Chereads / Suami Pengganti (Terpaksa Menikahi Calon Kakak Ipar) / Chapter 24 - Mencoba Memulai Hubungan Baru

Chapter 24 - Mencoba Memulai Hubungan Baru

Daffa membeku kala sang istri memeluknya. Entah apa yang merasuki Almira saat ini hingah saat Daffa membuka pintu kamar mandi, gadis itu langsung memeluknya dengan kata maaf yang terlontar dari bibirnya.

Perlahan Daffa balik memeluk erat sang istri. Menenggelamkan diri dalam pelukan hangat wanita yang selalu menjadi temannya bertengkar.

Cukup lama keduanya dalam posisi itu, seolah menyalurkan rasa yang coba mereka rajut bersama.

"Apa kamu serius ingin memulai hubungan ini bersamaku?" tanya Daffa setelah cukup lama terdiam.

Almira mengangguk di balik pelukan Daffa, itu membuat senyum di bibir laki-laki itu semakin lebar saja.

Perlahan Almira mengurai pelukannya, lalu mendongak manatap dalam manik mata suaminya.

"Mari kita awali hubungan ini sebagai pasangan kekasih, lalu berlanjut ke tahap selanjutnya kalau memang kita menemukan kecocokan satu sama lain," ucap Almira dan dijawab anggukan kepala oleh Daffa.

"Aku setuju. Kita akan saling mengenal dengan cara itu. Jangan lagi menganggapku sebagai musuh, Hem?" 

Almira terkekeh sambil menganggukkan kepala. Mereka memang tidak pernah akur selama ini. Selalu saja ada keributan yang tidak penting dan itu cukup membuat sakit kepala cenat-cenut tak menentu.

"Tidak! Kamu kekasihku sekarang," jawab Almira menyetujui keinginan Daffa.

"Terimakasih sudah mencoba untuk memulai semuanya dengan awal yang lebih baik. Aku berjanji akan meninggalkan semua kebiasaan burukku selama ini. Tolong, bantu aku untuk lepas dari dunia kelam itu. Aku benar-benar ingin memulai segalanya bersamamu," ucap Daffa menatap dalam manik mata suaminya.

Almira mengangguk lalu kembali masuk kedalam pelukan Daffa. Sepertinya, bab pertengkaran mereka yang bagaikan kucing dan anjing itu akan berakhir.

****

Setelah puas mengawali pagi yang manis dengan kedua orang itu yang mencoba mengawali hubungan mereka dengan status baru. Mereka memasuki kantor dengan aura positif yang mereka sebar untuk semua orang.

Kemesraan Daffa saat menggandeng Almira, cukup membuat para wanita di sana menjerit iri melihatnya.

Keduanya tidak lagi menampilkan kemesraan palsu yang mereka pakai untuk menutupi kenyataan hubungan mereka yang sebenarnya. Kini, keromantisan itu benar-benar nyata tanpa sedikitpun rekayasa.

"Daf, kamu duluan saja ke atas. Aku ingin melihat hasil kerjaku kemarin," ucap Almira yang penasaran apakah semua karyawan wanita di sana menuruti peraturan baru yang dia buat.

"Baiklah, aku tunggu di atas. Jangan lama-lama, Hem!" sahut Daffa sambil mengacak gemas rambut sang istri.

"Tentu."

Almira langsung melangkahkan kakinya meninggalkan sang suami. Membuat Daffa tak melepaskan sedikitpun pandangannya dari punggung ramping wanita yang baru saja menyandang status sebagai kekasihnya itu.

Hans yang melihat kelakuan tuannya, langsung mendekat. Sepertinya, wajah laki-laki itu lebih cerah hari ini.

"Saya lihat, hari ini Tuan lebih banyak tersenyum dari biasanya. Apa asupan hari ini sudah lebih dari cukup?" goda Hans sambil menaik turunkan alisnya.

Daffa mendengus kesal lalu memasang wajah garang.

"Jangan ikut campur, Hans! Kamu masih mau bekerja di sini, kan?" tanya Daffa dengan tatapan yang begitu tajam.

"Iya, maaf, Tuan. Saya cuman bercanda," ucap Hans langsung menggaruk tengkuknya yang mendadak terasa gatal.

"Hish, menyebalkan! Sudah, kita ke ruanganku sekarang. Aku ingin tahu apa saja jadwal hari ini," ujar Daffa berjalan mendahului Hans untuk masuk ke dalam lift.

"Baik, Tuan." 

Hans langsung mengekor Daffa masuk ke dalam lift, tak lupa laki-laki itu mengutak-atik ponselnya untuk melihat apa saja jadwal Daffa hari ini yang sengaja dia tulis di ponselnya juga.

"Hari ini kita ada pertemuan dengan perusahaan HS Group, Tuan," ucap Hans memberitahukan pertemuan yang harus Daffa hadiri hari ini.

"Jam berapa itu, Hans?" tanya Daffa memastikan.

"Jam makan siang di restoran xxx, Tuan."

Mendengar jawaban Hans, Daffa manggut-manggut mengerti.

"Baiklah, tapi nanti siang aku akan pergi bersama Almira. Kamu urus saja yang ada di sini," ucap Daffa sengaja ingin memperkenalkan sang istri kepada semua rekan bisnisnya secara langsung.

"Baik, Tuan, sesuai keinginan Anda."

Daffa mengangguk dan kembali asik dengan ponselnya. Sengaja dia mengirim pesan pada sang istri untuk segera naik ke ruangannya setelah urusan wanita itu selesai.

Baru saja beberapa menit, entah kenapa dia sudah merindukan gadis itu. Mungkin inilah yang dinamakan rindu seseorang yang baru saja menjalin kasih.

Ting.

Suara pintu lift yang terbuka membuat Daffa menghentikan aktifitasnya sejenak, lalu berjalan mendahului Hans untuk masuk ke dalam ruangannya. 

Terus diperhatikan oleh asistennya sedari tadi, membuat Daffa kurang nyaman. Rasanya, seperti sedang dicurigai selingkuh oleh sang kekasih. Benar-benar tidak mengenakan.

Namun, baru saja akan mendudukan diri, Hans kembali membuka pintu ruangannya.

"Ada apa, Hans?" tanya Daffa dengan mata yang memicing.

"Emmm, maaf, Tuan. Nanti yang akan melakukan pertemuan dengan anda itu calon pemimpin yang baru di HS Group. Jadi, mungkin Anda tidak akan mengenalinya," ucap Hans memberitahu perihal informasi yang baru dia dapat.

"Oh begitu, ya? Memang yang lama sudah akan lengser?" tanya Daffa karena memang dia tidak tahu pasti mengenai perusahaan HS Group ini. Karena memang selama ini ayahnya lah yang menjalin kerjasama dengan perusahaan tersebut.

"Iya, sepertinya begitu. Mungkin orang itu juga akan banyak meminta informasi dari kita untuk mengetahui sejauh mana kerjasama yang sudah kita jalin selama ini," jawab Hans.

Daffa manggut-manggut mengerti. Dia sepertinya harus membawa berkas-beekas kerjasama mereka agar nanti bisa dilihat oleh calon pemimpin baru itu.

"Terimakasih, Hans. Tolong kamu persiapkan saja semuanya supaya nanti aku dan juga Almira tunggal berangkat," pinta Daffa dan dijawab anggukan kepala oleh Hans.

"Baik, Tuan."

"Hem."

Hans segera keluar dari ruangannya tuannya, meninggalkan Daffa yang mulai kembali fokus pada berkas-berkas di atas meja kerjanya. Dia harus menyelesaikan semua berkas yang menumpuk meminta untuk dibuka satu persatu. Sambil menunggu sang istri, laki-laki itu mulai melakukan pekerjaannya, apalagi sekarang dia memang lumayan dikejar waktu.

Tak berselang lama, pintu ruangan daffa dibuka oleh seseorang. Laki-laki itu mendongak dan tersenyum kala melihat siapa yang kini ada di hadapannya.

"Gimana? Apa mereka melakukan semua yang kamu inginkan kemarin?" tanya Daffa memastikan jika keinginan istrinya untuk menyingkirkan agen KFD benar-benar akan hilang dari kantornya.

"Ada yang masih bandel ada juga yang udah nurut. Tapi aku ngasih peringatan tegas pada mereka yang bandel dengan ancaman pemecatan. Kamu harus melakukan itu agar mereka kapok dan tahu kalau aku tidak main-main," sahut Almira sedikit kesal dengan karyawan yang masih membandel.

"Hemm, apa keuntungan yang bisa aku dapat?" tanya Daffa dengan mata yang memicing.

"Kau mau nya apa?" tanya balik Almira membuat seringai di bibir Daffa langsung terlihat.

"Aku mau kamu memberikan ini!" tunjuk Daffa pada pipinya, sebagai isyarat jika dia menginginkan Almira mengecupnya di sana.

"Ish, ngandi-ngandi aja kamu, Daff! Mau memanfaatkan moment, Hem?" kesal Almira dengan bibir yang mengerucut.

"Kan sama istri sendiri, Al. Kalau sama istri orang lain ya, baru enggak boleh," jawab Daffa sambil terkekeh melihat wajah Almira yang kembali kesal.

"Huft, oke! Asal kamu benar-benar melakukan apa yang aku inginkan!" ucap Almira akhirnya menyetujui keinginan Daffa.

"Kamu serius, Al?" tanya Daffa dengan wajah yang berbinar.

"Tentu saja! Aku tidak pernah bercanda!" tegas Almira tidak main-main dengan perkataannya.

"Yes! Aku akan menagih janjimu itu kapanpun! Awas kalau kamu berbohong!" ujar Daffa menatap Almira dengan gaya yang menyebalkan.

"Hemm, aku bukan pembohong sepertimu!" sahut Almira membuat kini yang gantian cemberut.

Kelakuan mereka itu memang sepertinya tidak bisa 100 persen akur. Selalu saja ada hal kecil yang menjadi pertengkaran keduanya. Tapi, itulah pemanis hubungan mereka. Selalu diwarnai dengan adegan Tom and Jerry setiap harinya.