Rian yang sudah hancur mood nya, memilih untuk mendatangi Livia di apartemen dari pada ke perusahaan seperti apa yang dikatakannya tadi.
Tidak mungkin Rian bisa bekerja dengan benar sedangkan moodnya hancur saat ini. Dia butuh sesuatu yang menyenangkan dan salah satunya adalah pelepasan.
Hanya Livia yang bisa menjadi tempat Rian untuk mendapatkan itu. Jadi, dia memilh datang dan menyalurkan keinginan nya.
Setelah berpacu beberapa saat dengan jalanan, akhirnya Rian tiba juga di apartemen Livia. Laki-laki itu segera turun dan melangkahkan kakinya menuju lift yang akan membawanya ke unit apartemen Livia.
Ting.
Suara pintu lift yang terbuka, menandakan jika Rian sudah sampai di tempat tujuannya. Laki-laki itu segera melangkahkan kaki, keluar dari sana.
"Rian, kamu mau kemana?" suara orang itu menghentikan langkah kaki Rian.
Laki-laki itu segera berbalik, dan membuang nafas kasar begitu melihat siapa orang itu.