Ogawa Tertawa dengan suara Yang keras. Ia seperti tidak merasa kan sakit sama sekali setelah tangan nya di putus dan Tubuhnya di tancapkan Rantai.
"Boleh juga.... Kau baru saja mengaktifkan sihirmu dan menahan ku seperti ini.... Sekarang.... Coba Lindungi TEMAN MU itu!!!"
Ogawa mengeluarkan tombak Merah dan mengarahkan nya ke arah Renshi. Aku dengan Cepat berusaha Melindungi Renshi yang mencoba mengumpulkan tenaga nya.
"Senjata Zodiak ke-5 : TAURUS!!"
sebuah Tameng Biru mulai muncul di tanganku. Dengan Cepat aku menahan Tombak merah itu yang kekuatannya benar-benar luar biasa. Tameng ku dan Tombak merah itu langsung hancur. Setelah tombak itu hancur bersamaan dengan Tamengku, aku langsung mengaktifkan sihir kedua ku yaitu sihir es.
"Sihir Es : ICE SPIKE!!!"
Seketika duri-duri Es keluar dari tubuh Ogawa dan Ogawa masih bisa tersenyum sebelum ia mati. Aku langsung menonaktifkan sihir ku dan melihat keadaan Renshi.
"Kau tidak apa-apa, Renshi?"
"Ah. Sepertinya aku hanya terluka sedikit. Tapi aku sudah sembuh"
"Begitu ya. Syukurlah jika begitu"
"Kenapa kau menolong ku? Padahal aku sudah menyuruh mu untuk lari dari sini"
"Orang macam apa yang meninggalkan temannya dalam bahaya sendirian. Jika aku tidak ke sini mungkin Kau akan sulit mengatasi nya"
"Kau sering mengatakan itu, Izuru. Ngomong-ngomong, Bagaimana kondisi Akagi?"
"Tenang saja, dia di bawa ketempat aman bersama Sensei. Intinya... Dia sudah mati seka-"
Ogawa mulai tertawa dengan wajah menyeramkan.
"LUAR BIASA!!.... SIHIRMU SUNGGUH LUAR BIASA!!!..."
"Dia masih Hidup?"
"Ternyata Serangan seperti itu juga tidak ampuh membunuh nya"
Tangannya yang terputus mulai tumbuh dan mulai memutuskan rantai ku satu per satu dan juga duri Es yang tertancap di tubuhnya.
"Pengganggu seperti mu cukup hebat memakai sihir yang baru saja kau bangkitkan. Aku jadi semakin penasaran seperti apa kekuatannya!!"
Ia memunculkan cakar merahnya dan kembali menyerang ku. Saat ia mendekat, aku langsung memunculkan tameng Taurus Lagi. Tapi, ia dengan mudah menghancurkannya dan membuat ku terpental. Dia memiliki kesempatan untuk membunuhku. Tapi kami sudah punya Rencana
"RENSHI!"
Renshi muncul dari belakang Ogawa dan bersiap menyerang bagian kepalanya. Seketika Ogawa langsung mengalihkan fokus nya ke Renshi dan menangkis serangannya dengan tangannya dan bergerak menjauh dari kami.
"Jadi begitu ya... Dua lawan satu!.... Ini.... SEMAKIN MENYENANGKAN DI BANDING SEBELUM NYA!!!"
Ogawa mengeluarkan aura Gelap. Sihirnya menjadi semakin kuat. Cakarnya menjadi semakin besar dan tajam. Benar yang dikatakan Renshi, Dia akan Semakin Ganas jika dia tahu jika aku sudah punya sihir.
"Izuru... Apa kau sudah Siap?"
"Iya!"
"Aku Akan... MEMBUAT JANTUNG KALIAN KELUAR DARI TUBUH KALIAN BERDUA"
Ogawa mulai melompat dengan cepat ke hadapan kami. Aku langsung menahan serangannya dengan perisai dan Renshi mengambil kesempatan itu dengan menyerangnya dari sisi berlawanan namun Ogawa berhasil menyadarinya dan menangkis nya dengan tangannya. Ogawa langsung menolak ku dengan cukup kuat hingga aku nyaris terjatuh. Karena ia sedang fokus menyerang Renshi, aku langsung memunculkan senjata zodiak berikutnya.
"Senjata Zodiak Ke 11 : Scorpio!!"
Beberapa rantai muncul dari berbagai arah berbeda dan bergerak mengincar Ogawa. Ogawa dengan cepat menghindari nya meski rantai itu terus mengejarnya hingga ia menangkap semua rantai dan memutuskan ujung rantai dengan tangan nya.
"Mau menahan ku dengan rantai ini ya?. Itu tak Terulang lagi!!!"
Ia mulai mengincarku lagi dan berusaha membunuhku. Aku langsung memunculkan tameng Taurus Lagi dan menahan serangannya. Tapi, aku kurang cepat dalam menahan serangannya hingga...
"Percuma Saja kau berlindung di tameng Bodoh itu"
Ia menyerang bagian samping tubuhku dengan kakinya. Aku memang berhasil melindungi bagian samping tubuhku yang hampir di tendangnya. Tapi, Tetap saja kekuatannya lebih besar di banding diriku.
"Kecepatan serangan mu masih dibawah diriku percuma saja kau menahannya"
Aku terlempar ke samping karena tendangan Ogawa. Serangannya benar-benar cepat dan tak terduga. Ditambah lagi, ia bisa tahu siapa yang ada dibelakangnya dan kecepatannya juga bukan kecepatan manusia biasa. Satu-satunya cara melawannya adalah Melawan Kecepatan miliknya
Setelah aku terlempar, Ogawa mulai kembali Fokus ke Renshi. Ia menyerangnya dengan sangat Gila hingga Renshi Mulai kehabisan mananya. Renshi berusaha menahan serangan Ogawa hingga Katana Renshi patah dan ia tidak bisa menyerangnya lagi karena itu.
"SAATNYA AKU MEMBUNUHMU!!!"
Ogawa mulai menyerang Renshi dengan wajah yang begitu senang. Namun, aku datang dan bersiap menghadangnya. Ya... Aku sudah melampaui kecepatan nya. Dan aku memakai mana yang tersisa untuk membuat senjata. Yaitu Senjata Zodiak ke 10 : Libra untuk mempercepat seranganku, dan senjata Zodiak berikutnya Yaitu....
"Senjata Zodiak Ke 4 : ARIES!!!"
sebuah palu besar dengan pegangan yang panjang perlahan muncul dan kedua tanganku mulai memegang nya dengan kuat dan mengayunkan nya dan memukul bagian perut Ogawa. Aku sekuat tenaga berusaha mengakhiri ini dengan menghempaskan tubuhnya ke tembok. Sebelum aku menghempaskan tubuhnya, ia sama sekali tidak mengubah ekspresi wajah nya sedikit pun. Ia masih bisa tersenyum mengerikan. Karena aku melemparkan tubuhnya terlalu kuat ia menembus beberapa dinding hingga ia benar-benar mati, tidak.... Dia pasti cuman pingsan saja.
Karena aku kehabisan mana. Senjata yang aku keluar kan mulai lenyap dan tubuhku mulai lemas dan mati rasa. Sebelum aku tumbang, Renshi dengan sigap menangkap tubuh ku agar tidak jatuh ke lantai.
"Kalau ingin pingsan lagi. Aku tak akan membiarkan nya"
"Renshi.....?"
"Sihir milikmu ternyata lumayan hebat juga. Dan lagi kau bisa menggunakan nya dengan cepat"
"Begitu ya.... Jadi ini namanya Sihir.... Meski ini sangat ringan.... Tapi kekuatannya benar-benar luar biasa..... Aku terkejut jika bisa mendapatkan nya seperti ini.... "
"Yang terpenting, kau selamat. Mari kita ke Akagi, dia pasti sudah siuman saat ini"
"Ya..."
Renshi membantu ku berjalan dan kami akan segera pergi ke tempat evakuasi sebelum polisi datang ke tempat ini.
Tapi, tubuh Ogawa yang penuh darah mulai menggerakkan tangan nya dan memunculkan sebuah tombak merah runcing.
"Kalian Pikir ini telah berakhir? Tidak.... GAME OVER UNTUK KALIAN TELAH DATANG!!!!"
Tombak itu meluncur ke arah kami. Renshi yang menyadari itu langsung bertindak.
"IZURU, AWAS!!"
ia mendorong ku dan dalam waktu singkat tombak itu menancap hingga menembus perutnya. Aku dan Renshi tidak bisa menahan serangan seperti itu karena kami sama-sama kehabisan Mana.
Ogawa perlahan Mulai berdiri dan tertawa dengan mengeluarkan aura Merah kehitaman seperti darah busuk. Dan ia seperti serigala yang haus darah dan siap memangsa siapapun.
"Dari sihirmu.... Aku mulai tahu siapa kau.... Kau pasti dari Keluarga pengguna sihir Zodiak, OTASAKI!!!"
"Apa maksudmu"
"Tentu saja.... Hanya keluarga mu saja yang memiliki sihir itu. Ku pikir Keluarga itu sudah musnah puluhan tahun lalu karena Insiden pembantaian. Tapi tidak juga... Pasalnya SALAH SATU KETURUNAN NYA BARU SAJA AKU LAWAN!!!"
Ia mengeluarkan Tawa yang menyeramkan. Dan ia membuat sebuah pedang dari darah yang ada di lengannya dan mulai berjalan perlahan ke kami.
"Aku akan membunuh Shirogami.... Aku akan Membunuh Otasaki.... Aku akan Membunuh Shirogami.... Aku akan membunuh Otasaki...."
"Izuru, larilah.... Biarkan aku saja yang terbunuh disini"
"Dengan Kondisi seperti ini. Mana mungkin aku bisa lari...."
Aku perlahan berdiri dengan susah payah dan berjalan ke arah Renshi. Aku berdiri di depan nya sambil meluruskan tangan ku kesamping untuk melindungi Renshi.
"Karena aku tidak ingin teman ku mati di hadapan ku. Lebih baik aku saja yang mati lebih dulu"
"Aku paham.... Aku paham.... Kenapa Keluarga mu terbantai. Karena sikap Bodoh mereka!!! Jika itu mau mu.... MATILAH KAU, OTASAKI!!!"
Ogawa bergerak dengan cepat dan bersiap menusuk kan pedangnya ke tubuh ku. Aku menutup mata berharap semuanya baik-baik saja atau aku sudah pasrah untuk di bunuh.
Aku membuka mata ku perlahan dan melihat Ogawa di tahan oleh sesuatu. Aku bisa merasakan leherku mengenai ujung pedangnya. Ogawa di tahan oleh seorang pria dengan Rambut panjang bewarna merah, matanya bercahaya bewarna emas bukti jika ia mengaktifkan sihir miliknya. Ia memakai jaket kulit panjang bewarna hitam. Ia menahan serangan Ogawa dengan Sabit besar bewarna emas yang mata pisaunya berada di leher Ogawa.
"Untung saja tepat Waktu... Sepertinya mangsa mu kali ini tidak bisa kau makan jantungnya, Gluttony Ogawa"
"Jika kau sudah muncul disini. Berarti pembasmi hama mu telah tiba disini Juga, Watanabe Kinrei!!"
Beberapa pasukan Tim Asosiasi Penyihir Penyelidik datang dengan membawa senapan mereka dan baju pelindung.
"Jangan Bergerak Kau Di tahan!!"
"Yang kau katakan itu benar. Kami ini memang pembasmi Hama. Dan Hama itu adalah kau sendiri. Jika kau bertindak lagi, aku akan memotong kepalamu dan mengubahnya menjadi Emas dalam sekejap. Jadi... Lepaskan anak itu dan menyerahlah"
"Baik-baik...."
Ogawa menonaktifkan sihirnya sehingga pedang yang ia pakai untuk membunuh ku kembali menjadi darah. Ia kemudian mengangkat kedua tangannya bukti ia sudah menyerahkan diri nya.
"Aku menyerah....!! Kirimkan aku ke penjara.....!!!"
Ia langsung di borgol dengan borgol khusus yang katanya bisa menetralkan sihir apa pun dan mulutnya juga di tutup dengan alat khusus.
"Bawa dia ke mobil tahanan. Dan bawa dia langsung ke penjara khusus penyihir"
"Baik!!"
Ogawa kemudian di bawa oleh para pasukan bersenjata tersebut. Tubuh ku kembali lemas dan hampir terjatuh. Seorang petugas menangkap ku dan satu petugas lagi membawa Renshi.
"Bawa anak-anak ini ketempat Perawatan termasuk anak yang tertusuk itu juga"
"Dan kau.... Setelah lukamu di sembuhkan, segera pulanglah. Jangan pernah berkeliaran disini lagi"
"Aku tahu...."
Setelah kami pergi dari sana. Pria itu masih berada di Tempat tersebut. Saat mengecek tempat tersebut, ia menginjak sesuatu dan itu adalah kacamata milik ku yang telah hancur.
Pukul 18:00
"Aku Pulang!!"
Setelah lukaku di sembuhkan aku langsung di suruh untuk segera pulang karena sekolah ku akan di periksa penyebab tragedi itu. Aku sempat bertanya kepada guruku tentang kondisi Akagi dan ia bilang jika Akagi telah siuman beberapa menit setelah aku pergi untuk menolong Renshi. Aku memang tidak sempat menemuinya. Tapi, mendengar ia baik-baik saja itu sudah cukup aku rasa.
Setelah melepaskan sepatuku, aku langsung pergi mandi. Kemudian memberi makan Kuro Sambil menceritakan kejadian hari ini. Itu hal wajar bagi ku yang tidak memiliki siapapun yang bisa diajak berbincang selain hewan peliharaan.
Lalu aku berbaring di kasurku sambil menatap tangan ku.
"Jadi sejak awal, keluargaku memiliki sihir. Tapi kenapa ibu merahasiakan nya? Apa karena ibu tidak ingin aku mati? Aku benar-benar tidak menger-"
Ponsel ku berdering diatas meja belajar kudan aku segera mengambil nya.
Seseorang berusaha menelpon ku. "Nomor tidak dikenal". Aku berharap yang menelpon ku bukan seorang penipu atau orang yang menyuruh ku untuk masuk ke sebuah sekte aneh (itu sering terjadi, 10X dalam seminggu). Tanpa pikir panjang aku langsung mengangkatnya.
"Ee.... Halo?"
"Apa kau Otasaki Izuru?"
Suara ini. Sepertinya dia orang yang tadi
"Ya. Itu aku"
"Baiklah.... jika itu memang kau, apa kita boleh bertemu di suatu tempat? Ada hal yang aku ingin bicarakan dengan mu empat mata. Bagaimana?"
"Aku tidak keberatan"
"Baiklah! Aku akan mengirimkan lokasi pertemuan kita di ponselmu. Lebih cepat lebih baik. Paham?"
"Ya, aku paham."
"Baiklah.... Sampai nanti"
setelah telepon nya mati, sebuah pesan muncul di ponsel ku dari nomor yang sama. Pesan itu berupa sebuah lokasi dan itu tidak terlalu jauh dari sini.
Pukul 18:45
"Tempat apa ini? Apa dia serius ingin bertemu ku disini?"
Lokasi yang ia kirimkan kepada ku adalah sebuah Cafe dengan Nuansa Serba imut. Aku sedikit tidak yakin jika dia ingin menemui ku di sini.
"Apa ponsel ku yang salah?"
Aku merefresh aplikasi map ku berkali-kali dan ponsel ku tidak salah. Aku sudah berada di lokasinya.
Aku menghela nafas dan masuk ke Cafe itu.
"Selamat Datang!! Silahkan cari tempat duduk yang kosong ya!!"
Seorang wanita pelayan kafe berpakaian maid menyambut ku. Aku menerima sambutannya dengan sedikit canggung.
"Ah.... Ya.... Terimakasih...."
Saat pelayan itu pergi melayani pelanggan lain. Seseorang melambaikan tangan nya ke hadapan ku di bangku dekat jendela. Ya, dia orang yang ingin berbicara dengan ku. Penampilan nya sedikit berbeda saat pertama kali aku melihatnya. Ia memakai kaos polos abu-abu dengan jas biru, ia juga mengikat rambutnya dengan gaya kuncir ekor kuda, dan matanya bewarna biru terang sepertinya matanya akan menjadi emas jika ia mengaktifkan sihir saja.
Aku langsung berjalan ke arahnya dan segera duduk menghadap ke arah nya.
"Maaf aku sedikit terlambat tadi."
"Ya, aku tahu itu"
Seorang pelayan membawakan 2 gelas Eskrim coklat ke meja kami
"Ini Pesanan anda Tuan"
"Ya... Terimakasih banyak"
Setelah pelayan itu pergi. Dia langsung menyantap es krim coklat miliknya.
"Makan saja. Aku yang traktir"
"Tidak.... Terimakasih aku tidak lapar"
"Begitu ya..."
Dia melanjutkan memakan Eskrim nya dan memanggil ku.
"Hei, Izuru"
"Ya, ada apa?"
" Aku tahu Kau pasti bingung kenapa aku memilih tempat ini bukan?"
"Ya, tentu saja. Tapi kenapa kau tidak bertemu ku di rumah ku saja? Apa itu berbahaya?"
"Tidak... Aku bisa membicarakan sesuatu hal penting ini di rumah mu. Tapi...."
Ia mengeluarkan dua buah kertas dan itu adalah sebuah kupon
".... 2 kupon ini akan kadaluarsa besok. Jadi aku tidak ingin membuang-buang kesempatan ini!"
Ternyata ini alasannya kenapa dia ingin bertemu ku di tempat aneh seperti ini.
"Lagian... Kau itu Otaku bukan?"
"Tidak. Kau keliru tentang itu"
"Aku bercanda, jangan di anggap serius begitu..."
"Aku tahu, jadi kenapa kau ingin menemui ku? Apa ini tentang sihir ku?"
"Ya. Itu adalah salah satu topik yang ku ingin bicarakan. Tapi pertama-tama"
Dia mengeluarkan sesuatu di balik jasnya. Dan itu adalah sebuah kotak kacamata.
"Apa ini milik mu bukan?"
Aku awalnya sedikit bingung namun tanpa ragu aku membuka kotak kacamata itu.
"Eh.... Ini bukannya.... Kacamata ku?"
dan isinya adalah kacamataku yang seharusnya sudah hancur akibat tragedi sekolah, kini kembali seperti semula seperti tidak terjadi apa-apa pada kacamata itu. Aku mengambil nya dan memeriksa apa ini benar kacamata milikku dan rupanya ini memang benar kacamataku.
"Bagaimana? Sedikit sulit mengumpulkan serpihan kacamata yang hancur. Dan juga sangat sulit membujuk seorang penyihir waktu untuk memakai tehnik pembalik waktu pada kacamata itu. Sepertinya kau memilih tidak memakai kacamata sekarang setelah kacamata itu hancur"
"Bukan begitu. Karena aku masih bisa melihat dengan normal tanpa kacamata. Aku pikir aku tidak perlu membeli yang baru. Tapi karena kau memperbaiki nya. Aku benar-benar berterimakasih banyak pada mu."
"Lebih baik kau mengatakan itu pada penyihir waktu itu saja. Jika kau berterimakasih pada ku. Maka dia merasa di manfaatkan oleh ku"
"B-begitu ya?"
"Apa kau memang tidak ingin memakannya?"
Dia menunjuk ke eskrim milikku. Karena Eskrim nya telah habis. Dia meminta jatah ku.
"Tidak, kau ambil saja. Aku memang tidak mau"
"Begitu ya.... Jangan menyesal jika aku sudah menghabiskan nya ya...."
Ia mengambil eskrim ku dan memakannya.
"Anu.... Kin-"
"Kinrei-san saja"
"Hah?"
"Kau boleh memanggil ku Kinrei-san saja"
"Aku mengerti. Anu... Kinrei-san, apa kau tahu tentang keluarga ku? Apa keluarga ku memang punya sihir sejak awal? Kenapa mereka terbantai?"
"Ya aku tahu tentang keluarga mu dan sihir milikmu. Apa kau mau mendengarnya?"
"Ya.... Aku ingin tahu"
"Sihir milikmu adalah sihir Zodiak. Sihir yang bisa memanggil 12 kunci Zodiak dalam bentuk senjata yang tiap bentuk senjatanya tergantung keinginan pengguna. Tapi sihir ini akan menjadi tidak berguna jika seorang pengguna sihir ini tidak memiliki sihir lain di dalam diri mereka. Karena sihir Zodiak sejatinya adalah sihir yang tidak bisa berdiri sendiri"
"Aku mengerti. Jadi itu sebabnya aku melihat dua cahaya. Apa keluarga ku memang sejak awal punya sihir ini?"
"Tidak, keluarga Otasaki dulunya tidak memiliki sihir ini. Tapi, Salah satu keturunan Otasaki bernama Mizuyama, seorang pendekar pedang yang berhasil selamat dari perang saudara yang diakibatkan tipuan iblis yang menjadikan 12 kunci zodiak sebagai pembuka gerbang neraka. Ia yang satu-satunya berhasil bertahan hidup setelah perang ganas itu terjadi. Dan saat fajar mulai muncul, ia memutuskan memasukan energi 12 kunci Zodiak itu kedalam dirinya. Dan Energi sihir itu menyatu dengan darahnya dan menjadi kan kekuatan itu sebagai sihir turun temurun."
"Jadi itu sebabnya keluarga ku terbantai ya?"
"Aku tidak tahu pasti penyebabnya. Tapi, mungkin saja orang-orang dari sekte sesat membunuh keluarga Otasaki demi mengambil 12 kunci Zodiak itu kembali. Yang pastinya untuk membuka kembali gerbang Neraka dan memunculkan kiamat kedua. Tapi beberapa anggota keluarga mu masih ada yang selamat. Buktinya kau yang masih tetap hidup sampai sekarang bukan?"
"Ya kau benar. Tapi kenapa Ibuku masih merahasiakan sihir ini pada ku? Apa dia tidak ingin aku mati seperti Otasaki terdahulu?"
"Bisa jadi... Tapi bukan itu saja alasan kenapa sihirmu dirahasiakan. Mungkin Saja ada Kaitannya dengan Kematian Ayahmu"
"Kematian Ayah ku? Apa kau juga tahu tentang ayah ku?"
"Ya, karena dia teman 1 tim ku. Bagaimana aku tidak tahu dia itu seperti apa"
"Jadi alasan kau memperbaiki kacamata ku itu..."
"Ya, karena itu adalah salah satu peninggalan nya sebelum ia mati setelah menyelesaikan misi besar. Sifat yang ia memiliki itu sangat berbeda dengan diri mu, dia lebih gila dan Keras kepala dalam bertindak, rekan-rekan kerja kami menyebut dirinya sang titisan Ifrid."
"Mendengarnya kau bercerita, seperti apa sifat ayah ku langsung tergambarkan"
"Meski begitu ia itu orang yang hebat. Dia tidak ingin aku mati dan mengorbankan dirinya. Tujuan Ibumu merahasiakan ini semua adalah keselamatan mu. Dia tidak ingin kau mati muda seperti ayahmu. Aku tahu dia itu orang yang seperti apa"
"Aku paham"
"Baiklah, karena aku sudah menjelaskan semua Rahasia tentang keluarga mu, aku akan langsung ke topik utama sekarang. Izuru, apa kau tetap hidup seperti biasanya meski kau sudah memiliki sihir?"
"Jika aku tetap hidup normal, mungkin aku akan di incar dan di bunuh seperti nya. aku tidak tahu apa aku harus lakukan"
"Begitu ya... Apa kau ingin masuk ke sekolah Khusus Penyihir?"
"Aku sempat berpikir seperti itu. Mungkin aku akan melatih sihir ku di sana dan mempelajari ilmu pengetahuan sihir secara lebih dalam"
"Sepertinya kau adalah calon murid yang selanjutnya"
"Apa yang kau maksud..."
Tiba-tiba Kinrei-san memberiku sebuah Kartu bewarna Emas.
"Selamat... Kau lulus Tes Wawancara dari ku. Dan kau akan masuk seleksi jalur penyihir khusus"
"Tes? Seleksi? Jadi yang kau tanyakan tadi itu...."
"Ya, itu Tes wawancara dengan calon murid. Kedua Teman mu Bernama Renshi dan Sayaka juga lulus dan masuk jalur yang sama dengan mu"
"Tunggu.... Sayaka juga ikut?"
"Ya, sebenarnya dia punya sihir tersembunyi seperti mu. Ia sedikit terkejut mendengar hal itu."
"Begitu ya. Terimakasih banyak"
Aku mengambil kartu itu dan menyimpan nya di saku jaket ku
"Ngomong-ngomong.... Kapan ujian seleksinya dimulai?"
"Aku tidak tahu... Meski aku kepala sekolah nya, aku tidak tahu kapan mulai nya. Kau akan mengetahuinya nanti"
"Begitu ya. Kalau begitu aku permisi dulu... Ngomong-ngomong, kau lebih bagus dengan rambut di ikat. Sampai jumpa!"
Aku pergi keluar dari Cafe tersebut. Kinrei-san melanjutkan memakan es krim miliknya namun dari awal ia merasa ada yang menguping pembicaraan di bangku di belakangnya.
"Apa kau tidak punya hal lain yang harus di lakukan selain menguntit ku seperti ini?"
Seorang gadis yang tadi menguping pembicaraan kami berdua.
"Hah.... Padahal aku hanya berkunjung disini saja. Tapi karena sudah ketahuan apa boleh buat, maaf sudah menguping.... Aku tidak akan mengulanginya lagi"
"Sebaiknya kau bersiap untuk Seleksi nanti. Apa kau mau tertidur disini?"
"Tentu saja tidak. Aku akan segera pulang dari sini. Dan kau jangan lupa untuk pulang ya, Kinrei-san"
Pukul 19:05
Aku berjalan pulang sambil mengobrol dengan Renshi lewat pesan.
Massage
[Izuru]
"Apa luka mu sudah sembuh?"
[Renshi]
"Ya, berkat perawatan tadi"
"Apa kau mendapatkan sebuah pesan dari Kinrei-san?"
[Izuru]
"Ya, dia mengatakan beberapa rahasia tentang keluarga ku. Dia juga memberi tes wawancara dan aku lulus. Aku masuk jalur khusus katanya"
"Apa kau juga begitu?"
[Renshi]
"Karena aku sudah tahu beberapa rahasia keluarga ku. Aku tes wawancara dan masuk jalur yang kau maksud"
[Izuru]
"Begitu ya..."
[Renshi]
"Kalau begitu, aku permisi dulu"
"Sampai bertemu di ujian seleksi nanti"
[Izuru]
"Ya! Sampai nanti"
Aku mematikan ponselku dan segera berjalan pulang ke rumah. Namun, seorang gadis memanggil ku dari belakang.
"Selamat Malam, Izuru-kun"
Aku menoleh ke belakang dan itu adalah Akagi. Dia membawa tas belanja di tangannya mungkin dia abis pulang berbelanja dan segera pulang ke rumah.
"Akagi"
"Akhirnya... Aku bisa bertemu dengan mu"
Setelah itu aku dan Akagi berjalan Bersama soalnya Rumah ku dan Akagi searah jadi kami sudah biasan pulang bersama.
"Apa luka mu sudah Sembuh? Sensei bilang kau mengalami banyak luka saat menolong Renshi"
"Ah... Iya, luka ku sudah sembuh semua. Karena perawatan itu."
"Syukurlah kau baik-baik saja."
"Ya... Aku juga senang kau baik-baik saja"
"Sepertinya kita akan menjalani kehidupan yang sedikit berbeda..."
"Kau juga memikirkan hal yang sama ya. Apa kau sudah siap memulai nya?"
"Meski belum aku belum siap menerima nya. Ini adalah takdir, dia bisa datang ketika kita sudah siap atau belum tergantung bagaimana kita melewati nya"
"Kau benar. Ini sebuah takdir yang tak bisa di hindarkan. Sepertinya rumah mu sudah dekat"
Aku dan Akagi kemudian berpisah. Sebelum ia masuk kerumahnya ia sempat mengatakan sesuatu.
"Izuru-kun!"
"Ya ada apa?"
"Terimakasih.... Terimakasih sudah menolong ku."
Ia mengatakan itu dengan senyum yang tulus.
"Ya.... Itu bukan apa-apa. Kau juga Teman Terbaikku. Sampai Jumpa lagi"
Aku berjalan pulang ke rumahku. Aku tidak percaya jika kehidupan normal ku akan berubah mendadak seperti ini. Sudahlah, Tentang takdir kehidupan ku tidak bisa aku atur sesuka hati. Jadi aku harus menerima takdir baru ini
Pukul 20:30
Aku berbaring di atas kasur ku. Aku menghela napas panjang. Dan melihat kartu yang di berikan Kinrei-san pada ku.
"Jadi aku akan ikut seleksi akademi sihir ya? Seharusnya aku melatih sihir ku. Tapi.... Entah kenapa.... Aku.... Begitu.... Mengan....tuk"
Sungguh aneh. Padahal aku masih bisa terjaga di jam segini tapi kenapa rasa kantukku benar-benar tidak bisa di tahan. Aku akhirnya tertidur. Namun seketika aku berada di sebuah Kota yang telah di tinggalkan dengan tumbuhan menjalar dan pepohonan menghiasi kota mati tersebut. Terik matahari, bau-bau menyengat benar-benar bisa aku rasakan.
"Apa Aku bermimpi?"
Aku mencubit pipiku dan...
"Aduh... Duh.... Ini bukan mimpi. Tapi sejak kapan aku disini? Bukannya aku tertidur di kasurku?"
Saat aku sedang berpikir sejenak. Sebuah Robot terbang berbentuk bola menghampiri ku dan membuat ku terkejut.
"Apa kau.... Otasaki Izuru?"
"Uwaah!!! Siapa kau?!"
"Perkenalkan... Aku Watcher. Aku adalah pemandu untuk memandu jalannya seleksi Akademi. Dan aku bertugas memandumu"
"Begitu ya.... Memandu ujian..... Tunggu, apa kau bilang ini Ujian Seleksi?!"
"Ya.... Ini adalah Ujian Seleksi Bertahan Hidup untuk Seluruh peserta. Dan ujian itu baru saja dimulai"
Bersambung....