Seperti yang direncanakan oleh Dafa dan juga Fadi, keduanya banyak menghabiskan hari itu dengan liburan di kota tua, banyak sekali destinasi yang bagus untuk dijadikan ajang Photo, yang tentu saja membuat Fadi merasa sangat bergairah untuk terus mengambil Photo di sana, suasananya, kondisinya, jalananya, pemandangannya dan bahkan langitnya.
"Kak! Abis ini kita ngapain? Ke mana maksudnya!" jelas Fadi kepada Dafa yang kala itu tengah sibuk membuka ponselnya dan terlihat sangat serius menatap ke arah ponselnya pada saat itu, sehingga pertanyaan yang di lontarkan oleh Fadi pun ia abaikan begitu saja,
"Woi!" panggil Fadi lagi, dan kali ini Dafa pun menolehkan pandangannya tersadar dengan panggilan dari sang adik yang kala itu terduduk di seberang tempat ia terduduk,
"Eh, Iya Apa Fad?" tanya Dafa kepada Fadi yang kini menghembuskan napasnya seraya membersihkan lensa kamera miliknya di sana.
"Setelah ini, kita ke mana?" tanya Fadi lagi, bersamaan dengan datangnya makanan yang mereka pesan beberapa saat yang lalu, mendengar hal itu membuat Dafa mengerutkan dahinya lagi dan kemudian berkata,
"Eum … kayaknya kaka ketemuan sama teman-teman yang baru aja sampai ke sini, Fad … kalau lu gak mau ikut juga paling lu nunggu di hotel atau jalan-jalan sendiri!" ucap Dafa, dan membuat Fadi menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu seraya berkata,
"Yaudah … gue ikut, tapi kalau gak rame ya gue pulang ke hotel aja sendiri!" jelas Fadi kepada Dafa yang kini menghembuskan napasnya dan menganggukkan kepala di sana untuk menanggapi ucapan Fadi yang kini tengah menyantap makanan yang dipesankan olehnya.
…
Dan benar saja, seperti dugaan dari Fadi. Ketika ia bertemu dengan teman-teman dari Dafa, Fadi merasa sangat-sangat bosan. Bukan karena percakapan yang mereka lakukan, namun karena memang vibes yang dirasakan oleh Fadi kepada mereka berbeda, seolah Fadi tidak ingin berlama-lama di saat itu. Dan hal itu membuat Fadi pun meminta izin kepada sang kakak untuk segera pulang ke hotel dengan alasan jika ia sudha sangat lelah hari itu, dan membuat sang kakak memberikan kunci mobilnya dan berkata bahwa ia akan diantar oleh teman-temannya ke hotel malam nanti, dan hal itu membjuat Fadi mengangguk mengiakan penjelasan dari sang kakak pada saat itu, dan Fadi pun segera pergi dari sana meninggalkan Dafa yang terlihat sangat seru berbincang dengan yang lainnya.
Entah mengapa biasanya Fadi akan bisa bersosialisasi dan berbaur dengan cukup baik kepada siapa pun, namun pada saat itu sepertinya Fadi sedang tidak ingin melakukannya dan memutuskan untuk kembali ke hotel.
…
Sesampainya di hotel, Fadi memilih untuk segera membuka laptopnya dan mengedit beberapa hasil jepretannya siang tadi di kota tua bersama dengan kakaknya dan selanjutnya ia memutuskan untuk bermain games.
Bersama dengan teman-teman nya yang berada di rumah, mereka saling berhubungan melalui discord dan memutuskan untuk bermain games online bersama. Namun, ada sesuatu hal yang aneh yang ditanyakan oleh salah satu temannya bernama Aris yang kala itu mengechatnya via Message dalam games, yang tentu saja membuat Fadi mengerutkan dahinya ketika membaca apa yang di katakan oleh Aris pada saat itu.
'Fad, Lu sama siapa sih? Kok kalian bahas bunuh-bunuhan?!'
Dahi Fadi seketika mengerut ketika membaca pesan yang diberikan oleh Aris pada saat itu, yang kini membuat Fadi pun segera membalasnya dengan mengirimkan kata,
'Apa sih Lu?! gue sendirian kok di hotel, lagian juga sepi!'
Itu lah kalimat yang di berikan oleh Fadi, sebelum akhirnya membuat Aris kembali memberinya pesan,
'Nggak, Fad! Seriusan … kok mereka bahasnya tentang ngebunuh anak-anak lain, sih? Siapa yang mau kalian bunuh?! becanda lu gak lucu ah Fad!'
Pesan itu kembali membuat Fadi merasa bingung, ia bahkan menolehkan pandangannya ke arah kanan dan juga kiri untuk memastikan jika gak ada siapa-siapa di sana, dan kemudian terkekeh ketika menyadari bahwa Aris pasti mengerjai dirinya, yang pada akhirnya membuat Fadi pun berkata,
'Dah lah Ris! Gue sendirian dan gue takut nih! Jangan becanda ah, gila kali lu ya!'
Itu adalah pesan yang di berikan kepada Aris oleh Fadi, namun di saat yang bersamaan Guntur yang sama-sama sednag aktif dan bermain dengan mereka pun kini berkata,
"Fad, di sana ada siapa sih? Kok bahasnya ngeri amat?! lu lagi nyetel TV ya?" pertanyaan Guntur saat itu membuat Fadi seketika tersenyum dengan lebar seraya berkata,
"Ah! Tuh kan … Lu sama Aris sama aja , sekokol kalian buat nakutin gue!" ucap Fadi, dan kemudian Fadi pun segera mengaktifkan kameranya seraya berucap,
"Gue bilang gua sendirian di sini! Gak ada siapa-siapa!" jelas Fadi seraya memutarkan laptopnya ke arah mereka yang aktif bersama dengannya, dan kemudian berkata,
"Lu sama Aris jangan ngada-ngada ah! Takut gue!" ucap Fadi kepada Guntur dan juga Aris yang kemudian membuat Guntur kini berucap,
"Aris?! emangnya lu ngomong apa Ris?! kenapa lu gak ngomong juga ke gue?!" tanya Guntuk kepada Aris yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian berucap,
"Huh?! ngapain juga gue ngomong ke elu! Orang yang harusnya kita tanya itu Fadi! Fad … lu seriusan sendirian di sana?!" tanya Aris kepada Fadi yang kini membuatnya merasa menjadi tidak enak dan merasa ada yang janggal pada saat itu, dan membjuat Fadi kini menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu.
"Serius, di sini gak ada siapa-siapa!" jelas Fadi,
"Terus tadi yang ngomong siapa?" tanya Guntur, membuat Fadi kini mengedikkan kepalanya seraya bertanya,
"Ngomong apa si?" tanya Fadi,
"Ya itu … rencana buat ngebunuh gitu! Gak cuma satu orang kok yang gua denger!" jelas Guntur, dan membuat Aris menganggukkan kepalanya menanggapi hal itu, dan membuat Fadi mulai resah, namun ia menyanggah dengan berucap,
"Ah, Bohong kalian ya! Mau ngerjain gue kan?!" ucap Fadi dengan sangat yakin, dan hal itu membuat keduanya mengertukan dahi dan membuat Guntur berucap,
"Gak Fad … seriusan ini! Gue denger itu, ngapain juga bohong!" jelas Guntur kepada Fadi, dan membuat Aris kini menanggapi,
"Iya! Gue juga … Mama Gue juga denger, makanya juga gue nanya!" jelas Aris kepada Fadi yang kini terlihat mulai ketakutan di sana.
"Tapi gue beneran sendiri di hotel ini, Cumi! Kakak gue lagi sama temen-temennya di luar!" jelas Fadi kepada keduanya yang terlihat terkejut dan khawatir di sana, dan bahkan mereka terlihat tidak nyaman saat itu. Melihat raut kedua temannya, membuat Fadi kini berucap,
"Kenapa?" tanya Fadi kepada mereka berdua, yang membuat Aris kini berkata,
"Fad, mending pergi ke luar sekarang Fad!" ucap Aris kepada Fadi, yang membuat Fadi pun mengangguk untuk beranjak dari tempat duduknya, yang bersamaan dengan itu Dafa pun masuk dari luar pintu yang ada di belakang tempatnya terduduk, yang tentu saja membuat Fadi terkejut dan menoleh menatapnya.
"Oh! Kak Dafa!" panggil Fadi dengan kaget, melihat itu membuat Dafa kini berucap,
"Kenapa kamu?" tanya Dafa, dan membuat Fadi kini menggelengkan kepalanya seraya berucap,
"Main Games sama Aris sama Guntur!" jelas Fadi, yang membuat Dafa kini mengangguk dan kemudian berucap,
"Kita pindah Hotel Fad!" jelas Dafa kepada Fadi yang kini mengerutkan dahinya dan kemudian bertanya lagi,
"Kenapa pindah hotel kak?" tanya Fadi kepada Dafa yang tidak menjawab pertanyaannya, namun dari raut wajah pucat Dafa saaat itu, membuat Fadi pun segera mengangguk dan berbalik untuk menatap teman-temannya di sana,
"Hei, udah dulu ya! Gue mau pindah hotel!" ucap Fadi kepada Aris dan Guntur yang terlihat kebingungan di sana, dan bahkan karena Fadi ingin cepat pergi dari hotel itu, dia bahkan tidak memperdulikan panggilan dair Aris dan Guntur ketika mereka memanggilnya saat Fadi langsung menutup laptopnya di sana.
"Fad, tunggu!"
"Fad?!"
Hanya itu lah kata yang di dengar oleh Fadi sebelum akhirnya ia mengemasi barangnya dan menoleh menatap sang kakak yang berdiri di ambang pintu itu menunggu sang adik selesai mengemas, dan mereka pun segera pergi dari hotel itu.
…