"Gue ke sini karena ...." Ucapan Rama terhenti sejenak.
"Ini hari Senin, ada jam sejarah, kamu bolos ke sini karena hindarin sejarah kan? Aku yang jadi alesannya." Nata menyahut lantang.
"Karena gue kangen lo."
Nata terdiam. Matanya membulat sempurna. Bibirnya terkatup rapat dan tubuhnya mematung sejenak. Lagi? Situasi ini lagi?
"K-kam-mu ...."
"Iya, gue kangen lo. Kali ini serius." Rama berucap dengan tatapan mata yang tegas. Remaja itu seakan tak mau kehilangan satu momen pun bersama Nata. Ia ingin memperjelas semuanya.
Nata beranjak. Berdiri untuk bermaksud meninggalkan remaja yang ikut mendongak cepat. "Aku mau ambil kue kering dulu," elaknya. Ia harus beralasan. Bagaimanapun caranya ia harus pergi dari sini. Seperti malam itu.