Rex memberikan bunga dan meletakan keranjang buahnya di samping branjang. "Aku berkunjung pada seseorang yang sudah lama aku rindukan," tutur Rex masih melihat Biyan lekat.
"Siapa itu?" tanya Biyan sesaat setelah mencium aroma bunga.
"Ibuku."
Biyan terdiam bagaimanapun ia lebih beruntung ada tempat dimana jika ia rindu bisa dikunjungi, sedangkan Rex? Yang bisa dikunjungi hanya nama yang terukir.
"Ceritakan bagaimana ibumu?" Biyan duduk bersila di atas ranjang bersiap mendengarkan cerita Rex.
Rex mulai menerawang masa lalunya. "Dia tidak pernah betah di rumah, lebih suka bebas di luar sana. Peraturan yang nenekku buat terlalu mengekang, dia juga selalu kabur saat ada pertemuan bisnis." Sifat mendiang ibu Rex sama seperti dirinya menyukai kebebasan.
"Sangat mirip denganmu, sepertinya." Biyan melihat Rex.
"Dia tidak suka pesta, kami sering berpura-pura sakit perut untuk menghindari dan memilih di rumah sakit." Sesaat Rex tertawa kecil.