'Kamu pasti terpesona padaku, kan? Ya… walau gaunku murah, tapi aku tetap saja gadis yang cantik. Apalagi dandanan rambut dan wajahku sangat bagus hari ini. Sehingga tentu saja… kamu tidak bisa untuk tidak memandangiku, kan?'
Namun baru saja memikirkan hal itu, Rafael tiba-tiba buang muka darinya. Kembali fokus merapikan rambutnya. Pura-pura cuek dan menganggap Luna tidak ada di sana.
'Kenapa dengan reaksinya itu? Kenapa nggak mengatakan apapun?'
Bukannya Luna berharap juga Rafael akan mengomentari penampilannya. Hanya saja terasa aneh karena pria itu memandanginya selama beberapa detik, namun kemudian tidak mengatakan apapun. Padahal Luna yakin pasti ada hal yang terlintas di pikirannya itu.
"Ada yang bisa saya bantu, Tuan Muda? Katanya tadi Anda kesulitan memakai dasi."
"Ya. Tapi tunggu sebentar. Saya rapikan rambut saya dulu. Kamu tunggu saja di dekat sofa sana."
"Baik, Tuan Muda."