Helaan napas lelah terdengar berkali-kali dari mulut Keke. Wanita itu tengah kesepian hari ini. Lusi pergi dengan Arkan sejak pagi, sedangkan dirinya hanya berdiam di rumah sembari menonton televisi yang tayangannya hanya itu-itu saja.
"Malang sekali nasibku. Lusi pergi dengan Arkan, dan aku hanya menjadi batu berlumut di sini. Apa tidak ada satu orang pun pria yang mengajakku pergi?"
Keke merebahkan tubuhnya di atas sofa panjang. Seumur hidupnya mengenal Lusi, baru kali ini wanita itu merasa kesepian.
"Lusi, kapan kau kembali?"
Ketika tengah asyik bergumam, bel rumahnya berbunyi. Keke melompat dari sofa dan berlari ke arah pintu.
"Lusi, apa kau kembali?"
Senyum di bibir Keke memudar. Ternyata yang datang adalah Arman, bukan Lusi.
"Kau kenapa? Lusi tidak ada di rumah?" tanya Arman, yang masih berdiri di depan pintu.
"Ada keperluan apa Mas Arman kemari? Jika ingin bertemu Lusi, ia tidak ada di sini."