"Kami benar benar mencari bahkan sampai ke gorong gorong bawah tanah, namun tidak bisa juga bahkan mendapatkan jejak mereka.
"Dan yang kedua adalah pagi tadi dalam serangan dikantor kita ini, cukup banyak dari mereka yang datang menyerang, namun pada akhirnya kami hanya berhasil mengejar tiga mobil, namun tidak juga berhasil menghentikan mereka. Bahkan kami hampir mati saat mereka mencoba menjebak untuk meledakkan kami,
dan karena terperangkap dalam jebakan mereka, kita kehilangan satu rekan hari ini. Sungguh membingungkan menangani kasus ini tanpa petunjuk yang jelas."
Pada titik ini, Allison tidak bisa menahan perasaan sedih yang menghantamnya.
Terlebih karena rasa tanggung jawabnya saat melakukan misi pengejaran tersebut sebagai leader, maka kematian rekannya menjadi pukulan besar terhadap dirinya sebagai ketua yang tidak bisa menjaga keselamatan anggotanya.
Andai saja jika ia mengejar mereka seorang diri pasti tidak akan ada korban jiwa, pasti rekannya sekarang masih bisa menikmati hidup bersama keluarga dan sahabatnya. Namun, memang karena dirinya yang tidak mampu memimpin timnya dengan benar, rekannya masuk kedalam perangkap musuh dan segera direduksi menjadi abu.
Melihat rekannya tenggelam dalam kesedihan, Arthur segera mencoba menenangkan perasaan Allison, "tenanglah, hal seperti itu bukanlah hal yang bisa kita kendalikan setiap saat, bahkan jika kita sudah menyusun segala strategi dengan semua kemungkinan dan persentase keberhasilannya, kesalahan fatal terkadang masih tidak bisa kita hindari,
"Terlebih saat kita bergerak tanpa informasi yang jelas dan karena berada didalam keadaan darurat kita tidak memiliki waktu yang cukup untuk mengatur strategi, maka kesalahan tentu tidak terhindari, dan kesalahan itu juga sebenarnya bukan sepenuhnya kesalahanmu jadi kau tidak perlu membebani diri dengan rasa bersalah seperti ini.
Musuh kita sangat siap dengan rencana dan dia sudah memprediksi respon kalian dalam hal pengejaran, dan saat kalian bertiga berpencar untuk mengejar masing masing 1 target, disaat itu pula sebenarnya kalian sudah masuk kedalam perangkap musuh.
Dan hasil selanjutnya adalah apa yang terjadi sekarang, menurutku merupakan keberuntungan bagi kalian saat hanya satu mobil yang berhasil mereka ledakkan bersama mereka dan kalian akhirnya selamat."
Mendengar penjelasan dari Arthur, Allison memuntahkan seteguk udara keruh dan menghela napas panjang setelah itu berkata, "Baiklah mungkin sudah bukan waktunya untuk meratapi kematiannya. Sekarang kita harus menuntaskan misi ini untuk membalaskan dendamnya."
"Kau benar, saat ini kita memang harus fokus pada masalah yang ada dihadapan kita, tapi aku memiliki sesuatu yang mengganggu dalam pikiranku..."
Menyela pernyataan Arthur, Allison bertanya "apa itu"
Tertegun sejenak seakan masuk kedalam pemikiran yang mendalam, Arthur bertanya, "Sebelum ledakan yang terjadi pada mobil mereka, apakah kau benar benar tidak melihat seorangpun keluar dari dalam mobil itu?"
"Hm iya, aku sangat yakin dengan hal ini, karena aku tidak mengalihkan pandanganku walaupun sebentar dari mobil target, bahkan disaat mobil tersebut berhenti, pengamatanku menjadi lebih fokus dari sebelumnya. Jadi tidak mungkin aku melewatkannya jika memang ada yng keluar dari mobil itu sebelum ledakan terjadi." memahami apa yang dimaksud Arthur, Allison mengangguk pelan sambil menjawab dengan hati hati.
"sejujurnya, hal ini jugalah yang mengganggu pikiranku sedari tadi, bagaimana mungkin mereka sanggup untuk meledakkan diri. Dalam kasus mobil 13 yang masuk kedalam jebakannya masuk akal jika mereka meledakkan mobil itu bersamaan dengan mobil 13, namun disaat mereka meledakkan diri dihadapan kami, aku sangat yakin kalau sebenarnya mereka juga sadar kalau kami sedang tidak dalam jangkauan mereka saat itu.
Tapi, walaupun mobilku dan mobil delapan sedang tidak dalam jangkauan ledakannya, dia tetap meledakkan dirinya, bahkan sebelum keluar dari dalam mobil." menggelengkan kepalanya tidak percaya, Allison menjelaskan apa yang dia pahami kepada Arthur.
"Jadi begitu, aku juga mendapatkan pemahaman yang serupa dengan dirimu, tapi menurut barang bukti rongsokan mobil hangus yang kalian bawa kesini tadi dan setelah kuamati sepertinya aku memiliki kejanggalan lain dalam hal bahan peledak yang mereka gunakan" saat bantuan mengejar Allison dan yang lainnya, setelah tiba di tempat kejadian perkara mereka membawa bangkai mobil yang meledak itu sebagai barang bukti.
Namun ternyata Arthur mendapati kejanggalan dalam barang bukti tersebut, biasanya saat mobil diledakkan oleh peledak, kerangka mobil yang berbahan metal tidak terlalu berdampak, paling paling hanya menghitam dan sedikit rapuh dipermukaan karena panas yang ditimbulkan, namun hal ini tidak terjadi pada kerangka mobil yang mereka bawa ini, sepertinya ada sesuatu yang aneh dalam ledakan itu.
"Coba kau perhatikan, depresi yang ditinggalkan ledakan itu pada mobil ini, itu sangat berbeda dengan depresi pada umumnya, panas yang ditimbulkan sepertinya berkali kali lipat lebih kuat dari biasanya, mungkin mereka menggunakan bahan khusus pada peledak mereka sehingga bisa menimbulkan depresi separah ini, bahkan tubuh mereka benar benar direduksi menjadi abu tanpa terkecuali, hanya bahan yang berbahan logam yang benar benar bertahan dari ledakan, tidakkah menurutmu ini sangat aneh?"
Mendengar penjelasan dari Arthur, Allison tidak bisa tidak mengerutkan kening tidak percaya, hanya karena mobil itu sudah direduksi menjadi fosil hitam karena dihantam ledakkan yang sangat besar, ia tidak lagi memperhatikan apa yang terjadi pada mobil tersebut.
Siapa yang menyangka kalau sebenarnya, detail kecil yang dia abaikan tersebut ternyata bisa menghasilkan informasi penting seperti ini. sepertinya dia tidak boleh melupakan detail sekecil apapun lagi dimasa depan, pikirnya.
"Benar, sepertinya ada bahan kusus yang bersifat unik yang mereka tambahkan dalam bahan peledak sehingga menghasilkan panas yang jauh lebih besar dan kuat daripada peledak pada umumnya.
Tapi bahan apa itu? Aku belum pernah mendengar kasus yang seperti ini sebelumnya, dimana kita bisa membuat bahan peledak dengan intensitas panas yang luar biasa seperti ini, yang bahkan mampu mereduksi manusia benar benar menjadi abu."
Benar jika ada yang aneh dari bangkai mobil tersebut, benar jika peledak yang mereka gunakan sepertinya sedikit berbeda dengan yang biasa polisi temui, Namun bahan apakah itu? Bahan apa yang mampu menciptakan panas setinggi itu? Dimana mereka mendapatkan bahan untuk membuat peledak itu.
"Entahlah, ini juga masih perkiraan kasarku, banyak faktor yang mungkin menyebabkan hal seperti ini, walaupun hal itu bisa menjadi faktor paling mungkin" menggelengkan kepalanya karena bingung, Arthur belum bisa mengambil kesimpulan.
"Sepertinya kita harus membawa barang bukti ini ke ahli forensik agar kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih jelas, dan jika deduksi kita ini terbukti benar, kita harus segera mencari secepat mungkin dimana mereka mendapatkan bahan peledak seperti itu.
karena jika tidak, mereka bisa saja menciptakan peledak dengan radius yang lebih luas lagi dan tinggal menunggu waktu sebelum kota ini rata dengan tanah." mengambil keputusan cepat, Allison segera memerintahkan agar mobil itu segera dikirim ke laboratorium forensik untuk di selidiki lebih lanjut