Julian memang merasa bahwa ada sesuatu yang mengganjal di dalam hatinya. Mungkin, sesuatu yang buruk? atau malah sesuatu yang sebenarnya tidak perlu diperhitungkan?
Entah, sejak membuka mata pagi ini, ia merasa diburu oleh sesuatu. Ia tak tahu diburu oleh apa dan mengapa. Namun di dalam lubuk hatinya yang dalam, ia harus tetap waspada.
"Enak banget, ya ampun! kenapa makan sup kayak gini malah enak?" gumam Rayn yang tentunya didengar oleh Julian.
"Sungguh? saya senang kalau Tuan juga suka." Julian tersenyum. Ya, hanya itu yang bisa ia lakukan, tersenyum. Selain itu, ia bisa membuat Rayn tidak merasa kesepian.
Rayn menikmati makanannya dengan penuh hikmat. Ia menyuapi dirinya sendiri dengan suapan sedikit kemudian dinikmati dengan paripurna. Seakan-akan, seluruh sisi lidahnya harus merasakan sup ayam itu.
