"Kamu ingin aku membenci kamu? Hanya karena alasan kamu tidak mau menyakiti aku dan membuat aku menangis karena kepergian kamu yang tiba-tiba?"
Rama mengangguk. "Hm. Itulah faktanya."
"Stupid!" Nata melirih. Nada bicaranya habis dan hilang setelah itu.
Rama hanya bisa diam. Menjatuhkan pandangan matanya lagi. Dia lega, sedikit. Setidaknya dia masih punya keberanian untuk bisa mengatakan semua ini.
"Kenapa berpikiran seperti itu? Huh?" tanya Nata pada akhirnya. Sekarang nada bicaranya sedikit jengkel. "Mungkin benar jika aku akan marah padamu kalau kamu pergi jauh begitu. Kamu mengingkari semua janji yang sudah kita buat," katanya kemudian. Sejenak memprotes. "Namun, itu akan jauh lebih baik ketimbang kamu berbohong dan pergi begitu saja. Nyatanya, kamu tidak bisa benar-benar membuat aku benci sama kamu."