" Aku panik sekali tadi. Kukira aku akan mati, apa kau tak melihat senjata mereka" jawab gonzales.
"Tentu aku lihat, peluru itu hampir mendarat di.... Ahh tidak" Lachlan hampir membongkar rahasianya sendiri.
"Haa gimana gimana" gonzales bingung dengan apa yang dikatakan lachlan. "Aku datang bukan untuk bermain video game" tambahnya.
"Toko mu baru saja dirampok. Tidak mungkin kau datang untuk bermain video game bersama ku. Apa yang kau butuhkan?"sanggah Lachlan dengan cepat.
"Hehe aku ingin kau membantu ku memeriksa CCTV toko" jawab gonzales dengan sedikit tertawa.
Mendengar kata CCTV Lachlan langsung terkejut, "apa toko itu ada CCTV nya". "Tentu saja ada" jawab gonzales. 'Ini benar benar bencana' ucap nya dalam hati
Jika kejadian perampokan tadi terekam CCTV maka itu pasti juga merekam diriku. Bagaimana jika Gonzales melihat rekaman CCTVnya.
Dan melihat aku yang menghilang tiba-tiba saat perampok mengarahkan tembakannya padaku.
Lachlan sangat cemas, ia memikirkan bagaimana caranya menjelaskan jika Gonzales melihat rekamannya. "Hei!! apa kau tidak lapar"? Lachlan mencoba mengulur waktu untuk memeriksa CCTV.
"Kita akan makan setelah memberikan rekaman itu kepada bos ku, pemilik swalayan" dengan santainya Gonzales menjawab. "Kenapa harus diberikan padanya?" Lachlan terkejut.
"Ya karena dia yang memintaku untuk memeriksa rekaman. Saat aku menyadari perampok tadi datang aku langsung melaporkannya pada bos, dan ia segera menelpon polisi." jawab Gonzales sambil membuka pintu ruang CCTV.
Lachlan semakin gelisah, apa yang harus ia jelaskan jika rekaman CCTV itu diputar dan semua orang melihatnya menghilang ditengah-tengah kejadian. Masalah di hari ini seperti tak ada habisnya.
"Lacha!! kenapa kau malah melamun seperti itu. Bantu aku mengecek monitor 2 dan 3, aku akan mengecek monitor 1 dan 4." Gonzales terheran melihat temannya hanya termenung di depan pintu.
"Ahh iya" Lachlan pun bergegas masuk dan membuka rekaman di monitor. Dia benar-benar merasa sangat cemas sekarang, tidak ada alasan untuk menghindar karena semuanya pasti terekam di CCTV. Dan bukan hanya satu tapi ada 4 CCTV.
"Sepertinya ada yang aneh pada rekaman ini" gumam Gonzales terkejut. "Ha? Ada apa? Apa yang kau lihat" Lachlan mulai panik. "Apa ada sesuatu yang janggal?" tambahnya menegaskan.
"Bagaimana denganmu apa kau melihat sesuatu" Tegas Gonzales. "Apa maksudmu? Aku belum menemukan apapun" jawab Lachlan dengan sedikit terbata-bata
"Apa kau tidak menyadarinya, lihatlah rekaman ini. Lihat tanggalnya, ini kemarin"
"Apa maksudmu" Lachlan kebingungan. "Mereka mengambil rekaman hari ini dan memasang rekaman kemarin. Sepertinya mereka sangat berhati-hati" jelas Gonzales dengan kesal.
Syukurlah jika tidak pasti mereka akan tahu tengtang kekuatanku, dan itu buruk. Untung saja perampok itu juga mencuri rekaman CCTV nya. "Jadi bagaimana sekarang?" tanya Lachlan. "Apakah tak ada bukti lain untuk mengarahkan kita pada mereka?" tambahnya.
"Entahlah, kupikir kita bisa memberikan sedikit petunjuk pada polisi agar lebih mudah menemukan mereka" ujar Gonzales sambil meninggalkan ruang CCTV.
"Aku harus melaporkan ini, kalau lapar kau boleh mengambil makanan disini sebanyak yang kau mau. Anggap saja permohonan maafku " Gonzales meninggalkan Lachlan di swalayan.
"Dia benar-bebar kehilangan sopan santun. Apa dia pikir berteman tak butuh sopan santun. Seenaknya saja meninggalkanku dalam bahaya lalu menjemputku di rumah. Dan sekarang meninggalkanku sendirian di swalayan" gumamnya kesal. "Tapi aku menerima permohonan maafmu" ujarnya sambil mengambil makanan di swalayan.
Hari sudah mulai gelap, mentari sudah setengah tenggelam dan hanya menyisakan cahaya senja di tepi langit. Lachlan berjalan disudut kota untuk kesekian kalinya di hari ini. Mengamati jalan raya yang mulai sepi,. Hanya ada sekelompok merpati yang sedang menikmati makan malamnya di tengah trotoar, jalur yang harus dilewatinya.
Tak ingin mengganggu pesta makan malam para merpati itu, Lachlan mengambil jalur lain sambil mengingat sosok misterius yang kebal terhadap kekuatannya tadi "cihh siapa dia" ungkapnya kesal.
"Kenapa kau pulang sangat larut" ibu Lachlan menyambutnya di depan pintu. "Ini hari yang melelahkan" jawabnya lemah. "Kau pergi kesekolah kan?" tegas ibunya yang merasa ragu ia pergi kesekolah atau tidak hari ini. "Jika aku tidak kesekolah hari ini maka sekolah tak akan menerimaku lagi sampai kapanpun." ujarnya dengan nada bercanda.
"Swalayan tempat Gonzales kerja di rampok tadi" Lachlan menerangkan. "Jadi dia memintaku untuk membantunya mengambil rekaman CCTV, tapi itu juga diambil sama mereka" tambahnya. "Apa? Perampok?" ibunya terkejut. "Bagaimana bisa ada perampokan ditengah kota. Apa Gonzales baik-baik saja?" tambahnya khawatir.
"Tentu dia baik-baik saja. Dia orang pertama yang melarikan diri" jawab lachlan dengan tawa. "Aku ingin membersihkan badan dulu, dan ingin langsung tidur" jelasnya sambil menuju kamar.
"Makan lah dulu, aku sudah menyiapkan sup buatmu, makanlah sebelum kau tidur" kata sang ibu sambil menyiapkan semangkuk sup untuk dihangatkan kembali.
"Baiklah, terima kasih bu" jawab lachlan dengan senyum.
Hari ini adalah hari yang sangat melelahkan baginya, rasa penasaran semakin menghantui pikirannya, berkali-kali adegan perampokan sore tadi terputar di ingatannya.
'Apa ada orang sepertiku diluar sana. Memiliki kemampuan menghentikan waktu, atau mungkin lebih hebat dari itu?' Lachlan mulai bertanya tanya dalam hati, siapakah orang tadi.
"Lacha!! Heii Lacha!!!" suara ibu memanggilnya. "Cepat makan sup mu atau itu akan dingin sebentar lagi" ujar ibunya. "Oh iya" jawabnya cepat. Aku hampir melupakan makan malamku karena orang itu.
* * *
"Kring.... Kring"
Bunyi alarm dari ponsel Lachlan berdering tak henti-henti menandakan sudah pukul 07:45 pagi. Sedangkan ia masih bersarang didalam selimut tebalnya.
"Apa? Kenapa tiba-tiba sudah pagi" Kata Lachlan sambil menggeliat diatas tempat tidur. Dia bahkan tidak sadar kalau 15 menit lagi kelas akan dimulai.
"Oh tidak aku telat!?" ucapnya tiba-tiba saat menyadari kalau gerbang sekolah akan ditutup dalam 15 menit. Ia langsung bergegas untuk berangkat ke sekolah dengan buru-buru.
"Aku bahkan belum sarapan, kenapa hari begitu cepat berlalu" ujarnya kesal. Ia pun segera berlari melewati gedung gedung besar perkotaan dengan sangat cepat. Seperti seorang yang sedang dikejar binatang buas.
Benar saja. Saat ia tiba di persimpangan terakhir sebelum menuju sekolah. Ada anjing penjaga toko yang sedang mengamuk. "Aduuh masalah apa lagi, anjing siapa ini" ujarnya mengeluh.
"Kelas dimulai 3 menit lagi, tapi bagaimana aku bisa sampai kesekolah jika ada anjing liar mengamuk di depan sana." Lachlan berpikir keras bagaimana caranya untuk sampai ke sekolah.
Setelah merenung sesaat, ia mendapatkan sebuah ide gila. Ia mengingat kejadian perampokan kemarin dan menyadari kalau kekuatannya aktif saat ia dalam bahaya.
"Saatnya melihat apakah aku bisa mengaktifkannya sekarang. Mari kita lihat apa yang bisa dilakukan anjing ini" dengan santainya ia berjalan mendekati anjing itu, dan benar saja anjing yang sedang mengamuk itu mengejar Lachlan yang mencoba melewatinya. "Berhentilah" teriak Lachlan sambil mencoba mengaktifkan kekuatannya