Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Murder on Halloween

🇮🇩Ay1004
--
chs / week
--
NOT RATINGS
7.7k
Views
Synopsis
Sepuluh … Sebelas … Dua belas … Tiga belas … Tubuhku bergetar dengan hebat tanpa bisa aku kendalikan ketika mendengar hitungan dari seseorang di sekitar sana, berusaha sebisaku untuk tidak terlihat dan terdengar yang membuatku memeluk kedua kakiku dengan sangat erat dan menutup mulutku dengan rapat. Keringat bercucuran dan jantungku berdegup dengan sangat kencang, sehingga tidak dapat kukendalikan deruan napasku yang memburu saat itu. Hal yang aku pikirkan pada saat itu hanyalah satu, Aku tidak ingin mati. Tolong … selamatkan aku! Ini merupakan kisah terburuk yang dialami oleh Fadi, seorang anak remaja yang terjebak di sebuah rumah tua yang kala itu dijadikan tempat pembunuhan oleh sekelompok orang yang merupakan teman dari kakaknya, yang sengaja mengundang beberapa teman yang lainnya dan termasuk sang kakak juga Fadi untuk hadir di pesta Halloween, dan melakukan sebuah permainan hide and seek yang ternyata permainan itu merupakan sebuah alibi untuk melaksanakan pembunuhan terencana. Bagaimana usaha Fadi dan sang kakak untuk keluar dari rumah tua itu tanpa diketahui? Dan sebenarnya apa motif dari pembunuhan itu?
VIEW MORE

Chapter 1 - Undangan untuk Dafa

Ding!!

Game Over!

"Ah!!" Fadi menggeram dengan kesal ketika games yang ia mainkan dengan sang kakak di menangkan oleh Dafa kakaknya, yang tentu saja membuat Fadi merasa tidak puas akan hal itu, dan lagi setelah melihat Dafa tertawa, membuat dirinya semakin membara dan ingin mengalahkannya di permainan yang lainnya kala itu.

"Kita mainkan games yang lainnya!" seru Fadi kepada Dafa yang tertawa mendengar ajakan tersebut, yang kemudian membuat Dafa menggelengkan kepalanya untuk menolak ajakan dari sang Adik yang kala itu langsung menatapnya dengan cepat,

"Oh! Ayolahh!! jangan membuatku menjadi seorang pecundang, ayo dan teruskan!" ajak Fadi merengek seperti anak kecil, meski ia tahu jika dirinya sudah tidak lagi pantas untuk merengek di depan kakaknya yang kini segera meraih Handphonenya ketika itu berdering di saat yang bersamaan. Yang tentu saja membuat Fadi kala itu hanya bisa menghembuskan napasnya dengan kesal dan kemudian meraih kaleng soda untuk dia tegak di sana bersama dengan keripik kentang yang tersedia, ia menunggu sang kakak yang kala itu mengangkat sambungan telfonnya dengan seseorang di sana.

Meski pun Fadi tidak bisa mendengar dengan jelas mengenai apa yang dibicarakan oleh seseorang yang menghubungi kakaknya di sana, namun dirinya masih bisa menarik kesimpulan dari perbincangan yang di tuturkan oleh sang kakak pada siang itu.

"Huh? Undangan halloween? Kapan itu?" itu lah hal yang di pertanyaan oleh sang kakak, membuat Fadi merasa bahwa Dafa akan pergi untuk pesta Halloween, yang tentu saja membuat dirinya pun ingin ikut dan bergabung untuk setidaknya bisa berbincang dan menjadi teman-teman dari sang kakak yang keren, karena baginya sang kakak adalah panutan yang harus di ikuti dan tidak boleh sedikit pun di lewatkan!

"Besok lusa malam, di kota tua? Wah … kenapa jauh sekali tempatnya?" sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Dafa pada saat itu, membuat Fadi kini menganggukkan kepalanya dan merasa bahwa alasan itu adalah alasan yang sangat tepat agar dirinya bisa ikut besama dengan sang kakak untuk pergi berlibur jauh bersama, setidaknya karena ia tahu jika kedua orang tua mereka cukup memanjakan Fadi dan pastinya akan mengidzinkan atau bahkan memerintah Dafa agar sang adik bisa ikut dengannya di sana, yang membuat Fadi kini hanya tersenyum ketika memikirkan hal itu, hingga ia pun pada akhirnya tersadar ketika sang kakak kini sudah menutup sambungan telfon itu.

"Siapa kak?!" sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Fadi pada saat itu, membuat Dafa mengerutkan dahinya ketika merasa bahwa sang adik tidak biasa memanggilnya dengan sebutan kakak di sana, karena biasanya Fadi yang normal pasti akan memanggilnya dengan kata Daf, Fa … atau kata Heh! Untuk bertanya atau mengobrol santai dengannya, namun karena ia sudah tahu sifat dari adiknya yang satu itu, membuat Dafa pun berujar,

"Kenapa? Mau ikut?" tanya Dafa kepada Fadi, yang langsung saja membuat sang adik kini menganggukkan kepalanya menanggapi pertanyaan dari sang kakak di sana, dan mambuat Dafa kini menghembuskan napasnya untuk kemudian mengedikkan kepalanya seraya berucap,

"Yaudah, siap-siap gih! Malem ini kakak berangkat!" ucap Dafa kepada sang adik yang kini terlihat terkejut mendengarnya, namun dengan reaksi yang senang yang ia tunjukkan pada saat itu.

"Serius nih?? gua boleh ikut?!" tanya Fadi kepada Dafa, yang kini menghembuskan napasnya lagi dan mengangguk menanggapi pertanyaan dari sang adik di sana seraya berkata,

"Iya! Cepet sana siap-siap, gua panasin mobil dulu! Oh ya, inget! Karena ini pesta Halloween, bawa kostum untuk hari H nya!" jelas Dafa kepada Fadi yang kini tersenyum dan menganggukkan kepalaya menanggapi hal itu.

Dengan semangat Fadi segera berlari menuju kamarnya dan bersiap-siap, membawa apa saja yang setidaknya barang itu berguna untuk mereka di sana.

Dafa sengaja pergi di hari itu, karena mereka menggunakan mobil menuju luar kota yang definisinya tidak tepat di kota sebelah, namun cukup jauh dari kota mereka tinggal, meski sebenarnya Dafa merasa ragu untuk datang ke pesta itu, namun melihat Fadi sangat senang, membuat Dafa pun hanya bisa menyerah dan akhirnya mempersiapkan tenaga untuk mengemudi selama kurang lebih delapan jam menuju kota tua dan nantinya ia akan berniat untuk menyewa hotel di sana selama dua hingga tiga hari, sekalian liburan dan kebetulan perayaan Halloween berdampingan dengan libur akhir semesternya dan juga libur sekolah dari Fadi yang kala itu menginjak kelas tiga SMU, karena serba kebetulan jika sekolah Fadi akan di bangun, yang membuat para gurunya memberikan libur panjang sekaligus tugas yang menumpuk di bulan itu.

Dengan malas, ketika Dafa tengah memanaskan mobilnya, ia pun berjalan menuju ruang baca, yang ia ketahui pasti lah Ibu dan Ayahnya ada di sana. Karena itu merupakan tempat favorit dari keduanya. Setibanya ia masuk ke dalam ruangan itu, ia melihat sang Ayah tengah membaca sebuah buku history dan sang Ibu tengah merajut seraya menyenandungkan senandungan yang begitu enak di dengar oleh sang Ayah.

"Ayah … Ibu!" panggilan Dafa pada saat itu, membuat keduanya kini menoleh menatap putra sulung mereka yang kini berjalan dan terduduk tepat di sofa depan tempat duduk sang ayah, yang tentunya membuat Ayah dari Dafa kini mengedikkan kepalanya ketika ia menghentikan aktivitasnya di sana.

"Ada apa Dafa?" tanya sang Ibu kepada Dafa yang kini tersenyum seraya berucap,

"Hari ini Dafa sama Fadi pergi ke luar kota ya! Bolehkan?" sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Dafa pada saat itu membuat sang Ayah mengangguk sedangkan sang Ibu kini mengerutkan dahinya seraya berucap,

"Mau ke mana malam-malam gini? Ngapain coba?" tanya Ibu kepada Dafa yang kini menoleh menatanya, jelas sekali terlihat di dalam pandangan sang Ibunda jika dirinya merasa khawatir pada saat itu, dan membuat Dafa menggelengkan kepala seraya berucap,

"Liburan sebentar! Cuma tiga sampai empat hari … soalnya sahabat Dafa ajak Dafa untuk liburan ke rumahnya, dan lagi … kasian Fadi! Dia terus saja mendapatkan tugas dan tidak pernah libur, karena sekolahnya lagi di bangun dan dia juga sering di rumah, tapi tugasnya sudah seperti seorang profesor yang harus menilai banyak hal! Bahkan lebih sibuk Fadi di bandingkan dengan aku!" jelas Dafa kepada sang Ibu yang kini tertawa mendengar penjelasan itu, dan kemudian sang Ibunda pun pada akhirnya menganggukkan kepala menyetujui dan mempersilakan keduanya untuk berlibur.

"Kapan kamu berangkat, Daf?" sebuah pertanyaan yang kala itu di lontarkan oleh Ayah dari Dafa pun bertepatan dengan Fadi yang datang membawa satu tas besar dan kemudian memanggil kakaknya di sana,

"Kak, mobil gak di kunci kan?" sebuah pertanyaan yang di lontarkan oleh Fadi pada saat itu membuat ketiganya menoleh menatap Fadi, dan kemudian membuat Dafa mengangguk seraya berucap,

"Dafa sama Fadi pergi malam ini!" jawab Dafa, dan membuat sang Ibu kini menghembuskan napasnya dan menghentikan aktifitas rajutnya yang kemudian menatap sang putra dengan cukup kesal namun diliputi oleh kesabaran yang luar biasa, sehingga terlihat lesu di sana dengan berucap,

"Lah … kenapa gak bilang dari tadi sih?? kan Ibu bisa buatkan kalian bekal!" ucap sang Ibunda yang kini beranjak dari tempat duduknya dan berjalan menuju dapur, sedangkan Fadi dan Dafa hanya tersenyum menanggapi hal itu.

"Fad! Masukan saja tasmu ke bagasi, mobilnya lagi dipanasin kok!" jelas Dafa kepada Fadi yang kini mengangguk menanggapi ucapan itu, dan membuat Fadi pun berjalan menuju mobil untuk meletakkan tasnya di sana.