Honey sangat yakin bahwa pendengarannya tidak salah.
"Mengapa kau masih menutup mata? bukankah kita harus bergegas?" tanya Wildy kesal.
Bukan masalah mereka harus bergegas atau tidak. Tidak ada yang dapat memastikan bahwa mereka sedang di posisi aman atau tidak.
Wildy pun juga telah terlihat sangat gelisah. Dari sorot matanya sudah samgat tergambar betapa dirinya sudah tidak ingin lagi berada di dunia ini.
"Honey, bisakah kau cepat menyimpulkan?" demikian pinta Wildy. Namun, Honey masih bingung. Ia takut bahwa semua yang baru saja didengarnya itu hanya sekelebat ingatan yang tak berguna. Lalu, bagaimana jika memang itu berguna?
Honey memejamkan matanya kembali. Ia sangat berharap bahwa kali ini ia menemukan sebuah jawaban. Mungkin memang tidak akan mudah, tetapi patut untuk dicoba.
Suara kaki kuda yang berlari itu masih terdengar sangat jelas. Honey tidak ingin membantah lagi karena memang salah itulah yang ia dengar.