"Apa maksudnya" gumam heran seorang polisi. Tak lama setelah itu dua orang bertopeng keluar dari dalam toko dan langsung di sambut dengan rentetan peluru.
Setelah keduanya terbaring berlumuran darah, dua orang anggota polisi langsung mendekati untuk mengevakuasi jasad keduanya, namun mereka sekali lagi dikejutkan dengan pesan yang tertulis dibelakang baju salah satu jasad
'lihatlah kalian baru saja membunuh para sandra' dan di jasad satunya lagi bertulis 'ini peringatan! Dengarkan jika tak ingin ada yang terluka'.
Menandakan dua orang bertopeng tadi bukan lah perampok melainkan para pegawai yang disamarkan.
Membaca kedua pesan itu, tentu membuat sang komandan kepolisian merasa sangat marah. Ia telah kalah dalam hal strategi untuk menguasai keadaan medan perang.
Tidak ada data mengenai para petugas maupun perampok, maka akan sangat sulit untuk membedakan para sandra dan perampok.
"Bagaimana sekarang" gerutu salah seorang anggota. "Jangan gegabah, mereka memiliki sandra" sahut polisi lain. "Tidak ada pilihan, kita harus menungikuti permainan mereka" sang komandan menambahkan.
"Lalu apa yang akan kalian lakukan selanjutnya?" teriak komandan kepada perampok.
"Dalam 45 menit kami akan lepaskan para sandra" jawab salah satu perampok, sementara yang lainnya sedang berusaha membuat lubang menuju gorong gorong bawah tanah.
Setelah mendengar jawaban para perampok, komandan membentuk beberapa pasukan untuk memperketat pengawasan mereka di setiap akses keluar masuk toko.
'B O M'
Tiba-tiba terdengar ledakan dari dalam toko dan menghancurkan bagian depan toko. Seketika para pegawai yang menjadi sandra berlarian keluar.
Polisi dengan sigap masuk kedalam toko untuk menangkap para perampok, namun tanpa mereka sadari para perampok sudah melarikan diri melalui lubang yang mereka gali menuju gorong gorong bawah tanah.
Bahkan para anjing pelacak tidak bisa mengendus bau apapun, karena ternyata mereka sudah menyemprotkan cairan khusus untuk menghilangkan bau sekaligus membutakan hidung para anjing.
"Periksa semua yang keluar dari dalam toko ini" perintah sang komandan, "para perampok mungkin berbaur dengan mereka" tambahnya sedikit kesal.
Para sandra langsung di evakuasi dan menjalani pemeriksaan ketat dari kepolisian. Mulai dari sidik jari, wajah, dan segala hal yang menyangkut identitas akan diperiksa.
"Dari mana mereka pergi" komandan memicingkan mata, ia berjalan dengan sangat hati-hati menuju ruang penyimpanan perhiasan, namun semua sudah kosong tak tersisa.
"Tinnit tinnit tinnit"
Komandan yang sedang memeriksa ruang penyimpanan mendengar suara layaknya suara alarm, dengan cepat ia mencari sumber suara itu.
Betapa terkejutnya ia saat membuka ruangan tepat di sebelah ruang penyimpanan yang baru saja diperiksanya, ternyata semua perhiasan di kumpulkan dalam ruangan ini.
Semua perhiasan itu ditumpuk menjadi satu dan membentuk gundukan kecil layaknya harta karun. Dan suara yang didengar komandan semakin terasa jelas.
Benar saja ternyata suara itu berasal dari dalam tumpukan perhiasan itu. Rasa penasaran dan rasa curiga mengguyur perasaan sang komandan.
Ia mendekati tumpukan perhiasan itu untuk memastikan apa yang berada didalamnya. setelah ia membuka tumpukan itu, ekspresinya berubah seketika. Wajahnya mulai pucat,
ternyata benar seperti apa yang dia pikirkan, terdapat bom waktu didalamnya.
Belum sempat ia memperingati rekan-rekannya untuk segera keluar dari toko, 'DUAR' bom itu meledak tepat dihadapan komandan.
Dikarenakan bom itu dikubur dalam perhiasan yang berbahan logam, tentu membuat daya hancur yang lebih besar membuat Keadaan toko perhiasan itu kini cukup menyedihkan.
Banyak anggota polisi yang mengalami luka-luka akibat ledakan. bukan sekedar luka bakar namun banyak yang tertusuk dengan serpihan logam mulia itu dan tak sedikit juga yang meninggal dunia.
Keadaan kota seketika kacau, perampokan kali ini menggegerkan seluruh kota bahkan dunia. Bagaimana tidak, mereka bisa menjalankaan rencana perampokan dengan sangat mulus hingga melarikan diri, bahkan melumpuhkan kepolisian.
* * *
"Kalian sudah mendengar beritanya?" tanya Felix pada Lachlan dan Ivana.
"Peraampokan itu terjadi ditengah kota, bahkan seluruh negeri sedang membicarakannya", sahut Ivana sembari membetulkam posisi kacamatanya yang sedikit turun ke hidung.
"Sudah satu minggu sejak kejadian itu, tapi polisi tidak bisa menemukan apapun" Felix menambahkan.
"Hmmm, mereka terampil" Lachlan menghela napas, memicingkan mata sambil menatap tajam minuman dihadapannya, "apa mereka orang yang sama?" tambah Lachlan heran.
"Apa maksudmu" ucap Felix dan Ivana serentak, "kau pernah bertemu mereka?" tambah Ivana.
"Ahhh iya, tapi ini hanya spekulasi" ujar Lachlan cepat "kalian pasti juga sudah mendengar kejadian di swalayan tempat gonzales bekerja" tambahmya sembari mengaduk aduk minuman didepannya.
"Jadi maksudmu" sahut Felix. "Yaa!! Kemungkinan itu kelompok yang sama, dan aku sempat bertemu dengan mereka" tambah Lachlan.
"Apa yang mereka harapkan dari sebuah swalayan" Felix mulai penasaran, "jika mereka bisa melakukannya dengan baik di toko perhiasan sekelas 'Laporta Bijouterie' kenapa harus merampok swalayan" tambahnya curiga.
"Tapi metode yang mereka lakukan sangat jauh berbeda" sanggah Ivana dengan tenang, "di swalayan perampokan jelas terjadi secara brutal" ia mencoba sedikit menerangkan.
"Sementara di toko Laporta Bijouterie mereka bertindak dengan tenang, apa mungkin pelakunya berbeda?" Tanya Felix yang semakin penasaran.
"Entahlah, sekeras apapun kita mencoba mencari tahu sepertinya percuma, bahkan polisi saja tidak bisa berbuat banyak" jawab Ivana sedikit bercanda.
"Apa kalian mengetahui sedikit detail kronologi kejadian di toko perhiasan itu?" sahut Lachlan.
"Ini!! Hanya ini barang bukti milik pelaku yang dimiliki polisi saat ini" Ivana menunjukkan poto topeng yang sempat digunakan para perampok untuk menipu polisi.
"Hemmm jadi begitu" Lachlan menghela napas. "Oii!! Sejak kapan kau bisa seserius ini?" ujar Felix sambil tertawa. "Cihh aku tidak sepertimu" balas Lachlan ikut tertawa.
'Topeng yang mereka gunakan berbeda, tapi semua perampok di swalayan bahkan memakai topeng yang berbeda-beda' Lachlan mulai memikirkan kejadian di swalayan.
"Menurutmu apakah mereka akan merampok lagi?" tanya Lachlan pada kedua temannya.
"Seandainya iya, apa tujuan mereka selanjutnya" Ivana penasaran.
"Mereka pencuri yang terampil, tapi juga aneh" Felix menambahkan, "menurut berita yang beredar, semua perhiasan di tumpuk menjadi satu tumpukan kecil untuk mengubur bom yabg telah mereks siapkan dan itu artinya mereka mungkin kabur dengan tangan kosong"
Lachlan yang sedang meminum minuman yang dipesannya tadi tersedak karena terkejut setelah mendengar informasi yang disampaikaan Felix, "uhuk uhukkk!!! Hmm, ahh apa?" ia berhenti sambil menggosok gosok dadanya "mereka tidak mencuri apapun?"tambahnya.
"Hei tenang lah, minum dengan hati-hati" sahut Ivana sedikit khawatir.
"Kemungkinan kedua, mereka hanya mengambil perhiasan perhiasan yang mempunyai harga yabg sangat tinggi" ujar Felix sembari memberikan air mineral kepada Lachlan.
"Ini adalah kasus pencurian paling aneh" Lachlan menghela panjang.
Ditengah tengah percakapan mereka, Lachlan seakan merasakan firasat aneh, seakan ada sesuatu berada didekatnya "kalian merasakan sesuatu?" ujar Lachlan sambil mengawasi keadaan sekitar.