"Tidak, aku memang ingin memiliki anak dari pernikahan kita," jawabku.
"Baguslah!" Yunki tersenyum setelah mendengar jawabanku.
"Tapi, apa melahirkan itu sakit?" Tiba-tiba aja aku menanyakan itu pada Yunki.
Yunki agak tertawa mendengar pertanyaan dariku, lalu ia mengusap kepalaku dan mengatakan. "Sayang, kamu hamil aja belum tapi udah memikirkan yang terlalu jauh."
"Eh iya benar," aku menggaruk kepalaku karena agak malu.
"Walaupun melahirkan sakit tapi aku akan menemani kamu saat lahiran nanti," ucap Yunki dengan menggenggam tanganku.
"Baiklah!"
Tidak lama kemudian. Nomor antrian kami di panggil, kami langsung masuk ke dalam ruangan sang Dokter.
"Selamat pagi," sambut Dokter sambil tersenyum manis pada kami.
"Pagi," ucapku dan Yunki dengan kompak.
"Silahkan duduk." Dokter mempersilahkan duduk pada kami.
"Terimakasih," aku dan Yunki langsung duduk di kursi masing-masing.