Semilir angin sore membawa helaian rambut berterbangan menimpa wajahku. Langit cerah berwarna kuning, ditambah keindahan sinar senja yang mulai terbenam, menemani diriku yang sedang menunggu calon suami serta calon ibu mertua datang untuk menjemputku.
"Vira, apakah Frans dan Sovia belum datang juga ya ?" Tanya ayahku, keluar dari dalam rumah dengan secangkir matcha di tangannya.
"Iya yah, mungkin sebentar lagi." Melirik jam yang ku kenakan.
"Ayah gak mau ikut ? Sekalian kita cari baju untuk ayah. Vira kan gak bisa menerka berapa ukuran baju ayah."
"Memang boleh ayah ikut ? Gak mengganggu kalian ?" Tanya Hartawan menyeruput secangkir matcha dan meneguknya.
"Tentu boleh dong yah, dan gak ganggu sama sekali, kan nantinya kita akan jadi keluarga. Dan sekalian cari baju untuku wisuda nanti. Pasti mas Frans dan tante Sovia senang kalau ayah ikut. Suasana bakal rame." Bujuk rayuku pada ayah, agar berkenan ikut dengan kami.