Setelah menginteruksikan kepada semua anggota dan membubarkan barisan, Arthur, Allison dan Downey segera bergabung dengan kelompok terakhir.
Mengingat ini adalah misi negosiasi, langkah terbaik adalah menempatkan mereka pada pusat diskusi dikelompok terakhir yang memantau ketujuh kelompok dari kantor.
Karena sejatinya merekalah yang akan berdiskusi dengan para komplotan bertopeng itu, dan kelompok yang dikirim ke sana hanyalah perantara diantara mereka.
Dan bila ada konflik diantara mereka saat negosiasi terjadi, kelima orang itu pasti akan bergerak cukup baik untuk meredam mereka dan mengambil alih sandra dari tangan pihak lain.
Jadi dari 76 orang, tersisa 41 orang ditambah Arthur, Downey, Allison serta tiga orang pasukan elit kelas rendah yang datang bersama Arthur dari markas, yang menjadikan totalnya berjumlah 47 orang yang tersisa didalam kantor.
Arhur, Downey dan Allison berada diruang komunikasi sementara yang lainnya bersiap untuk bergerak jika mereka benar benar masuk kedalam perangkap musuh.
....
Dengan tenang seorang polisi yang membawa keempat rekannya mengendarai mobil patroli polisi di salah satu sudut kota menuju kantor tempat dimana orang orang menyusun, dan menyajikan berita.
Ketika sampai dikantor yang dituju, baru saja memasuki gerbang halaman kantor, mereka disambut langsung dengan rentetan peluru sehingga memaksanya mencari perlindungan dibalik gedung lain sebelum keluar perlahan.
Menginteruksikan keempat temannya agar mengikutinya dari belakang, mereka menuju halaman depan sekali lagi dengan cara mengendap endap.
Begitu mereka tiba dihalaman depan, polisi yang duduk dikursi belakang mobil saat diperjalanan kemari tadi berteriak, "tenang, kami tidak datang untuk mengadu peluru siapa diantara kita yang paling tajam dan mematikan.
Kami datang untuk bernegosiasi dengan kalian agar bisa membawa orang orang yang berada didalam sana pergi!" mengangkat tangan dan meletakkannya dibelakang kepala polisi ini menjelaskan.
Setelah menjelaskan maksud kedatangan mereka, memindai sekeliling, sepertinya ancaman dari rentetan peluru tadi sudah mereda.
Namun, tidak berani berlama lama berada ditempat terbuka, ia kembali ke kelompoknya dibalik tembok lain tak jauh dari halaman depan.
Tidak lama setelah ia kembali kedalam kelompok, seseorang keluar dari dalam kantor dengan kepala tertutup goni dan tangan terikat dibelakang.
Melihat seseorang keluar dengan keadaan seperti itu salah satu dari mereka menyipitkan matanya sambil berkata, "sial! mereka selalu begini"
Mendengar temannya bergumam resah yang lain tidak dapat menahan untuk tidak berkomentar, "apa yang terjadi, apa kau menyadari sesuatu?"
Tanya polisi bernama tony.
Menggelengkan kepalanya sambil menghela napas panjang, yang tadi bergumam menjawab "tidakkah dari kalian ada yang menyadari kalau skema komunikasi mereka mirip dengan yang mereka lakukan saat mereka merampok di toko perhiasan beberapa waktu lalu?"
Mendengar penjelasan itu kelompok tersebut tersentak dalam perenungan
"Setelah kamu membicarakannya saya baru teringat dengan kejadian waktu itu" salah satu dari kelompok mengangguk setuju.
"Anu, maaf. Tapi apa saya melewatkan sesuatu?" tanya seorang polisi dalam kebingungan, ia tidak lain adalah orang yang memimpin kelompok ini tapi kenapa jadi dia yang ditinggalkan dalam diskusi ini.
Tidakkah menurut kalian ini sedikit tidak sopan, untuk membicarakan sesuatu yang bahkaan tidak diketahui oleh ketua kalian.
Puf!
Tony dan ketiga polisi lainnya memukul dahi mereka, mengapa mereka bisa melupakannya, orang yang bertanya barusan adalah satu satunya orang yang tidak ikut serta dalam misi pengepungan perampok ditoko perhiasan 'Laporta Bijouterie'.
Jadi, bagaimana mungkin dia mengerti dengan apa yang mereka diskusikan, sementara dia baru pertama kali berurusan dengan kelompok berbahaya ini.
"Jadi begini, kau pasti tahu saat kita melakukan pengepungan disalah satu toko perhiasan paling terkenal di Rotherham, dan mereka memiliki sandra persis seperti saat ini" jawab orang yang pertama kali sadar saat melihat seseorang keluar dari pintu tadi.
"Ah aku sedikit mengerti sekarang" jawab ketua sambil mengangguk, mengingat dia tidak hadir disaat operasi berlangsung saat itu, bagaimana mungkin dia akan paham dalam sekali pandang.
Hanya saat ia mengingat informasi yang dia terima dari rekan rekannya saat pulang dari misi tersebutlah ia sedikit menyadari secara kasar kejadiannya.
Dengan rekan rekannya mengatakan kalau kelompok bertopeng itu memiliki metode yang sedikit masokis dalam komunikasi negosiasi sedikit membuatnya bingung.
Tapi konten lain yang mereka katakan seperti "mereka mengutus korban untuk menyampaikan pesan maupun balasan" inilah yang membantunya terlihat sedikit cerdas didepan kelompoknya saat mengambil posisi ketua karena menengerti secepat itu.
Menyadari kalau bukan saatnya meminta mereka menceritakan detailnya sehingga melengkapi potongan cerita yang membingungkan didalam kepalanya, ia menginteruksikan seorang polisi untuk menjemput sandra yang dilepaskan itu.
Membawa sandra itu kedalam kelompok, masih dalam kewaspadaan tinggi, mereka mencari kartu identitas orang itu dan membuka penutup kepala, setelah memindai dari poto kartu identitasnya bahwa ia adalah orang yabg sama, barulah mereka mengendurkan kewaspadaan dari orang tersebut.
Karena, jika saja ternyata orang yang keluar ternyata adalah salah satu dari perampok itu sendiri, maka sudah dipastikan mereka akan dilumpuhkan bahkan sebelum mereka bisa menyadarinya.
Baru karena alasan ini saja mereka sudah cukup memiliki alasan untuk terus waspada sebelum memastikan bahwa yang keluar dari pintu itu benar benar korban yang mereka tahan.
Setelah membuka penutup kepala itu, orang dibalik penutup kepala itu hanya melirik mereka dengan bingung sebelum akhirnya pingsan ditempat.
"Apa apaan ini? Baru beberapa saat orang ini keluar dari sana tapi sudah berakhir pingsan seperti ini bahkan sebelum menyampaikan informasi apapun, siksaan apa yang mereka berikan sampai ia tidak bisa menahannya seperti itu" melihat sandra yang baru saja keluar hanya untuk jatuh pingsan, tony tidak bisa menahan diri untuk tidak berkomentar.
Menggelengkan kepalanya dengan tangan meraih goni yang menutup kepala sandra itu tadi, ketua mengendus goni itu lalu berkomentar "bukan dia tidak tahan dengan siksaan yang mereka berikan, tapi mereka sengaja membungkamnya saat sampai pada kita"
"Apa maksudmu?"
"Bagaimana mereka biaa membuatnya pingsan dari jarak jauh seperti ini?"
Mengingat orang ini tadi berjalan dengan semangat saat keluar dari pintu, dan tidak berlebihan jika mengatakan dia pasti akan berlari sekuat tenaga saat itu jugaa jika kepalanya tidak ditutup.
Tapi kenapa orang yang tampak bersemangat melarikan diri itu tiba tiba jatuh pingsan saat tiba dihadapan mereka, bukankah ini terlalu berlebihan.
"Jangan terlalu cepat menyimpulkan!" melihat rekan rekannya kebingungan dengan apa yang dia katakan, dia menyeringai kegirangan karena akhirnya ia bisa tampil layaknya seorang bijaksana sebagai ketua tim.
Mengingat bagaimana dia, sebagai ketua tim dilupakan dalam diskusi hanya karena kekurangan informasi, membuatnya ingin mencekik lehernya sendiri saat itu.
Tapi sekarang akhirnya ia bisa menunjukkan keunggulannya kepada rekan rekannya dan tentu saja ini juga harus menanamkan rasa hormat kepada mereka, jadi ketika terjadi sesuatu seperti diskusi mereka tadi, mereka tidak akan melupakannya sebagai ketua tim.