"Ayo, kuantarkan pulang."
Spontan Lusi meraih tangan Arkan, dan menahannya. "Ada apa denganmu?" tanya Lusi, sembari mendongak.
"Tidak ada."
Lusi berdiri, mensejajarkan posisi mereka. "Apa aku membuat kesalahan?"
Arkan memalingkan wajah tanpa menjawab. "Langit sudah mulai gelap. Aku harus segera mengantarkanmu."
Pria itu melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Lusi yang masih berdiri di tempat.
"Apa yang sudah aku lakukan?" Lusi merapikan laptop dan menyusul Arkan. Pria itu tengah berdiri di depan toko sembari membelakanginya.
"Ar, kau tidak ingin mengunci toko ini?"
Tanpa menjawab, Arkan langsung berbalik dan mengunci pintu toko. "Ayo."
Lusi mengangguk pelan. Mereka berdua berjalan dalam kesunyian. Hanya suara angin dan knalpot kendaraan yang berlalulalang.
Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Meski Lusi tidak tahu, mengapa sikap Arkan tiba-tiba berubah.
