Sejak kembalinya Ardan ke Jakarta, hari-hari perempuan itu ia habiskan di kamar untuk menggambar. Entahlah, suasana hatinya menjadi sepi. Walaupun Ardan sering menghubunginya lewat sambungan video, tapi tetap saja ia merasa kesepian. Pria itulah yang sekarang mengisi lubuk hatinya, pria itu juga yang pertama mengambil segalanya dari dirinya.
"Mbak, makan malamnya sudah siap?" kata seorang wanita pekerja baru di villa itu.
"Iya, Bu Uyun, habis ini aku akan turun," sahut Arini dari dalam kamar.
Arini pun turun ke lantai dasar untuk makan malam. "Buk Uyun, ayo makan sama-sama!"
"Tidak usah, Mbak," jawab wanita bernama Uyun itu.
"Gak papa kok, Bu Uyun. Temani aku makan, Rizky soalnya sedang ikut berkemah," jelas Arini.
Wanita yang seumuran dengan almarhumah ibunya itu pun duduk di kursi depan Arini. "Terimakasih ya, Mbak Arini."
"Sama-sama, Bu. Kalo makan di sini aja gak usah di belakang."