Sejenak napas Briella terengah-engah saat Ben berjalan di sebelahnya. Parfumnya selalu berhasil membuat Briella menarik napas dalam-dalam dan menghirupnya. Ia tahu jika perbuatannya itu memang sangat bodoh, tapi hal itulah satu-satunya sekarang yang membuatnya merasa sedikit lebih tenang.
Patrick sungguh bodoh karena mau menerima Selena sebagai kekasihnya. Wanita itu terlalu sombong dan banyak bicara. Entah apa yang Patrick lihat dari wanita itu.
"Apa kamu merasa lebih baik sekarang, Sayang?" tanya Ben.
"Berhenti memanggilku sayang!" bentak Briella.
Lalu ia menyadari jika Ben masih merangkul pundaknya. Segera saja Briella menjauhkan tangan Ben dan mendorongnya menjauh.
"Astaga. Di mana sopan santunmu, Sayang? Aku kan baru saja menolongmu dari jeratan para setan itu. Mereka seenaknya saja menghinamu."
Briella mendengus. "Mantanmu itu!"
"Memang. Selena itu mantanku. Untung saja aku sudah memutuskan hubunganku dengannya," ucap Ben sambil mengangkat alisnya.
