Selesai berbicara dengan ibunya, Ben pun memasukkan ponselnya ke dalam saku celananya. Lalu ia kembali menatap Briella.
"Tadi itu ibumu?" tanya Briella.
"Ya," jawab Ben sambil mengangguk.
"Maaf, tadi aku mendengarkanmu berbicara," ujar Briella sambil menyeringai.
"Tidak apa-apa."
"Apakah ibumu akan menikah?"
Ben menatap wajah Briella yang tampak penasaran. "Ya, dia akan segera menikah."
"Kapan, Ben?"
"Minggu depan."
Briella melebarkan matanya. "Waw. Mengapa ibumu baru memberitahumu?"
Ben mengedikkan bahunya. "Dia memang baru menerima lamaran Liam. Setelah dua puluh tahun lebih Liam selalu setia menanti ibuku untuk menerima cintanya. Dan akhirnya, ibuku mau menerimanya. Liam yang malang, tapi dia memang pria yang sangat setia."
"Wah hebat ya. Liam pasti adalah pria yang sangat baik hati."