"Hey," tegur Indry.
"Astaga! Mengagetkan saja!" Mengusap dadanya.
Indry tertawa renyah. "Lagi mikirin apa sich? Serius amat." Duduk di samping Karina.
"Lagi mikirin Ken."
"Cie!! Lagi mikirin suami toh." Manggut-manggut paham.
"Aku sedikit bingung dengan sifatnya. Kadang manis, eh kadang ngeselin," adu Karina.
"Oh begitu. Kayak bunglon aja ya." Mencomot kentang goreng milik sang sahahat.
Mereka kini tengah berada di sebuah taman tempat keduanya biasa nongkrong. Kedua wanita cantik itu sama-sama masih mengenakan pakaian kantor.
"Karina, ini ada undangan." Tiba-tiba saja Indy menyodorkan sebuah surat undangan yang terlihat mewah itu.
Kening Karina berkerut sempurna. "Undangan siapa ini?" tanyanya kebingungan.
"Buka aja dulu," sahut Indry cuek dan kembali mencomot kentang goreng tersebut.
"Ini inisialnya huruf 'I' dan 'L'." Memperhatikan dengan seksama.
"Jangan bilang …." ucapan Karina tertahan.
Merasa tak sabaran, Karina langsung membuka undangan itu.