Ben jadi ingin segera pergi dari tempat ini. Ia mengangguk dan melambai pada encim dan encek sang tukang masak yang andal.
Lalu Ben dan Briella pun masuk ke dalam mobil. Tangan Ben masih gemetar dan ia memasang sabuk pengamannya, menyalakan mesin mobilnya, dan melesat meninggalkan tempat itu sebelum Briella selesai memasang sabuk pengamannya.
Ia bisa merasakan Briella sedang meliriknya, tapi Ben tak sanggup melihat wajahnya. Jadi, Ben menatap lurus ke arah jalanan supaya ia bisa fokus menyetir. Pada kenyataannya, ia tidak bisa fokus karena perasaannya ketar-ketir.
Briella masih diam saja, tidak mengatakan apa-apa selain tadi menyelanya untuk membayar di kasir. Ben jadi penasaran, jadi ia pun menoleh pada Briella meski hanya sekilas.
Ternyata wanita itu sedang menatapnya. Ben jadi makin gugup.
"Uhm, kamu mau ke mana lagi sekarang?" tanya Ben.
"Terserah padamu," kata Briella dengan suara yang lembut.