Chereads / I DON'T BELIEVE MY DESTINY 1 / Chapter 22 - Ingin terus menyentuh nya...

Chapter 22 - Ingin terus menyentuh nya...

Perasaan Grress saat ini sangat kacau, seperti balon hijau yang meletus dalam sebuah lagu,otak nya sibuk memikirkan hasil yang akan dia dapatkan, sedangkan hati dan jantung nya memilih mengkhianati otak nya , dan terus saja memikirkan Dev, rasa penasaran dan bahagia terselimuti dalam hati nya yang sangat dalam, dan akhir nya otak Gress ikut berpaling dan melupakan sesaat urusan di dalam sana, dan mata nya ikut mengkhianati diri nya, dan terus saja menatap Dev yang berada di depan nya. Senyum nya merekah tanpa ia sadari..

Dev menyadari pandangan mata Gress yang tertuju pada nya, tanpa berkedip dan senyuman nya terus terukir di wajah gadis itu, lesung pipi nya semakin melengkung dalam , menambah nilai super manis dalam pikiran Dev, dorongan rasa penasaran dan ingin mendekati nya terus mendesak diri nya untuk segera menuntaskan hasrat tersebut, namun ia memilih untuk tetap cool dan tenang seperti diri nya yang biasa.

" Hei kau.. wanita six tense.., aku tau kau curang dalam mengerjakan nya..bagaimana bisa kau memanfaatkan teman hantu mu untuk menyontek?"

" Siapa bilang aku curang? memang nya kau bisa membawa alasan itu? Tidak ada yang akan mempercayai nya, dan tidak ada peraturan nya jika teman ku curang"

" Falkutas ini bukan tempat untuk bermain-main, kau tau... setiap detik di sini dan di rumah sakit sangat berharga.. , jika kau hanya datang ke sini untuk bersenang-senang, kau salah jurusan"

"Kenapa kau sangat menyebalkan? Siapa diri mu yang seenak nya saja melakukan penilaian kepada orang lain?" Timpal Teo yang merasa tidak menyukai sifat Dev yang merendahkan teman baik nya, Verlita mengangukan semua perkataan Teo

" Dan kau... kenapa kau terus menatapi ku seperti itu? Aku merasakan ketidak nyamanan atas tatapan mu, berhenti menatap ku begitu" Menunjuk Gres yang berada tepat di depan nya, Dev memilih untuk berbicara ketus untuk menutupi kelemahan yang ia sembunyikan, dan ia sangat ingin sekali menanyakan seribu pertanyaan kepada Gress , namun ia memilih untuk memendam nya, terutama aroma tubuh Gress yang membuat nya ingin terus mengendus, semakin mengendus dan terus mengendus aroma yang sangat menyenangkan , seperti candu bagi diri nya

" Karena... baru kali ini aku bisa menatap seseorang .. benar-benar menatap seseorang dengan sangat lama, aku seperti manusia pada umum nya.. aku sangat senang. Karena itu aku terus memandangi mu.. aku bahagia.." Gress berjalan kearah Dev, dan tanpa seijin Dev ia memegang tangan Dev , yang membuat jantung kedua insane itu berdetak cepat, ini pengalaman baru bagi mereka berdua

Dev.., mungkin tidak akan terpengaruh akan sentuhan seseorang, namun dia akan terpengaruh dengan aroma seseorang.., ia akan menerawang tanpa sengaja jika ia mencium aroma tubuh seseorang, dan itu sangat menguras tenaga dan pikirannya, karena itu dia sering mengunakan masker dan menjauhi seseorang, namun kali ini.. ia merasakan dekat dengan seorang wanita.. bersentuhan, dan merasakan setiap kehangatan dari tangan wanita itu, membuat sensasi gila dalam pembuluh darah nya, hingga membuat kantup jantung nya memompa semakin cepat, dan berdenyut cepat

Layaknya Dev, begitu pun dengan Gress yang selama ini selalu berusaha menghindari semua kontak dalam diri nya, jantung nya semakin cepat, hingga urat nadi di sekitaran leher nya terlihat menonjol di balik kulit nya yang terlalu putih , beberapa kali denyutan tertangkap di balik kulit putih nya. Jika Dev memilih untuk mempertahankan sikap nya yang dingin, tidak dengan Gress.. rasa itu.. rasa ingin menyentuh, mendekatinya, memandang nya.., terus saja mendesak dalam diri nya, hingga tak terbendung lagi oleh nya

" Waw.... Jadi begini rasa nya.." Senyum nya semakin merekah, sementara tangan nya terus memegangi Dev dan mengelus permukaan tangan nya " Menyenangkan... ternyata begini rasa kulit..., hangat.., kenyal dan lembut"

Dev hanya bisa menelan ludah nya beberapa kali, hasrat nya untuk menyentuh balik Gress sangat tak tertahan kan, namun otak nya terus mengutarakan perintah untuk bertahan..., aku terlalu tertarik dengan wanita ini, sementara aku tertarik kepada nya, ia malah menjadi kan ku obyek penelitian

" Sebenar nya... apa yang kalian berdua lakukan" Tanya Verlita yang terlihat bingung

" Hentikan pemandangan itu.., kau bisa terus menyentuh ku Gress.." Teo terlihat marah, ia mengigit bawah bibir nya kesal

" Karena aku tidak dapat membaca nya setiap kali aku melakukan kontak fisik pada nya, tidak Teo.. aku akan terus membaca mu setiap kita bersentuhan ataupun melakukan kontak mata. Si indigo ini special... karena baru kali ini aku bertemu dengan seseorang yang bisa ku sentuh"

Dr Paul merasakan kesenangan luar biasa terhadap ketiga orang ini, Verlita yang mendapat nilai sempurna, begitupun Gress yang tampak lebih menonjol , dan Teo yang pintar di bidang IT, mereka adalah orang-orang yang berbakat, tidak mungkin ia melewati kesempatan ini, mendidik mereka , karena mereka akan sangat berguna nanti nya, namun ia tentu saja tidak menyetujui tindakan ketiga orang tersebut dalam melakukan pemalsuan ini. Ia mengangkat telp genggam nya dan berbicara kepada seseorang , setelah sekian lama ia berbincang di balik telpon , ia menutup nya dan berjalan keluar.

" Kau begitu ingin menyentuh ku? Setiap inci nya? " Tanya Devian, yang semakin mendekatkan diri pada Gress, menatap dalam mata wanita itu , untuk memastikan kejujuran yang akan gadis itu katakan, namun tatapan balik gadis itu yang masih memamerkan kedua lesung pipi nya, membuat Dev berpaling, bukan nya berhasil mengoda Gress.. ia merasa ia lah yang tergoda

" Iya.., setiap inci nya tanpa terlewati" Sembari menatap kulit Dev yang terlihat sedikit putih kecokelatan, ia masih penasaran dengan warna kulit seseorang yang dapat ia lihat sedekat ini, bahkan menyentuh nya. Tidak ada pikiran menggoda sedikit pun dari Gress, ia serius menjawab nya, karena desakan yang selama ini ia pendam, ingin sekali ia menyentuh seseorang seperti layak nya sahabat

Mendengar perkataaan Gress, membuat Dev semakin kikuk dan menelan ludah 'Oh.. God, bahkan ia menyatakan nya dengan serius' ia tahu... dan sangat tau.. jika Gress mengatakan hal tersebut karena rasa penasaran nya yang luar biasa akan tubuh manusia, setiap sensasi dari sentuhan tersebut, karena mereka sama.., ia sangat mengetahui nya, namun ia sendiri tidak tau.. apa yang ia rasakan? Dorongan rasa penasaran yang sama, atau dorongan hasrat sebagai laki-laki ? ia juga tidak pernah menyentuh atau di sentuh oleh wanita sebelum nya.

" Hentikan permainan menjijikan kalian" Geram Teo yang merasa sangat kesal luar biasa, wanita yang ia cintai malah menyentuh orang yang baru ia kenal, namun menolak untuk menyentuh teman nya sendiri

" Ehem...." Terdengar suara dehaman dari Dok Paul, yang melihat adengan drama di depan nya