Semilir angin menerpa helaian rambut wanita itu, netranya sibuk memperhatikan lembaran kereta, sedangkan Dili mempermainkan helaian rambut yang menjuntai ke atas wajah, Dili berbaring di atas pangkuan wanita kesekian yang dikencani olehnya.
"Apa yang kau kerjakan?" Dili memelintir untaian rambut wanita itu.
"Materi meeting besok. Bianka harus dapat suara pembebasan lahan itu." Mata wanita itu masih sibuk, sedangkan Dili terus menggodanya dengan cara menenggelamkan wajahnya semakin dalam pada perut wanitanya. Ternyata kencan kali ini dengan seorang wanita dari kantornya.
"Dili," dekapan Dili malah memberi sensasi yang berbeda pada tubuhnya. Merasa Dili semakin menenggelamkan wajahnya wanita itu melenguh.
Mendengar lenguhan itu Dili semakin mengeratkan dekapannya.
"Aku tidak suka kau terlalu lama melihat kereta itu." Sekali lagi wanita itu tertawa kecil.
"Ini untuk perusahaanmu, mana mungkin aku mengerjakan dengan sembarangan."
