanya boleh memakan buah, Nona," jawab sang kepala pelayan. Metta mau-mau saja disuguhkan buah untuk dimakan karena perutnya keroncongan. Dibanding tidak makan sama sekali.