***
Nayla dan semua orang masih berada di kediaman Thompson.
Nayla mencari Alan, ia mengedarkan pandangannya ke sana kemari.
Akan tetapi, ia tidak melihat Alan di mana pun. Nayla ingin bertanya kepada Gwendolyn maupun Agatha.
Namun, ia terlihat sungkan. Ia merasa sedikit malu. Apalagi, ia melihat Georgia berusaha untuk mengakrabkan diri dengan Gwendolyn dan Agatha.
Ia tidak ingin Georgia semangkin membencinya,
"Alan ke mana ya? Apakah harus kutanyakan kepada keluarganya?" batin Nayla.
Ia begitu penasaran dengan keadaan Winging Dark. Nayla bermaksud ingin mengajak Alan mengunjungi Winging Dark. Ia ingin tahu, bagaimana kabar Margaret si Kasir dan teman-temannya yang lain.
Nayla hilir mudik berjalan di teras depan rumah menantikan Alan. Namun, Alan belum pulang juga. Nayla begitu penasarannya.
Ia mendatangi Andre, "Tuan Thompson! Ada yang ingin aku bicarakan," ujar Nayla.
Andre menatap ke arah Nayla, menghentikan sejenak pekerjaannya. Andre Thompson sedang menggerinda sesuatu di sana. Nayla melihat seperti butiran-butiran peluru perak.
"Tuan, apakah Tuan tahu Alan pergi ke mana?" tanya Nayla.
"Hm, memang ada apa?" tanya Andre.
"Saya ingin melihat Winging Dark. bagaimana keadaan di sana? Saya ingin mengetahui keberadaan teman-teman saya!" ujar Nayla.
Andre Thompson memandang Nayla. Ia merasakan jiwa kebaikan terpancar dari wajahnya yang cantik.
"Begini, saja! Aku akan mengantarmu ke sana. Um, sebaiknya ... Apakah kamu bisa mengendarai sepeda motor, Nona Muda?" tanya Andre.
"Tentu, saja!" balas Nayla bersemangat.
Nayla sangat jago mengendarai sepeda motor, ia selalu ikut balapan di Indonesia sewaktu SMU nya.
"Ayo, ikut aku! Tunggu dulu, bawalah ini!" ucap Andre memberikan sebuah pedang samurai dan pistol ke tangan Nayla.
"Tuan, mengapa peluru perak ini tidak berbahaya kepada Tuan dan semua keluarga Tuan?" tanya Nayla.
"Um," Alan memutar-mutar biji matanya seperti kartun animasi, "itu, adalah usulan yang bagus! Aku akan menelitinya nanti!" balasnya tersenyum bahagia.
Nayla hanya terbengong menatapnya. Ia tidak menyangka jika Andre begitu antusias dengan pertanyaan Nayla.
"Apakah Tuan selama ini tidak memperhatikan hal itu?" tanya Nayla.
Andre tersenyum dan menggeleng, "Tidak! Aku hanya ingin vampir yang baik dan manusia bisa berdampingan hidup. Hanya itu tujuanku," balas Andre.
"Ayolah, Nona Muda! Bila kau ingin ke Winging Dark secepatnya," teriak Andre.
Nayla berlari kecil mengikuti Andre yang berusaha berjalan se-formal mungkin.
Keduanya naik dari pintu tingkap menuju garasi di atas mereka. Nayla begitu takjub melihat beraneka ragam mobil dan sepeda motor dari tahun yang paling rendah hingga tahun tinggi.
"Apakah ini sebuah showroom mobil Tuan Thompson?" tanya Nayla.
"Anggap saja, begitu!" balas Andre dengan riang.
Ia begitu bangga dengan semua pencapaian selama 1000 abadnya pada tahun 2020 ini.
"Pilihlah, mana yang kamu suka!" ujar Andre.
Nayla memilih sepeda motor warna hitam yang hanya ada 5 di dunia ini dengan kemampuan yang paling cepat.
"Aku memilih ini, Tuan Thompson. Apakah kau tidak keberatan?" balas Nayla.
Andre terkekeh, "Tentu saja, tidak! Selera kamu sama dengan Alan. Itu adalah salah satu sepeda motor kesukaannya," tukasnya tersenyum dan melemparkan kuncinya kepada Nayla.
Ia juga membawa koper, "ganti bajumu! Itu lebih baik untuk melindungimu dari vampir. Semoga berguna," lanjut Andre.
Nayla menuruti semua ucapan Andre. Ia mengganti bajunya yang terbuat dari sintetis yang ia sendiri pun tidak tahu terbuat dari apa. Bahannya lentur dan hangat juga berwarna hitam.
Nayla terlihat sangat menawan dan keren di dalam balutan baju tersebut. Andre tersenyum,
ia begitu bangga dengan kreasinya.
"Kau seperti seorang prajurit keren masa kini, Nay!" kekeh Andre,
"Aku harap baju itu bisa melindungimu. Tapi, kau tetap waspada dengan kepala. Aku tidak tahu, harus membuat seperti apa? Untuk melindungi itu," ujar Andre.
"Terima kasih, Tuan Thompson!" jawab Nayla.
Ia langsung menaiki sepeda motor dengan kecepatan yang luar biasa. Di punggungnya terselip pedang perak.
Ia terus menembus pekat malam, Andre melompat dari dahan ke dahan sangat cepat di sisi Nayla di sisi kanannya di dalam hutan pinus.
Nayla memasuki Winging Dark. Ia melihat semua kota menjadi senyap dan gelap gulita tanpa cahaya lampu listrik.
Winging Dark menjadi kota mati. Andre melesat dan berdiri di sisi Nayla, "Berhati-hatilah, Nak! Aku merasa banyak vampir muda di dalam.
"Aku tidak menyangka jika Winging Dark menjadi mengerikan seperti Desa Braemer dulu," tukas Andre.
Ia melesat masuk ke dalam, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi, "Kamu tetap dengan sepeda motormu, Nay!" balas Andre.
Nayla menaiki sepeda motornya dan mengikuti Andre masuk ke ke dalam kota. Mereka hanya melihat kegelapan. Beberapa sosok berkerumun menyantap darah manusia.
Nayla memarkirkan sepeda motornya dan menarik pedangnya, "Margaret dan Richard?" batin Nayla.
Ia mengingat kedua sahabatnya. Ia takut jika terjadi sesuatu hal di sana. Ia melihat Andre membunuh semua vampir muda yang brutal dan haus darah tersebut.
"Berhati-hatilah, Nay!" teriak Andre saat beberapa vampir muda melesat ke arahnya dengan kekuatan yang mengerikan yang belum bisa mereka kontrol.
Nayla langsung menebaskan pedangnya, kras! Tubuh vampir muda yang tersabet langsung terbakar menjadi debu.
Nayla semakin bersemangat, ia terus memburu semuanya. Seorang vampir menancapkan kuku tangannya ke tubuh Nayla, untung saja pakaiannya melindunginya. Membuat vampir tersebut terbakar raib tak tersisa.
"Untung, saja! Baju ini luar biasa. Terima kasih, Tuan Andre!" batin Nayla bersyukur, "jika tidak. Aku sudah menjadi salah satu dari mereka." Nayla membatin dan terus memburu musuhnya.
Ia segesit vampir muda di dalam membunuh musuhnya. Namun, beberapa vampir muda mengejarnya dan berusaha mencakar dan menggapai tubuh Nayla.
Ia mulai terdesak dengan vampir yang mulai berdatangan merubunginya. Begitu pun dengan Andre.
Keduanya tidak menyangka jika vampir tersebut begitu banyak yang terus berdatangan.
Mereka seakan mencium darah Nayla yang sangat menggoda.
" Sial, tidak ada habisnya. Seperti zombie, saja. Tuan Andre!" teriak Nayla.
Andre langsung melesat ke arah Nayla yang mulai terdesak.
Andre berusaha menggunakan pistolnya, tapi pelurunya yang sudah habis. Ia berusaha mengambil pisau perak di selipan sepatu botnya.
Sebuah cakaran tepat mengenai punggung Andre. Membuat sedikit asap mengepul di sana, Nayla langsung menerjang vampir yang ingin membunuh Andre.
"Sial, mereka banyak sekali! Nayla, cobalah untuk kabur! Jangan pikirkan aku," teriak Andre.
Nayla semangkin terdesak dan kebingungan. Ia tidak menyangka jika vampir semangkin banyak berdatangan.
Keduanya mencoba untuk mundur ke dalam sebuah bangunan. Andre bukan tidak bisa kabur, ia hanya tidak ingin meninggalkan Nayla.
Andre tidak ingin Alan akan kecewa di sepanjang hidupnya. Andre melihat Alan benar-benar telah jatuh cinta kepada Nayla, yang sangat baik.
Vampir muda semangkin melesat mengejar keduanya tanpa memberikan perlawanan.
Seorang vampir mengangkat tangannya tinggi-tinggi ingin mencakar tubuh Nayla.
Kraukk!
Seekor serigala besar langsung menerkam vampir dan melindungi keduanya.