Hawa dingin yang menusuk, memaksa mata seorang gadis cantik untuk mengerjap. Tatapannya memindai seluruh ruangan yang tampak asing baginya. Paikirannya mencoba mengingat-ingat apa yang sudah terjadi. Kenapa dia sampai bisa sampai ada di tempat itu.
Pikirannya terus berkelana mengumpulkan setiap kepingan puzzle yang bertebaran tentang kejadian kemarin. Hingga tibalah ingatannya di mana dia menyerahkan semuanya kepada sang suami, membuat Almira refleks menoleh ke samping.
Kosong!
Tidak ada siapapun di sana. Hatinya langsung mencelos, dengan pikiran yang sudah menerka hal buruk. Apa Daffa meninggalkannya setelah mendapatkan apa yang laki-laki itu inginkan? Apa kejadian semalam itu hanya rekayasa Daffa saja agar Almira mau menyerahkan kehormatannya?
Pikiran-pikiran buruk seperti itu membuat air matanya langsung luruh tanpa bisa di cegah. Gadis itu terisak, menangisi nasibnya yang akan benar-benar hancur jika Daffa meninggalkannya.