Chereads / Miss Ceo VS Cowok tengil [On going] / Chapter 25 - Di balik kamera

Chapter 25 - Di balik kamera

Arga baru saja keluar dari ruang kerja bashan. Remaja itu, tampak tersenyum puas saat dapat mengalahkan argumen papanya. Arga bersenandung untuk merayakan kemenanganya, dan memutarkan badannya ke sana ke mari.

"[Aku baik-baik saja, menikmati hidup yang aku punya,hidupku sangat sempurna I'm single and very happy—A]" Nyanyian arga terhenti, Kakinya juga ikut berhenti, ia berpas-pasan dengan Gara yang baru saja naik dari lantai bawah.

"Bang gara— um" Mata arga langsung monoleh ke arah remaja laki-laki yang berdiri di samping gara. Sorot matanya seolah ingin Gara yang menjelaskannya.

"Temen gue, Namanya rey. Lagi belajar bareng"Ucap Gara, dan sebuah oria dari Arga

Arga melagak, ia menatap serius ke arah rey."Lo, beneran temen abang gue ?"Tanya Arga kurang yakin, jarak keduanya sangat terkikis dekat, bahkan membuat rey memundurkan langkahnya.

"I-iya"

"Hum"Arga bersidekap, dan semakin mendekatkan wajahnya,"Sekelas sama bang gara?" Tanya arga lagi,"I-iya sekelas" Rey mengangguk pelan.

Arga menjauhkan tubuhnya," Oh, okey" Arga tersenyum tipis, sudut matanya tampak memandangi rey dari atas sampai bawah, seolah sedang mengamati sosok rey di depannya.

"Lo normal kan?" Tanya arga asal.

"Hah?" Rey bingung.

"Maksud gue, lo masih suka cewek kan?" Tanya arga yang lagi-lagi pertanyaan ngasal.

"Lo apa apaansi ga!" Gertak gara yang sudah sangat keterlaluan.

Arga terkekeh," Canda bang, nggak ada maksud" Jawab arga sembari nyengir.

Tapi, arga langsung berkelebat tajam ke arah rey,"Kayaknya tadi pegangan tangan, atau cuma perasaan gue aja" Batin arga.

"Arga!!"

" iye iye bang. elah dah, gue canda doang tadi."

"Hm"

"Bang, entar gue pinjem sepatu lo ya!"Kata arga.

"Yang mana?"

"Yang warna putih"

Gara mengangguk. "Iya. Tapi, di kembaliin"Ucapnya. Karena biasanya arga itu sering minjem tapi lupa diri.

"Iya bang, entar gua kembaliin. Takut banget kayaknya gue ambil" Setelah itu, Arga pergi melewati mereka berdua. Rey menoleh ke belakang, kemudian bernafas lega.

"Kenapa?" Tanya gara.

"Nggak papa"

Baru setengah melangkah, arga menjadi teringat tentang Kamera yang sebulan lalu ia pinjam dari Kakaknya. Pupil matanya melebar, Kamera itu, banyak foto-foto vulgar sila yang pernah ia ambil secara diam-diam. Tapi, belum sempat ia hapus semuanya. Bisa gawat kalau sila sampai tau, gamabaran itu semuanya arga jual untuk kepentinganya sendiri, bisa habis arga.

"ASTAGA! MAMPUS GUE, MAMPUSS!" Pekik arga, Arga berjalan bolak-balik, sambil berpikir gimana caranya ngambil itu kamera dari kamar Sila.

Suara keras arga membuat Gara dan juga rey spontan menoleh ke belakang," Lo kenapa ga?" Tanya gara.

"Ha! nggak bang, nggak, nggak papa" Jawab Arga.

"Lo bilang mampus tadi?"

"A-ah iya. Tugas sekolah gue yang mampus bang, belum ngerjain soalnya hehe"Arga menyengir dosa," haduh!!! Foto bang gara juga ada di situ lagi. Begok, begok. Kenapa bisa sampe lupa sih gue" Batin arga merutuki kebodohanya.

"Oh, kirain ada apa. Suara lo kecilin, Jangan teriak-teriak. Ini rumah, bukan hutan" Tegur gara.

"Iya bang maaf" Ucap arga.

"Hm"

Gara dan rey masuk ke dalam kamar arga, katanya sih mau belajar bareng. Arga melihat punggung mereka sampai tidak terlihat lagi, ia kembali memikirkan tentang Kameranya.

Arga buru-buru turun ke bawah dan hendak menemui Sila. " Kayaknya, tadi teh sila ke ruang tamu" Batin Arga.

"Tehhh"

" Teteh!!"Teriak arga.

"Mana sih tuh anak" Mata arga berkeliaran kemana-mana.

Sesampainya arga di ruang tamu. Ia tidak melihat siapa-siapa di sana . Kemudian samar-samar arga mendengar suara yang berasal dari ruang makan. Mungkin saja ada di sana, pikir arga.

"Mamah" Panggil arga.

"Malam om" Sapa arga saat melewati Bams dan joy yang sedang ikut makan malam bersama Bashan.

"Malam ga, udah makan belum?" Tanya joy.

"Nanti om" Katanya langsung beralih pada lina.

"Mah" Panggil arga lagi.

"Apa sayang" Lina berbalik sembari memotong kue buatanya.

"Teh sila kemana?" Tanya arga, arga mengambil potongan kue yang sudah siap lalu mengigitnya.

"Keluar tadi sama salsa" Jawab lina.

"Oh" Arga beroria.

"Kenapa memangnya?" Lina melirik ke arah putranya yang sudah habis memakan dua potong kue.

"Nggak papa mah. Yaudah,arga mau ke kamar" Ucap arga beranjak," nggak makan dulu?" Tanya lina.

"Nanti aja" Katanya.

Mumpung sila lagi ada di luar, Arga mempercepat langkahnya. Semoga saja kamarnya tidak di kunci sama sila.

Arga sudah sampai di depan pintu kamar Sila. Ia membuka kenop pintu, ternyata pintunya tidak terkunci.

"Keberuntungan" Ucapnya senang.

Arga masuk ke dalam kamar kakaknya dan menutupnya dengan pelan. Sudut pandangnya memutari seluruh ruangan yang ada di kamar sila, untuk mencari keberadaan kamera milik kakaknya.

Matanya terpaku pada satu titik di ujung dekat lemari. Arga mendekati tempat tersebut.

"Gue harus apus nih semua foto-foto" Batin arga sebelum Sila dan salsa datang.

"Tapi, ini banyak banget. Gue bawa ke kamar aja" Kata arga dan segera pergi dari kamar sila sambil membawa kamera di tangannya.

***

Sehabis makan malam vania naik ke atas, Vania menguap dan ingin segera tidur. Apalagi, besok ada pekerjaan yang harus ia selesaikan.

Hari ini, vania benar-benar terasa capek. Tulang- tulangnya semua serasa mau patah. Ia mulai merebahkan tubuhnya di atas kasur, memejamkan matanya sejenak.

Notifkasi pesan tiba-tiba saja masuk," siapa?" gumam vania.

Vania melihat dari notifikasi depan layar ponselnya, tertulis dengan nama (Anak ganteng). " Hah? Siapa! "

"Sejak, kapan aku menyimpan nomor telfon dengan nama aneh kayak gini?" Tanya Vania tampak terlihat bingung..

[Anak ganteng]

Malam tante manis🍭

"Tante manis?"Batin Vania. Vania melotot ketika mengingat bocah SMA yang menyebalkan itu. Satu-satunya orang yang memanggil dengan sebutan itu, adalah arga seorang. Tapi, sejak kapan?" Mungkin saja Gara-gara vania memberikan ponselnya pada arga dan menyuruhnya untuk memesan grab sendiri.

Karena pesan dari Arga sudah di baca oleh Vania, anak itu ternyata mengirim pesan lagi.

[Anak ganteng]

Seorang wanita cantik di Negara barat, di kabarkan mati mengenaskan. Karena, memperlambat jawaban pesan chating dari sang calon pacar. Lalu sengaja untuk tidak membalasnya.

[Tante manis]

Kamu doakan saya mati?

Akhirnya vania membalas pesan arga. Karena kesal.

[Anak ganteng]

Itu berita viral tan, makanya jangan kerja mulu biar tau dunia luar.

Vania memberang ketika membaca pesan dari arga, di kiranya vania itu orang udik, yang tidak tau perkembangan jaman sekarang.

[Tante manis]

Kamu tidak ada kerjaan? Makanya ngechat saya?

[Anak ganteng]

Nggak ada tan, soalnya Kerjaan gue cuma mikirin tante.

Vania menggeleng, dan enggan untuk membalas. Ponselnya ia letakkan kembali di atas nakas.

Notifikasi pesan masuk lagi dan sudah pasti dari arga. Siapa lagi coba? Malam malam begini yang ngechat kalau bukan dia. Karena, sedari tadi, kalau vania tidak membalas, atau hanya di read pesan nya. Anak itu, akan menyepam vania sampai dirinya membalas pesan Arga.

[Anak ganteng]

Tan, kalau mau tidur jangan lupa merem ya

[Anak ganteng]

dih nggak di balas

[Anak ganteng]

mau tau nggak kenapa

[Anak ganteng]

Soalnya, kalau buka mata entar lo kagak bisa merem lagi. Kan bawaanya pengen liat gue terus.

[Anak ganteng]

Ayeeeee

[Tante manis]

iya

Vania menutup kembali ponselnya dan memilih untuk tidur. Lagi pula vania memang ingin istirahat.