Chereads / The Look Of Love / Chapter 27 - 26. Ada Yang Cemburu

Chapter 27 - 26. Ada Yang Cemburu

Wanita itu sontak terkejut, tapi Ben tidak peduli. Ia lalu mengajaknya untuk berdansa waltz.

Deviana benar-benar kaku seperti papan. Namun, itu tidak masalah. Ben akan menuntunnya untuk bergerak.

"Kenapa kamu mengajakku berdansa?" tanya Deviana.

"Itu karena kamu akan berdansa dengan Gani di acara itu," kata Ben.

"Benarkah? Apakah dia mau berdansa denganku?"

Ben terkekeh pelan. "Kenapa tidak? Aku akan menyulapmu menjadi wanita yang luar biasa."

"Ah, terima kasih, Ben. Aku tidak menyangka kalau kamu akan sebaik ini padaku," ucap Deviana tulus.

Ben pun melepaskan tangannya dan menatap Deviana yang matanya tampak berbinar-binar. "Apa kamu punya sepatu hak tinggi yang sesuai untuk gaun ini? Jika tidak, aku akan meminjamkannya untukmu."

"Tidak usah, Ben. Aku punya sepatuku sendiri di rumah. Tenang saja."

Setelah itu, Ben mengajak Deviana untuk bertemu dengan Lindy, sahabat ibunya. Ia mempelajari wajah Deviana sebentar dan kemudian wanita itu mengangguk setuju untuk merias wajah Deviana.

"Aku sungguh berterima kasih padamu, Ben," ungkap Deviana ketika Ben mengantarnya ke kampus.

"Sama-sama, Dev," kata Ben. "Santai saja. Kita kan teman."

Deviana mengangguk perlahan, tapi kemudian senyumnya memudar. "Aku harap jika kita bahkan tidak sekedar teman."

"Apa?" Ben menoleh pada Deviana.

"Ah, tidak, tidak." Deviana menggerakkan tangannya dengan cepat. "Aku tidak berkata apa-apa. Lupakan saja."

Lalu Deviana melihat jam tangannya dan wajahnya berubah terkejut. "Gawat! Aku hampir ketinggalan kelas! Aku duluan ya, Ben! Sekali lagi terima kasih! Dadah!"

Wanita itu pun berlari sambil melambaikan tangannya. Ben tersenyum dan kemudian membalikkan badannya menuju ke ruang kelasnya.

Tiba-tiba, ia melihat Selena menghampirinya dengan wajah masam. Ia tampak pucak dan dahinya berkeringat.

"Selena?! Apa kamu sudah merasa lebih baik?" tanya Ben dengan nada khawatir.

Selena pun mendesah dengan wajah kekih. "Kamu malah menggoda wanita lain di belakangku, huh?! Kamu sengaja selingkuh dariku karena tahu kalau aku sedang sakit!"

"Bukan begitu, Len. Aku tidak pernah berpikiran untuk menggoda Deviana. Dia itu adalah temanku," tukas Ben.

"Teman?! Habis dari mana saja kamu dan dia? Kalian berangkat bersama ke kampus kan?! Aku melihatmu turun dari mobil bersama wanita itu!!" seru Selena dengan suara yang serak.

Ben pun berdeham. "Selena Sayang, kenapa kamu jadi marah-marah begitu? Aku dan Deviana kebetulan bertemu di jalan. Jadi aku mengajaknya untuk ke kampus bersama."

"Hah?! Apa tidak salah?! Untuk apa kamu berbaik hati padanya? Seharusnya kamu menjemputku, bukannya bermurah hati pada wanita seperti dia!!"

Selena murka sambil menunjuk asal ke arah Deviana menghilang tadi. Ben jadi merasa tidak enak hati. Inilah mengapa ia tidak begitu menyukai Selena menjadi kekasihnya. Mereka berpacaran karena Selena yang lebih dulu menyukainya dan terus mendesaknya agar mereka berpacaran.

Ben tidak tega untuk menolaknya, jadi beginilah keadaannya. Sekarang, Ben sulit untuk bergerak. Seandainya Selena tahu hubungannya dengan Lisa yang sebenarnya, Selena pasti akan langsung memutuskan hubungan mereka.

Haruskah Ben mengaku?

"Selena, kamu sepertinya masih sakit. Kenapa kamu malah masuk kuliah?" Ben hendak menyentuh kening Selena, tapi wanita itu langsung menangkis tangan Ben.

"Jangan sentuh aku!" serunya, murka.

Ben mendesah dan kemudian menatap Selena. "Jadi kamu marah padaku."

"Ya! Aku cemburu dan tidak suka pada wanita menyebalkan itu! Kamu kan tahu kalau aku sedang sakit, tapi kenapa kamu tidak pernah menjengukku atau memberikan perhatian padaku sedikit saja?" rengek Selena dengan bibir yang tertekuk ke bawah.

Ben samar-samar melihat mata Selena yang berkaca-kaca karena air mata. Ah, Ben paling tidak suka melihat wanita yang menangis tiba-tiba seperti itu.

"Ya sudah. Maafkan aku, Sayang. Kamu tidak perlu marah-marah seperti itu. Kamu boleh bertanya pada teman-teman yang lain. Aku dan Deviana hanya sekedar berteman saja, tidak lebih dari itu."

Ben tersenyum tipis sambil menggenggam tangan Selena, tapi wanita itu malah memalingkan wajahnya ke samping.

"Len, apa kamu akan marah-marah terus padaku? Aku benar-benar minta maaf," rayu Ben dengan suara yang lembut.

"Hu uh! Kamu itu menyebalkan!" keluh Selena, tapi Ben tahu jika wanita itu tampaknya mulai luluh hatinya.