Semakin tangan Margaret mendekat memperlihatkan isi layar handphone yang berisikan tulisan Rayno, Citra semakin bergidik ketakutan. Mata elangnya keluar, memerah seakan mengambil pemanasan untuk mencengkram.
"Why?" tanya Margaret heran.
Citra mengerutkan tubuhnya, menggeleng kepalnya dan segera lari kepelukan guling yang tergeletak di atas ranjang.
Seperti tak sadarkan diri, dia mengerang dan terus berteriak sekencangnya. "PERGI!"
Lengannya melilit guling itu dengan telapak terus mencengkram ketakutan.
"Apa dia orangnya?" Margaret mendekat, lalu mengelus pundak Citra pelan.
Ada setitik sentuhan sayang yang mengalir di nadi Citra, percis seperti ketika pundaknya di elus lembut oleh ibunya pada saat ia masih kecil. Kenangan itu hadir lagi melewati sentuhan Margaret. Tanpa berpikir panjang, ia mengganti rangkulannya menjadi mengarah ke tubuh gempal Margaret.
"Hiks! Hiks! Aku takut tante!"
"Apa orang ini pelakunya?" Tanya Margaret terus memaksa Citra agar tetap angkat bicara.