Chapter 3 - Chapter 2

Beberapa hari setelah Artemis menukar perkamen milik Kang Ryu, Kang Ryu langsung mengganti target anak manusia untuk diikuti. Sebenarnya Kang Ryu tidak rela jika harus mengganti targetnya, anak manusia yang bernama Jeon Wonwoo itu jauh lebih sempurna jika harus dibandingkan dengan pemuda ingusan yang usianya masih tujuh belas tahun. Kang Ryu berpikir bahwa Jeon Wonwoo tentu lebih pantas mendapatkan penjagaannya daripada anak lelaki ini. Ia adalah anak lelaki, tapi ia sangat banyak bicara, suka berteriak tidak jelas sembari bercanda tawa dengan kawannya, sering ketahuan tidur di kelas, bodoh, dan pemalas. Hanya satu kelebihan anak lelaki itu, ia dianugerahi wajah yang tampan dan manis ketika ia tersenyum. Kang Ryu mengira anak ini pasti memiliki banyak penggemar setia di sekolahnya.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Jang Kiha

Usia : 17 tahun

Lahir : 15 Maret saat bulan purnama kuning di musim itu datang untuk pertama kalinya.

Mati : Dalam usianya yang genap ke 81 tahun bersama dengan pasangan hidupnya, mati dalam keadaan bahagia tanpa penyesalan.

----------------------------------------------------------------------------------------------

Kira-kira begitulah isi perkamen yang diterima Kang Ryu. Ia sedikit kecewa karena anak manusia ini mati di usia yang cukup tua, merepotkan saja. Berbeda dengan Jeon Wonwoo yang akan menjemput ajalnya tahun depan. Bukankah dengan begitu Jeon Wonwoo lebih memiliki urgensi untuk dijaga ketimbang anak ingusan bernama Jang Kiha ini.

"Kau menjadikannya sebagai anak manusia yang harus kau jaga?" Xu Rui Qi tiba-tiba muncul disamping Kang Ryu entah darimana asalnya. Kang Ryu segera saja memukul kepala belakang Xu Rui Qi sebagai balasan karena mengagetkannya.

"Mengapa kau berada disini? Untuk apa berkeliaran di area sekolah?" Kang Ryu mencecar Xu Rui Qi yang baru saja tiba dengan pertanyaan.

"Targetku ada disini juga. Ia seorang anak lelaki pendiam bernama Kang Haneul." Xu Rui Qi menunjuk anak lelaki berkacamata yang duduk disamping Jang Kiha. "Aku sedikit lega setelah mengetahui isi perkamen itu. Dalam perkamen tertulis bahwa ia akan mati dalam keadaan bahagia di usianya yang ke delapan puluh tahun." Xu Rui Qi tersenyum.

"Bukankah kau seharusnya kesal? Kau harus menghabiskan waktu puluhan tahun lagi untuk menjaga anak itu."

"Tidak masalah bagiku yang seorang leukos. Morphe kami memang diutus untuk melakukannya. Kang Haneul pasti memiliki keistimewaan karena harus dijaga oleh leukos, aku turut bahagia dengan cara ia menjemput ajalnya nanti." Kang Ryu hanya mengangguk, ia akhirnya bisa melihat kawan lamanya ini berkata dengan akal sehatnya. "Lalu kau mengapa memilih anak ingusan yang jelas-jelas menyebalkan itu menjadi targetmu?" Xu Rui Qi yang masih terheran bertanya untuk kedua kalinya.

"Bukankah itu seru?" Kang Ryu hanya bisa mengatakan hal tersebut. Selama ini, ia menyembunyikan identitasnya sebagai pengikut setia Artemis, sehingga ia tidak mungkin bercerita pada Xu Rui Qi bahwa ia mendapatkan perkamen leukos langsung dari sang dewi yang berisi tugas untuk menjaga anak ingusan itu.

"Lalu apakah kau sudah membuat perkamen yang sama persis? Dimana kau bisa membuatnya?" Xu Rui Qi meragukan bahwa ada seorang makhluk yang bisa mereplikasi bentuk perkamen itu mengingat perkamen tersebut diciptakan sendiri oleh sang dewa matahari, Apollo.

"Aku sudah mendapatkannya dari paman Buffon." Kang Ryu menyebut nama sang phoenix merah asal wilayah boreas yang merupakan pengasuhnya dulu, Louis Buffon. Pria tua kelahiran Meksiko yang harus rela pindah ke Seoul untuk menjaga sang argyros muda sebagai amanah dari kawan lamanya, sang harimau hitam alias melas yang merupakan pimpinan klan harimau di wilayahnya. Harimau melas itu adalah ayah dari Kang Ryu, Kang Joon. Ibu dari Kang Ryu sendiri adalah seorang harimau leukos ternama di wilayah boreas, Yoo Gyuri. Pasangan harimau itu harus mengasingkan putrinya dari wilayah boreas maupun notus agar tidak diketahui eksistensinya sebagai harimau dengan Morphe Argyros. Aura seorang argyros terlalu besar untuk dirasakan para klan harimau, aura itu hanya bisa teredam dengan ramuan-ramuan tertentu. Oleh karena itu, mereka meminta sahabatnya sang pheonix merah yang merupakan seorang peramu dan penyihir putih untuk menjaga putri argyrosnya.

"Hebat sekali dia bisa mereplikasinya." Xu Rui Qi bergumam takjub. Ia tidak tahu saja bahwa perkamen yang dibawa Kang Ryu adalah perkamen asli milik Apollo yang biasa diberikan pada leukos.

Kang Ryu dan Xu Rui Qi mengikuti target bersama-sama. Jika kau bertanya mengapa, Jang Kiha dan Kang Haneul ternyata pergi kemana-mana bersama, hal ini membuat Kang Ryu dan Xu Rui Qi juga tidak bisa berpisah untuk menjaga kedua anak lelaki itu.

Ada satu pikiran yang terbersit di benak Kang Ryu. Merupakan hal bagus jika kedua anak lelaki ini terus bersama, sungguh sebuah kebetulan yang membahagiakan. Dengan begini, Kang Ryu bisa meninggalkan tugasnya pada Xu Rui Qi sang leukos untuk turut menjaga Jang Kiha. Kang Ryu masih penasaran dengan anak manusia bernama Jeon Wonwoo itu. Ia memutuskan untuk kembali mengikuti kemana Jeon Wonwoo pergi dan menitipkan Jang Kiha pada Xu Rui Qi.

"Rui Qi, aku percayakan Jang Kiha padamu. Jagalah anak lelaki manis itu selama aku pergi." Kang Ryu melesat dalam wujud harimau leukos dengan kecepatan angin. Xu Rui Qi yang tidak sempat protes pada kawannya hanya menghela napas panjang dan menunaikan amanahnya untuk menjaga kedua anak lelaki ini.

~

Kang Ryu kembali mengikuti pergerakan Jeon Wonwoo. Kali ini pria bermarga Jeon itu sedang menjadi pembicara dalam salah satu seminar internasional tentang manajemen bisnis. Karena susana yang cukup ramai, Kang Ryu bisa dengan mudah menyelinap masuk kedalam seminar. Sebelumnya ia telah mencuri kartu pas salah seorang peserta seminar dengan menghipnotisnya. Kartu pas yang ia dapatkan itu Kang Ryu gunakan untuk memasuki aula tempat seminar berlangsung.

Tidak ada yang spesial dengan Jeon Wonwoo. Ia hanya pria yang merupakan anak manusia biasa dengan segala ketenarannya. Pria kaya pemilik perusahaan properti, wajah tampan, sukses di usia muda, dan memiliki banyak pengemar setia. Kang Ryu merasa janggal bahwa lelaki sukses ini harus mati dikala lelaki itu berada pada puncak karirnya, bukankah itu merupakan takdir yang kejam. Apa yang lelaki ini perbuat di kehidupan sebelumnya sehingga ia harus mendapatkan takdir itu.

Kang Ryu terus memerhatikan wajah Jeon Wonwoo dengan lekat. Mulai dari sorot mata Jeon Wonwoo yang tajam, hidung mancungnya, bibir tipis yang menambah ketampanannya jika ia sunggingkan sebuah senyuman, garis rahangnya yang begitu tegas, dan segala kesempurnaan yang tertoreh pada manusia bernama Jeon Wonwoo, Kang Ryu perhatikan satu persatu.

Kang Ryu perlahan menyadari bahwa memang manusia yang memiliki keindahan sempurna itu tidak mustahil. Ia selalu berpikir, manusia yang parasnya kelewat indah adalah wujud lain dari para harimau, srigala, atau pheonix yang memiliki keistimewaan tertentu. Atau merupakan wujud lain dari transformasi para dewa contohnya Artemis. Seperti dirinya yang seorang argyros, ia dianugerahi paras cantik nan elegan dalam wujud manusianya. Tak jarang Kang Ryu membuat manusia di sekitarnya menetapkan pandangannya karena keindahan yang terlukis pada setiap lekuk wujud manusia Kang Ryu.

"Peserta dengan Nomor Pas D9V3321." Panggilan seorang pewara yang lumayan lantang menggunakan mikrofon dihadapannya membuat Kang Ryu tersadar dari aktivitasnya memandangi manusia bernama Jeon Wonwoo.

"Hei." Wanita yang duduk disamping Kang Ryu menepuk pundaknya pelan. "Itu normor pasmu. Berdirilah." Kalimat wanita itu disambut dengan kerutan kening sang argyros.

"Apa?" Sebelum Kang Ryu sempat untuk memuat otaknya, ia ditarik berdiri oleh wanita disampingnya. Kang Ryu lantas menatap tajam padanya.

"Ya, wanita yang mengenakan blazer hitam. Silahkan mengajukan pertanyaan pada Presedir Jeon." Pewara itu memanggil Kang Ryu dengan ciri-cirinya. Kang Ryu sedikit kebingungan karena ia tidak tahu harus mengajukan pertanyaan seperti apa pada Jeon Wonwoo. Ia sedari tadi tidak memerhatikan apa yang disampaikan oleh pria Jeon itu, ia hanya memerhatikan setiap inci wajah Jeon Wonwoo yang bergerak-gerak membentuk beberapa ekspresi ketika ia berbicara.

"Kau diberikan kesempatan untuk menanyakan hal pribadi Presedir Jeon" Bisik wanita yang menarik lengan Kang Ryu tadi. 'Lihat saja nanti wanita muda, aku akan membuatmu kelabakan.' Batin Kang Ryu.

"Apakah kau tidak memiliki pertanyaan untuk Presedir Jeon, nona cantik?" Pewara itu memerhatikan Kang Ryu dengan seksama sembari menaikkan alisnya. Jeon Wonwoo yang berdiri di samping pewara itu turut menjatuhkan atensinya pada Kang Ryu. Lelaki itu menatap lekat wajah indah milik Kang Ryu. Entah mengapa, sangat sulit untuk melepaskan pandangan darinya. Jelas saja, Kang Ryu adalah harimau perak alias argyros yang lahir dengan segala bentuk keindahan yang langka.

"Apakah anda bisa mempekerjakanku di perusahaan anda?" Sialnya malah kalimat itu yang keluar dari mulut Kang Ryu tanpa sadar. Kalimat yang biasa keluar dari gadis muda yang sudah frustasi mencari pekerjaan kemana-mana tapi tidak kunjung didapat. Ya, Kang Ryu tidak sengaja mendengar percakapan gadis-gadis yang duduk dibelakangnya mengenai lowongan pekerjaan, hal itu membuat Kang Ryu melontarkan kalimat permintaan pekerjaan pada Jeon Wonwoo. Pertanyaannya berhasil menumbuhkan gelak tawa manusia-manusia di aula itu, termasuk kekehan kecil dari si lelaki tampan, Jeon Wonwoo.

"Bisa." Pria Jeon menyunggingkan senyumnya pada Kang Ryu. "Tapi semua tetap tergantung pada performamu."

"Maksud anda?" Kang Ryu mengerutkan dahinya.

"Maksudku, kau harus mengikuti semua prosedur yang ada untuk bisa bekerja di perusahaanku. Semua tetap pada aturan yang telah ditetapkan. Jika kau tertarik, mendaftarlah dan ikutilah seleksinya." Jeon Wonwoo menuturkan kalimat tersebut dengan penuh ketegasan dan kebijaksanaan dibalik suara beratnya.

"Nona cantik. Sepertinya kau sudah sangat putus asa mencari pekerjaan, sampai kau menanyakan lowongan pekerjaan dihadapan khalayak." Pewara itu terkekeh menggoda Kang Ryu, gelak tawa lagi-lagi terdengar di penjuru aula. Kang Ryu hanya menatap pewara itu dengan datar dan kembali duduk. Kang Ryu bertekad untuk menjadi karyawan yang bisa bekerja di dekat Jeon Wonwoo demi menghilangkan rasa penasaran Kang Ryu terhadap manusia tampan itu. Entah mengapa, semakin lama Kang Ryu merasa ia seperti ditarik oleh kekuatan magnetik yang berasal dari manusia bernama Jeon Wonwoo. Hal tersebut membuat Kang Ryu selalu mencoba mendekat padanya untuk mengkonfirmasi energi apa yang telah tercipta.

~

"Chrysos." Apollo sang dewa matahari yang muncul tiba-tiba dari langit senja menghampiri seorang pria berperawakan tinggi yang sedang bersantai menikmati nektar dalam cangkir emasnya.

"Dewa Apollo." Ia menunduk memberi salam hormat pada sang dewa.

"Kediamanmu ini terlalu konvensional Chrysos. Tidak indah sama sekali di pandang mata." Apollo menelisik setiap sudut mansion mewah milik sang Harimau emas.

'Kau yang tidak tahu desain interior dewa.' Batin pria itu.

"Apa? Kau bilang aku yang tidak paham masalah desain bangunan?" Pria yang dipanggil oleh Apollo dengan sebutan Morphenya yakni Chrysos itu hampir melupakan kenyataan bahwa sang dewa tentu bisa membaca pikirannya.

"Bukan begitu maksudku. Apakah ada yang bisa kubantu dewa? Sampai kau harus repot-repot mendatangiku." Ia meletakkan cangkir nektarnya di meja. Namun, cangkir itu menghilang begitu saja dengan ajaib setelah bersentuhan dengan permukaan meja entah kemana.

"Kau lebih baik segera kembali ke wilayah boreas dan mengambil alih pimpinan seluruh klan harimau. Itu memang tugasmu menyatukan klan harimau di wilayah notus dan wilayah boreas. Kau malah masih asik bermain peran di dunia manusia." Apollo mendaratkan kakinya ke permukaan.

"Usiaku belum genap seratus tahun dewa. Kau sendiri yang menemaniku untuk mendengar ramalanku dari sang oracle. Aku akan dinobatkan sebagai raja pemersatu klan pada usiaku yang genap seratus tahun." Harimau emas itu berdecih pada sang dewa.

"Tapi usahanya harus kau mulai dalam waktu dekat Chrysos. Kau mengemban amanatku." Apollo mengeluarkan aura dewatanya agar sang harimau chrysos tidak berlaku dominan. Apollo sudah tahu sekali bahwa chrysos ini telah mengeluarkan aura dominannya hingga menyeruak ke dimensi manusia. Manusia bisa merasakan aura emas dominannya nan mengintimidasi jika berada dalam jarak radiasi tertentu.

"Apakah kau tahu takdirku? Berakhir mengenaskan atau malah sebaliknya dewa? Belakangan ini, aku merasakan kehadiran makhluk yang auranya cukup kuat di kota Seoul. Tapi akupun tidak yakin, aura itu sangat samar dan perlahan menghilang." Harimau Chrysos ini mendudukkan dirinya. Apollo sangat yakin bahwa sang harimau emas telah merasakan kehadiran sang harimau perak walaupun masih dalam aura yang samar. Apollo tahu itu adalah perbuatan kembarannya, ia mencuri ramuan pembunuh aura untuk menyamarkan aura perak yang dipancarkan sang argyros. Ia tidak menyalahkannya, ia juga dengan rutin memberikan ramuan pembunuh aura untuk Chrysos. Hal ini diminta oleh sang harimau emas sendiri, ia masih ingin menyembunyikan identitasnya dari semua klan. Ia tidak ingin mendatangkan kegemparan bagi seluruh makhluk.

"Fokuslah pada usahamu menemukan gyne-mu dan segera kembali ke boreas. Kau harus memulai misimu untuk menjadi pemegang tahta tertinggi klan harimau."

"Tapi bagaimana jika firasatku mengarah pada fakta yang mengejutkan? Seperti… aku bertemu zaman dengan seorang argyros." Apollo yang semula hendak pergi untuk menonton acara sketsa komedi latin kesukaannya di televisi dewa dibuat berhenti oleh perkataan sang Chrysos. "Bagaimana jika aku harus bertarung dengannya seperti yang dilakukan dua harimau pendahulu? Kau akan berpihak pada siapa dewa Apollo?" Sang chrysos bertanya seakan menampakkan kekhawatiran dimatanya, ia berharap dewa Apollo akan berpihak padanya karena keselamatan seluruh klan harimau ada di tangan sang Chrysos.

"Aku tidak akan berkomentar. Sebagai seorang dewa, aku hanya bisa memerhatikan kalian menjemput takdir yang tergores di kehidupan kalian masing-masing tanpa mencampurinya. Aku hanya bisa menuntun dan memberikan petunjuk. Pilihannya ada pada kalian. Oiya, ini." Apollo melemparkan sebuah perkamen pada Chrysos. "Aku sampai lupa untuk memberikannya padamu, padahal tujuan utamaku adalah memberikan perkamen itu." Setelah memberikannya, Dewa Apollo langsung melesat secepat cahaya membelah langit petang yang berangsur menggelap.

Sang Chrysos membuka perkamen itu dan membacanya. Ia lantas menyunggingkan sebuah senyuman penuh arti. Aura dominannya telah ia redam, ia sampai melupakan eksistensi manusia yang bisa saja terancam karena aura emasnya. Salahkan saja pada Apollo yang selalu membuatnya naik pitam dan tak mau kalah memancarkan aura dewatanya.

~

Kang Ryu tengah mengisi ratusan pertanyaan pada formulir pendaftaran karyawan baru di perusahaan milik Jeon Wonwoo. Kang Ryu sudah bertekad untuk menuntaskan rasa penasaran pada anak manusia yang bernama Jeon Wonwoo. Ia tidak peduli dengan anak ingusan yang harus ia jaga, toh ia bisa menitipkannya pada Xu Rui Qi. Lagipula, anak ingusan yang masih SMA itu bisa apa, tidak akan mungkin mereka melakukan hal yang bisa membahayakan diri mereka maupun orang lain hingga harus dijaga oleh dua orang harimau.

Xu Rui Qi kali ini mendarat di balkon griya tawang Kang Ryu tanpa memporak porandakan kaca jendela seperti yang ia lakukan tempo hari. Sepertinya, kekuatannya telah pulih. Jika kau penasaran apa yang terjadi pada kekuatan Xu Rui Qi, ia ditipu oleh seorang wanita yang merupakan pheonix hitam. Wanita itu menjual nektar, tapi nektar tersebut ternyata telah ia campurkan dengan ramuan sihir yang dapat membuat orang yang meminumnya tidak dapat mengontrol kekuatannya. Xu Rui Qi membeli nektar pada wanita tua itu karena kasihan, wanita itu terlihat menyedihkan. Tidak pernah Xu Rui Qi menyangka bahwa wanita itu adalah penyihir hitam picik yang selalu mengganggu eksistensi klan harimau maupun klan srigala.

"Kau ini tidak bertanggung jawab Ryu. Kau yang memilih anak itu untuk menjadi tagetmu, tapi malah kau tinggalkan padaku begitu saja." Xu Rui Qi merebahkan badannya di kasur berbalut sutra milik Kang Ryu.

"Aku akan membayarmu lain waktu, ada urgensi lain yang harus aku kerjakan." Kang Ryu menutup laptop yang ia gunakan untuk mengisi formulir tadi.

"Bilang saja kau malas menjaga anak ingusan itu. Jang Kiha ternyata anak yang sangat berisik, banyak tertawa seperti orang bodoh. Herannya Kang Haneul senang berada di dekatnya. Hingga mereka hendak tidur pun, mereka saling mengirim pesan lewat ponsel pintarnya, seperti anak muda yang kasmaran." Xu Rui Qi mendengus.

"Mereka itu sama-sama lelaki, Rui Qi." Kang Ryu ikut merebahkan badannya di samping Xu Rui Qi.

"Cinta itu tidak memandang gender, Ryu." Perkataan Xu Rui Qi dibenarkan oleh Kang Ryu. Memang tidak mengherankan, Apollo saja banyak memiliki kekasih laki-laki saat peradaban Yunani sedang berada di puncaknya dahulu. Jika ada makhluknya yang berlaku demikian, salahkan saja pada sang dewa narsis bernama Apollo itu.

Di pagi harinya, Kang Ryu meninggalkan Xu Rui Qi yang masih terlelap di alam mimpinya. Kang Ryu hanya meninggalkan note yang ia tempelkan di wajah Xu Rui Qi. Note itu berisi pesan agar Xu Rui Qi kembali menjaga Jang Kiha sementara Kang Ryu harus pergi. Kang Ryu harus menghadiri wawancara untuk dapat diterima sebagai karyawan inti kantor presedir, sehingga ia dapat lebih dekat dengan Jeon Wonwoo.

Saat Kang Ryu sudah berada di ruangan wawancara, Kang Ryu mudah saja menghipnotis manusia fana yang mewawancaranya. Manusia fana itu akhirnya memasukkan Kang Ryu pada daftar karyawan yang diterima. Tak lupa Kang Ryu memanipulasi ingatan mereka dengan kabut ajaib. Kang Ryu menyeringai penuh kemenangan, kali ini rencananya untuk mendekati manusia bernama Jeon Wonwoo itu berhasil ia lakukan.

Dugh…

Tubuh Kang Ryu tidak sengaja ditabrak oleh seorang pria berperawakan tinggi ketika ia baru saja keluar ruang wawancara. Pria itu tidak meminta maaf pada Kang Ryu, ia malah menatap tajam Kang Ryu dengan manik matanya. Kang Ryu merasakan ada yang aneh dengan pria tersebut. Auranya menunjukkan bahwa pria itu bukanlah manusia biasa. Manik matanya berwarna coklat pekat. Kang Ryu mengakui bahwa pria ini termasuk dalam jajaran pria tampan, tapi belum bisa menyaingi ketampanan anak manusia incarannya, Jeon Wonwoo.

"Kau harus menatap sekitar ketika berjalan." Suara berat nan dalam keluar dari mulut pria itu. Terasa dari suaranya, ia bukan manusia biasa, Kang Ryu sangat yakin itu.

"Kau yang menabrakku tetapi kau yang menegurku. Tidak sopan." Kang Ryu menatap pria itu untuk terakhir kalinya dengan mata birunya yang sebiru samudra. Pria itu sedikit tertegun ketika ditatap tajam oleh Kang Ryu. Kemungkinan pria tinggi itu telah merasakan aura yang dominan dari Kang Ryu karena tanpa sadar Kang Ryu sedikit mengeluarkan aura peraknya karena menahan amarah.

Kang Ryu meninggalkan pria itu yang masih tertegun memerhatikannya. Ia menabrak sudut bahu pria itu sehingga pria itu sedikit terhuyung kehilangan keseimbangan. Kang Ryu tidak meperdulikannya dan segera keluar dari area perusahaan milik Jeon Wonwoo.

'Sangat aneh, ia jelas bukan manusia. Ia memiliki aura harimau.' Batin Kang Ryu yang masih berjalan dalam wujud manusianya. Dalam hitungan detik, ia merubah wujudnya menjadi leukos dan melesat dengan kecepatan angin.

~

Kang Ryu berhenti di depan gedung sekolah tempat targetnya, Jang Kiha, bersekolah. Kang Ryu menelusuri sekitar mencari keberadaan Xu Rui Qi. Ia lantas menggelengkan kepala sembari berdecak ketika melihat Xu Rui Qi yang tengah terlelap diatas pohon. Bukannya menjaga kedua anak manusia itu, harimau leukos yang satu ini malah terlelap masuk ke alam mimpinya, padahal ia bangun lebih siang dari Kang Ryu.

Ide jahil muncul di pikiran Kang Ryu untuk menganggu tidur pulas sang leukos. Kang Ryu ikut bertanggar pada batang pohon lalu menendang kawannya hingga terjatuh dengan wajah yang terlebih dahulu menabrak permukaan tanah. Sang pemilik wajah langsung mengaduh kesakitan dan terbangun dari tidurnya.

"Aish… sialan kau Kang Ryu." Xu Rui Qi kemudian mengumpati Kang Ryu yang masih menorehkan senyum miring padanya. Kang Ryu loncat ke permukaan tanah untuk menghampiri Xu Rui Qi.

"Hei leukos. Kau ingat bahwa kau punya tugas untuk menjaga mereka bukan?" Kang Ryu menunjuk eksistensi kedua anak manusia yang harus mereka jaga dengan dagunya.

"Aku sudah hapal dengan bau mereka. Aku akan bangun jika mereka tidak dalam radar penciumanku." Xu Rui Qi masih sibuk membersihkan pakaiannya yang terkena tanah akibat ulah kawannya tadi.

"Ayo kita ikuti, sepertinya mereka akan pergi ke suatu tempat." Kang Ryu menarik tangan Xu Rui Qi untuk mengikuti kedua anak manusia itu pergi.

Kedua anak itu ternyata berjalan-jalan di salah satu area kuno kota Seoul, Unhyeongung. Kang Ryu baru saja mengingat bahwa harimau siberia morphe leukos yang pernah menjadi simbol negara kebanggaan Korea Selatan pernah tinggal di kawasan ini. Kawasan ini banyak dihuni berbagai Morphe harimau terutama leukos yang sedang menjalankan tugasnya di dunia manusia. Kang Ryu cepat-cepat menambahkan cipratan cairan pembunuh aura yang diberikan Artemis sebanyak-banyaknya agar tidak ada yang mengenali aura perak argyros yang ia bawa.

"Eh. Kemana perginya kedua anak itu? Aku hanya lengah sebentar mereka sudah hilang. Tidak mungkin, mereka langsung hilang dari radar penciumanku begitu saja." Xu Rui Qi terlihat panik karena tidak bisa menemukan keberadaan Jang Kiha dan Kang Haneul. Kang Ryu yang baru selesai dengan kegiatannya mencipratkan cairan pembunuh aura segera menghampiri kawannya itu.

"Mungkin mereka berlarian di sekitar." Kang Ryu ikut menelusuri setiap sudut pengelihatannya di area tersebut.

"Tidak Ryu. Aku tidak mencium bau mereka dalam radarku. Kau juga tidak menciumnya bukan?" Kang Ryu mengangguk dan mulai mengkhawatirkan kedua anak manusia itu.

"Ini aneh. Sepertinya ada makhluk yang mengambil mereka berdua. Mari kita berpencar mencari jejak mereka." Kang Ryu sangat yakin bahwa tidak mungkin ini adalah ulah manusia. Ini pasti ulah makhluk lain, entah itu harimau, srigala, pheonix, atau makhluk lain yang memiliki niat tertentu.

Kang Ryu mencium aroma darah manusia yang begitu manis, aromanya menusuk indera penciumannya yang tajam. Aroma vanila dan aroma mint bercampur menjadi satu. Jarang sekali ada manusia yang memiliki aroma darah seperti ini, kecuali mereka adalah hypóstasis. Manusia yang didalam tubuhnya mengalir darah suci makhluk kuno dari peradaban Yunani. Mengikuti aroma darah itu, Kang Ryu dan Xu Rui Qi menemukan tas kedua anak yang menghilang tersebut. Di tas itu terdapat bercak darah yang aromanya persis dengan yang mereka cari.

"Demi sungai styx. Apakah mereka?" Xu Rui Qi membulatkan matanya sembari mengambil tas kedua anak itu. Xu Rui Qi dan Kang Ryu saling bertukar pandang seolah mengerti apa yang terjadi. Mereka langsung melesat dalam wujud leukos mengikuti aroma tetesan darah yang tertinggal.

Indera penciuman mereka melabuhkan mereka pada gedung tua tak berpenghuni yang berada cukup jauh dengan kawasan kuno tadi. Area gedung tua ini cukup terpencil. Semakin mereka memasuki gedung itu, aroma darah manis semakin tercium. Mereka yakin bahwa kedua anak manusia yang tengah mereka cari berada di wilayah tersebut. Kang Ryu dan Xu Rui Qi bergerak dengan hati-hati menelusuri keberadaan Jang Kiha dan Kang Haneul.

Mereka sangat terkejut ketika mendapati kedua anak tersebut berada pada undakan batu besar tanpa kesadarannya. Di tubuh mereka terlihat goresan-goresan luka seakan mereka pernah memberontak. Disebelahnya terdapat kuali besar berbahan dasar perunggu yang tertanggar diatas perapian. Sekumpulan makhluk mengintarinya seakan berjaga dengan siaga. Dapat Xu Rui Qi dan Kang Ryu ketahui bahwa mereka adalah sekumpulan harimau dan srigala biru. Mereka berjumlah sekitar dua puluh kepala.

"Mereka akan menggunakan darah anak manusia itu untuk membuat ramuan kekebalan dan menambahkan kekuatan mereka. Setelah itu, mereka akan mengorbankan kedua anak manusia hypóstasis itu di tanah kuno agar mereka bisa menjadi makhluk abadi." Xu Rui Qi berbisik didekat Kang Ryu.

"Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bertarung?" Kang Ryu sudah memasang ancang-ancang untuk menyerang. Xu Rui Qi mengangguk dan turut bersiap dalam wujud leukosnya. Pertarungan dua lawan dua puluh.

Prang.

Suara kuali yang terbanting mengisi penjuru ruangan gedung tua itu dengan nyaringnya. Suara itu menghasilkan gemaan yang tak kalah nyaring dari suara aslinya. Perapian yang semula menyala kini telah padam. Kawanan harimau dan srigala terkejut dengan serangan cepat nan tak terduga yang baru saja mereka alami. Mereka segera merubah wujud manusianya menjadi wujud asli milik mereka. Secara bersama-sama, kawanan srigala dan harimau itu menyerang Kang Ryu dan Xu Rui Qi. Tentu saja pertarungan dua lawan dua puluh adalah pertarungan yang berat sebelah bukan?

Xu Rui Qi seketika terbanting dengan kencangnya, merubuhkan tembok timur gedung tua itu. Kang Ryu juga tak kalah mengenaskannya dari Xu Rui Qi, ia terlempar membentur kaca jendela gedung tua itu hingga tak lagi memiliki bentuk. Namun, bukan Kang Ryu dan Xu Rui Qi namanya jika tak kembali menerjang lawannya. Mereka kembali bangkit dan menerjang lawannya dengan penuh kemurkaan. Sayangnya kali ini dewi fortuna sedang tidak berpihak pada mereka berdua. Para kawanan yang telah sempat meminum ramuan kekebalan dan menyesap darah anak manusia berstatus hypostas itu sulit dikalahkan. Bahkan mustahil karena mereka kalah jumlah.

Kang Ryu sangat murka sekarang. Lagi-lagi wujud leukos berhasil membuatnya gerah, wujud ini terlalu lemah bagi Kang Ryu. Ia hanya bisa mengerahkan sepuluh persen kekuatannya dalam wujud ini. Ingin rasanya ia berubah ke wujud argyros dan menyelamatkan Xu Rui Qi serta kedua anak itu. Xu Rui Qi terus terbanting berkali-kali hingga terluka. Kang Ryu tidak bisa tinggal diam dengan keadaan ini. Ia kemudian mendekat pada Xu Rui Qi dan berbisik padanya.

"Bawalah pergi kedua anak itu ke tempat aman Rui Qi, aku yang akan mengurus kawanan ini." Sebelum Xu Rui Qi sempat menanggapi perkataan Kang Ryu, mereka berdua terpental akibat serangan kawanan itu secara bertubi-tubi.

"Aku tidak bisa meninggalkanmu Kang Ryu." Xu Rui Qi berteriak sembari melancarkan serangan baliknya.

"Pergilah. Kedua nyawa anak manusia itu lebih penting. Aku akan bertransformasi." Seolah mengerti apa yang dikatakan Kang Ryu. Xu Rui Qi mendengus.

"Kau gila. Tidak mungkin kau bertransformasi." Xu Rui Qi sibuk menghindari semua serangan yang terus datang dengan frekunsi yang cukup sering sebelum dirinya kembali terpental jauh dengan suara dentuman kuat.

"Xu Rui Qi. Menurutlah padaku, kita tidak punya cara lain. Bawalah mereka sekarang." Sang Argyros yang sudah kelewat marah mengeluarkan aura peraknya agar kawannya itu menuruti perkataannya. Xu Rui Qi terpaksa mengikuti perkataan Kang Ryu dan segera memboyong kedua anak manusia yang ternyata sudah siuman dan melihat semua kejadian itu ke tempat yang aman.

Seketika wujud Kang Ryu bertransformasi kedalam ukuran yang lebih besar. Bulu-bulu perak muncul dengan cahaya bersinar disekitarnya, corak hitam menghiasi bulunya, warna hitam yang paling pekat dari seluruh dimensi kegelapan. Matanya yang sebiru samudra memancarkan kedinginan dan keindahan abadi. Aura perak yang dominan berhasil mengintimidasi kawanan makhluk tersebut. Mereka mundur saking terperangahnya. Mereka tidak percaya akan eksistensi makhluk yang baru saja mereka lihat di hadapan mereka, Argyros.

Sang Argyros dengan ganasnya mencabik satu persatu musuhnya dengan mudah. Walaupun musuh-musuhnya itu telah meminum ramuan kekebalan, Kang Ryu dalam wujud argyrosnya tidak terpengaruh sama sekali. Ia sudah berhasil membunuh setengah kawanan, mereka semua kembali ke wujud manusia sebelum menguap menjadi abu. Masih melihat ada kawanan itu yang hidup, Kang Ryu segera menyerang tanpa ampun. Ia sudah menghabisi sembilan belas nyawa sekarang, satu lagi ia bunuh, maka semua akan selesai. Namun, ia tidak menemukan eksistensi makhluk itu. Rupanya ia sudah melarikan diri dari tempat karena masih sayang akan nyawanya. Hal ini tentunya adalah hal buruk bagi Kang Ryu, ada yang mengetahui keberadaannya sebagai Argyros.

Kang Ryu kini melesat mencari keberadaan Xu Rui Qi dan kedua anak manusia itu. Xu Rui Qi sudah merubah wujudnya kedalam bentuk manusia. Terlihat puluhan luka goresan menutupi wajah dan tubuh Xu Rui Qi. Kedua anak lelaki itu hanya memandangi Xu Rui Qi dengan tampang terkejutnya. Kang Ryu yang masih dalam wujud argyrosnya datang mendekat.

"Ahh…" Jang Kiha dan Kang Haneul terpental dari tempatnya. Xu Rui Qi juga sedikit terhuyung kehilangan keseimbangan. Aura perak dominan sang argyros masih melekat kuat, membuat siapa saja didekatnya terkena radiasi energi tersebut.

"Kang Ryu. Berubahlah." Xu Rui Qi berteriak sembari memalingkan wajahnya dari Kang Ryu. Kang Ryu segera kembali pada wujud manusianya. Ia lantas mencipratkan cairan pembunuh aura dengan segera agar aura yang baru saja ia keluarkan tidak terdeteksi oleh makhluk lain. Luka-luka goresan juga menghiasi wajah dan tubuh manusia Kang Ryu. Kang Ryu segera memulihkan diri dengan usapan salivanya seperti biasa.

Tanpa Kang Ryu sadari, kedua anak manusia itu melihat Kang Ryu dengan takjub, pupil mereka membulat seakan melihat keajaiaban dunia. Walau faktanya memang benar itu adalah sebuah keajaiaban. Kang Ryu lantas memberikan senyuman pada kedua anak lelaki itu.

"Haa…ha..lo nona harimau perak." Jang Kiha terbata dan masih takut dengan kedua makhluk dihadapannya itu, tapi ia merasa harus menyapa kedua wanita yang telah menyelamatkan nyawanya dan Kang Haneul.

"Xu Rui Qi. Mari kita kembali ke griya tawangku. Kalian berdua, peganglah tanganku." Jang Kiha tidak punya pilihan selain menuruti perkataan nona harimau perak dihadapannya itu, ia segera memegang erat lengan kanan sang argyros. Kang Haneul juga menurut dengan memegang lengan kiri Kang Ryu. Mereka langsung melesat dengan kecepatan angin menuju kediaman Kang Ryu.