Mobil yang membawa Rafael dan Luna pun melaju meninggalkan kediaman Abraham. Dengan kecepatan yang sedang berusaha untuk membelah jalanan ibu kota. Membawa keduanya ke tempat berlangsungnya pesta.
"Oh ya, Tuan Muda. Barusan saya telah mendapatkan telepon dari Nyonya Bertha. Katanya semuanya sudah siap, serta tamu telah berdatangan. Katanya beliau hanya menunggu kedatangan Anda saja."
Rafael hanya menganggukkan kepala mendengarnya. Dia tak berkomentar sama sekali. "Ya. Lagipula pestanya juga tidak penting-penting amat. Jadi tidak perlu terburu-buru juga."
"Saya setuju, Tuan Muda."
Luna menyimpan ponselnya kembali ke dalam tas. Namun saat mengangkat wajahnya, dia malah bertemu pandang dengan Rafael. Pria itu ternyata kembali melirik ke arahnya. Setelah dari tadi hanya memandang lurus ke luar jendela.