Chereads / The Envoy of Darkness For The New Beginning / Chapter 24 - Masuk Ke Wilayah Belum Tentu Aman

Chapter 24 - Masuk Ke Wilayah Belum Tentu Aman

Arzlan dikejutkan dengan pemandangan yang sangat luar biasa, dia melihat tanah lapang yang dikelilingi oleh bebatuan besar.

Air terjun yang turun seperti menjadi tirai, yang untuk menahan matanya supaya tidak langsung melihat pemandangan yang sangat luar biasa itu.

"Tempat apa ini?" Arzlan termenung, matanya tidak bisa lepas dari pemandangan yang dia lihat, pepohonan lebat dengan rerumputan hijau benar-benar memanjakan matanya.

Arzlan kembali ke dalam goa.

Orang-orang menatap Arzlan ketika keluar dari goa. Mereka memiliki tatapan yang sama, yaitu rasa penasaran yang begitu besar, sehingga ucapan Arzlan sangat ditunggu oleh mereka.

Pemuda dan perempuan elf mendekati Arzlan.

"Bagaimana? Apa yang kau lihat?" tanya perempuan itu dengan nada yang penuh dengan semangat.

"Yang kalian dengan hanya, suara percikan air yang jatuh dari atas."

Mendengar itu orang-orang menjadi heran, apa yang dikatakan Arzlan, memang benar atau cuma omong kosong.

"Di dalam goa ini, terdapat jalan lain yang menuju suatu daerah hutan dan rerumputan luas. Aku ingin kalian semua, ikut aku untuk memeriksa area tersebut."

Semua saling menatap, mereka memang penasaran tapi rasa takut tetap hinggap di dalam diri mereka. Tentu saja, tempat asing yang belum pernah mereka kunjungi mungkin ada bahaya yang sedang menunggu.

"T-Tuan!" Pemuda itu memberanikan diri untuk berbicara.

"Ada apa?"

"Apakah, daerah itu cukup aman untuk dikunjungi?" Pertanyaan yang terlontar dari mulutnya, mewakili pertanyaan dari seluruh elf.

"Aku tidak bisa memastikannya, tapi jika kalian percaya dengan diriku, maka kita harus memeriksanya sekarang!" Arzlan tidak mampu menjaminkan keselamatan bagi mereka, tapi jika memang tempat itu aman, tentunya akan menjadi sebuah wilayah yang cukup nyaman untuk menggantikan desa mereka yang hancur.

"B-Baiklah! Aku percaya, kepada Tuan!" Pemuda itu berkata, dengan nada semangat.

"Aku ingin kau mengumpulkan seluruh penduduk, aku ingin mereka mendengar apa yang akan aku katakan!"

"Baik!"

Dalam beberapa menit kemudian, para penduduk sudah berbaris rapi. Di depan mereka sudah ada Arzlan, untuk pertama kalinya, Arzlan menjadi seorang pemimpin.

"Aku ingin kalian mendengar ucapanku yang singkat ini! Dengar, di bagian sisi dalam goa ini terdapat suatu area yang dipenuhi oleh hutan dan lapangan hijau yang luas! Tempat tersebut sangat cocok untuk ditinggali, akan tetapi aku belum bisa memastikan kalau tempat tersebut sangat aman. Aku ingin, untuk sementara kalian ikut terlebih dahulu denganku, untuk memastikan kalau tempat itu memang layak untuk dihuni. Jika seandainya, di sana ada penghuni atau ada monster yang mendiami tempat tersebut, kita akan kembali melanjutkan perjalanan!"

Sangat lantang, Arzlan mengeluarkan nada bicaranya, padahal ini adalah pertama kali dirinya berbicara seperti itu. Biasanya, setiap kali dia berbicara di depan umum, orang-orang akan menatapnya lalu menertawakan apa yang diucapkan olehnya, tapi sekarang semuanya sudah berbeda. Mereka tertegun mendengar ucapan Arzlan, suara lantang itu membungkam mulut mereka dan menggetarkan jiwa yang ada di dalam tubuh mereka.

***

Selanjutnya, setelah pidato yang Arzlan sampaikan. Mereka berbondong-bondong masuk ke dalam goa, dengan Arzlan yang memimpin jalan.

Ketika berada di luar goa, mereka benar-benar dibuat kagum dengan pemandangan luar biasa, dari hutan yang terlihat membentang sangat jauh.

"Wah… jadi ini yang disebut oleh Tuan Arzlan!" ucap pemuda itu dengan mata yang tidak bisa berkedip.

Kemudian mereka kembali melanjutkan perjalanan ke bawah, di arah samping kanan, terdapat jalan yang akan menuntun mereka menuju ke area bawah.

Mereka masih dibuat takjub oleh pemandangan indah yang berasal dari hutan, bahkan mereka hampir lupa kalau di samping kiri terdapat jurang tentu saja bisa melayangkan nyawa mereka.

Kaki mereka sampai di daratan yang ditumbuhi rerumputan hijau, mereka melihat ke sekeliling. Air terjun yang terus menerus menurunkan air, bagaikan musik di telinga mereka.

"Tuan!" Wanita elf mendekati Arzlan. "Sekarang apa yang akan kita lakukan?"

Arzlan memperhatikan, setiap orang. Wajah mereka masih memancarkan rasa takjub terhadap tempat yang baru saja mereka temui.

"Kalian tetap di sini! Aku akan, memeriksa daerah sekitar!"

"Eh? Apakah itu tidak berbahaya Tuan?" celetuk pemuda elf.

"Tenang, aku akan segera kembali! Jika aku tidak kembali dalam beberapa jam ke depan, sebaiknya kalian segera pergi keluar dari daerah ini! Kemungkinan akan ada masalah yang datang!"

"T-Tapi…." Dia sebenarnya tidak bisa menerima keputusan Arzlan, akan tetapi melihat tatapan Arzlan dia tidak mampu untuk berkata apa-apa.

"Tunggu! Jika kau ingin pergi memeriksa tempat ini, maka ajaklah aku!" Perempuan elf, memancarkan tatapan bahwa dirinya akan bisa berguna untuk Arzlan.

"Di sini, mereka membutuhkan orang yang memiliki kemampuan untuk bisa menggerakan hati mereka! Jika aku tidak kembali kau yang akan menjadi pemimpin mereka!" Arzlan tidak ingin membahayakan orang lain, atas tindakan yang telah dia ambil.

"Apakah kau meremehkan aku?" tanya wanita itu dengan nada serius.

"Apa? Aku tidak pernah meremehkan dirimu!"

"Kalau begitu biarkan aku ikut denganmu! Aku tidak memiliki kemampuan seperti apa yang kau sebutkan tadi, memimpin semua orang di sini, tidak akan mudah! Tugas itu hanya bisa kau yang menjalankannya. Jadi, kau tidak boleh mati! Di sini, aku akan melindungi dirimu apapun yang terjadi."

"Jangan berlebihan, simpan tenaga yang kau miliki untuk dirimu sendiri! Aku tidak perlu bantuan dari dirimu!" Arzlan langsung membantah kepercayaan diri, yang begitu besar dari wanita itu, memang dia hargai keberanian yang terlontar dari mulutnya, akan tetapi bukan berarti dirinya harus dilindungi oleh orang lain. Bahkan Arzlan lebih memilih mati, daripada harus tetap hidup di dunia yang selalu memberikan air mata darah di dalam hatinya.

"Eh…." Mendengar ucapan Arzlan, dia seperti merasa tidak dihargai, akan tetapi dia paham kalau ucapan Arzlan sebenarnya, bermakna kalau dirinya tidak boleh fokus terhadap orang lain.

"Aku tidak pernah berharap, kalau kau akan mengorbankan diri demi orang seperti diriku. Simpan tenaga dan pikiranmu untuk dirimu sendiri!"

Setelah berucap Arzlan mulai melangkah pergi.

Wanita itu termenung beberapa saat, sebelum dia memasang senyuman dan berkata, "Sungguh dia adalah pria yang sangat luar biasa!"

Hutan yang mereka masuki, cukup sepi. Di sana tidak tampak hewan hanya ada kesunyian yang membuat bulu kuduk menjadi merinding.

Arzlan tidak merasakan apa-apa, kecuali hawa aneh yang seolah sedang memperhatikan mereka berdua.

"Ugh!" Wanita di samping Arzlan, tiba-tiba memasang posisi bersiap untuk menyerang.

"Ada apa?" tanya Arzlan.

"Di depan sana, seperti ada seseorang yang sedang berjalan ke arah kita!"

Arzlan dan wanita itu menunggu, apa yang sebenarnya ada di depan sana. Sosok seseorang, memang terlihat dari kejauhan, sosok tersebut semakin mendekat ketika hutan habis menutupi tubuhnya. Dengan sangat jelas, seorang perempuan memakai baju gaun hijau sedang tersenyum ke arah mereka.

___To Be Continued___