"Aku tidak percaya kau baru saja mengatakan itu padaku."
"Aku hanya memikirkan hal yang sama." Aku tersenyum, berharap bisa mencairkan suasana.
"Mungkin neraka sudah membeku?"
"Aku yakin itu akan mencair dalam beberapa saat dan semuanya akan kembali normal."
"Terima kasih untuk itu. Aku tidak suka kamu bersikap baik atau memberi ku pujian sepanjang waktu. Itu bukan kami, bawel".
Aku menggelengkan kepalaku. Abu sialan. Tentu saja dia harus pergi ke sana. "Tidak, kurasa tidak, Coky."
Matanya turun ke tanganku, dan aku sadar aku masih memegang pergelangan tangannya. Menjatuhkannya segera, aku berkata, "Maaf."
"Tidak tidak. Tidak apa-apa. Jika kamu ingin memegang tangan ku, kamu hanya perlu bertanya. " Dia mengedipkan mata, dan aku memutar mataku.
"Mari kita mulai sebelum aku berubah pikiran dan menolak membantumu."