Chereads / The Little Touch / Chapter 18 - Penampungan

Chapter 18 - Penampungan

Alan menjauhi Nayla, pergi menjauh. Ia tidak ingin terluka dan melukai, "Aku harus bersikap dingin kepadanya," batin Alan.

Alan menatap keindahan alam dari pucuk yang paling tinggi di pohon pinus.

"Alan, pulanglah!" teriak Gwendolyn di dalam telepatinya. Alan menarik napas,"Bagaimana aku bisa nyaman kalau begini? Ibu selalu saja berteriak!" batin Alan.

"Padahal aku ingin menenangkan diriku," keluh Alan.

Namun, ia tetap melesat pulang menemui keluarga vampirnya. Ia merasa hanya merejalah temoat ia tuju untuk lulang.

Ia tidak bisa membayangkan jika keluarga Thompson tidak ada. Sekarang ia adalah bagian keluarga tersebut.

Ia kembali melesat pulang ke rumah. Ia melihat semua orang sudah duduk di meja makan, TV bergema di ruangan semua hening tanpa suara.

Alan melihat kepucatan di wajah setiap orang seakan-akan mereka adalah mayat. Walaupun sebenarnya mereka pun mayat hidup.

"Ada apa, ini?" tanya Alan.

Mencoba untuk memahami semuanya. Ia merasakan ketegangan yang ketara di sana seakan mereka sedang menghadapi perang ke-3 di dunia.

"Lihat dan dengarkan! Apa yang sedang disiarkan TV. mengenai vampir bersayap tersebut. Mereka telah membunuh dan menghisap darah di Kota Winging Dark.

"Apa?!" Alan tercekat.

Ia tidak menyangka jika vampir bersayap sudah mulai menyerang kota. Alan melihat ke TV, sisa dari pembantaian yang dilakukan oleh para vampir yang mengerikan tersebut.

"bagaimana bisa vampir ini begitu banyaknya?" tukas Alan.

Ia tidak percaya jika hanya berapa malam kemunculan mereka. Vampir bersayap dan kering tersebut sudah menghabisi hampir seluruh kota.

"Apa yang harus kita lakukan Pa?" tanya Agatha.

"Padahal aku sudah melamar untuk mengajar di Winging Dark. jika begini siapa yang akan mau bersekolah?" balas agatha cemas.

"Kita harus mencari tahu! Nayla ... Sebaiknya kamu tidak usah pulang dulu. Aku takut, jika mereka akan membunuhmu juga!" ucap Gwendolyn.

Nayla tercekat, ia tidak menyangka segalanya menjadi kacau, "Padahal hari ini, aku ada ujian semester!" balas Nayla sendu.

Ia sudah menantikan hal tersebut. Semester terakhir dari pendidikannya, ia tidak menyangka akan menjadi kacau.

"Orang tuaku, akan semangkin khawatir jika ia tahu apa yang telah terjadi! Apa yang harus aku lakukan?" batin Nayla.

"Sebaiknya kamu meneleponnya Nayla!" saran Gwendolyn, "anak yang baik dan berbakti," batin Gwendolyn.

Nayla meraih ponselnya langsung menelepon kedua orang tuanya di Indonesia. keempat vampir masih duduk di meja makan dengan diam.

Mereka tidak tau harus bagaimana, keempatnya bagai patung indah di sana. Nayla tahu jika keempatnya masih mencari solusi yang baik untuk semuanya.

Nayla tahu keempat vampir tersebut adalah orang-orang yang sangat baik dan penuh dedikasi untuk kebaikan semua umat manusia.

Nayla melihat keempatnya dan menelepon bercerita dengan keluarganya. Ia tidak peduli jika semua orang mampu mendengar perkataannya dan keluarganya.

Nayla kembali duduk di meja makan setelah selesai menelepon keluarganya. Ia tidak peduli dengan banyak hal baginya yang penting ia makan.

"Mereka adalah vampir. Mereka tidak butuh asupan gizi untuk bertahan hidup. Sebaiknya akau makanlah dulu, agar akau kuat menghadapi hidup ini!" batin Nayla.

Gwendolyn tersenyum mendapati oemikiran Nayla, yang benar-benar optimis di dalam menghadapi kehidupan.

Ia hanya diam saja, mereka masih cemas menghadapi separuh Kota Winging Dark hancur.

"Ada yang, datang!" ucap Gwendolyn.

Semua orang terkesiap mereka mencium beberapa manusia muncul mengetuk pintunya.

Agatha melesat membuka pintu depan, "Hai, ada yang dapat aku bantu?" tanya Agatha.

"A-aku Georgia, ini Sean, Pamela, Laura, Rais. Maaf kami butuh bantuan. Bolehkah kami berlindung di sini?" tanya Georgia.

Ia sedikit kaku melihat kecantikam.yang dipacarkan oleh wajah Agatha yang sangat cantik mempesona.

"Apakah seluruh vampir begitu cantik? Aku pun mau mendapatkan kecantikan abadi ini," batin Georgia.

Georgia mengajak sahabatnya pergi ke rumah Thompson karena ia merasa hanya keluarga Thompsonlah yang mampu melawan para vampir

"Silakan, masuk!" balas Agatha dengan ramah.

Kelimanya masuk dengan cepat, "Na-nayla! Kamu di sini?" tanya Georgia tak percaya.

"Hai, Georgia!" balas Nayla sedikir cuek.

Ia dan Georgia selalu saja bersaing, baik di mata pelajaran dan banyak bidang lainnya.

Namun, Nayla selalu saja tidak peduli.

Baginya ia hanyalah pelajar yang menuntut ilmu dan ia harus bekerja untuk meringankan beban orang tuanya.

Walaupun kekayaan kedua orang tuanya yang masih keturunan ningrat cukup banyak. Ia tidak perlu khawatir untuk tujuh keturunan dan tujuh tanjakan.

Namun, ia hanya ingin menghabiskan waktu luangnya yang terbuang sia-sia. Selain itu ia berasal dari keluarga yang menjunjung tinggi adat yang sangat kental.

"Oo, Georgia! Mari silakan, kenalkan ini putriku Agatha! Kalian sudah saling mengenal dengan Nayla?" tanya Gwendolyn senang.

Walaupun ia menyadari ada persaingan di antara keduanya. Gwendolyn mampu membaca pikiran mereka.

"Iya, begitulah Nyonya Gwen!" balas Georgia, "kami teman satu kampus!" terang Georgia.

Nayla hanya diam saja, ia malas berbasa-basi ataupun menimpali semua perkataan dari Georgia. Georgia terkenal sebagai gadis pemandu sorak dan sangat cantik.

Ia adalah primadona di kampus. walaupun sedikit memiliki sifat arogan dan manja. Semua itu karena segala hal keinginannya selalu diikuti.

Mereja saling memperkenalkan diri mereka masing-masing, "Ayo, makanlah!" ajak Gwendolyn kepada tamu barunya.

Ia begitu bersemangat untuk menyajikan masakan lagi. Andre tersenyum, berbeda dengan Alan. Ia sedikit terusik dengan kehadiran 5 orang manusia lain lagi.

"Satu manusia yang ada di rumah ini saja sudah mrmbuat hidupku kacau. Bagaimana jika bertambah lima lagi?" batin Alan.

Namun, ia tidak berani berkata apa pun. Ia juga tidak mungkin membiarkan kelimanya akan dimangsa oleh vampir bersayap tersebut.

Ia hanya diam di kursinya tanpa bicara apa pun, "Maafkan kami yang sudah mengganggu kalian Tuan dan Nyonya Thompson!" ucap Georgia.

"Thompson? Apakah kalian keluarga Thompson?" tanya Nayla.

Ia lupa jiia awal mula ia berkeliaran di dalam hutan adalah untuk mencari keluarga Thompson. Namun, karena terlalu banyaknya masalah hingga ia lupa akan hal itu.

"Iya Nayla, sayang! Memang ada apa?" tanya Andre bingung.

"Aku ke hutan ini mencari keluarga Thompson, karena ada beberapa monster pria dan wanita yang mencari keluarga Thompson.

"Aku berpikir untuk memberitahukan agar keluarga Thompson menyingkir," balas Nayla.

Ia merasa dangat bodoh yang harus mengkhawatirkan seorang vampir. Sementara dirinyalah yang perlu dikhawatirkan.

"Terima kasih, Nayla! Kamu membahayakan dirimu untuk itu," balas Gwendolyn tersenyum.

Ia tidak menyangka akan ada seorang manusia yang berbaik hati mengkhawatirkan keluarganya.

"Kamu sangat baik sekali, sayang!" balas Agatha lagi.

Georgia semakin sebal, ia tidak menyangka jika Nayla mendapatkan hak istimewa di sana.

"Sial, mengapa Nayla selalu saja mendapatkan perlakuan istimewa dari semua orang!" batin Georgia.