Beberapa waktu kemudian, di sebuah ruangan perkantoran, Wiguna nampak sibuk berkutat dengan beberapa berkas di atas meja kerjanya.
Meski senja akan datang, Wiguna tetap berusaha untuk profesional mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang masih tersisa.
Namun tak beberapa lama, ketika Ia berada di masa sibuk-sibuknya, Wiguna dikejutkan dengan sosok Juita dengan mata yang sangat kasar menyergah ruangannya tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.
"Apa-apaan ini? Saya benar-benar tidak terima dengan semua yang terjadi. Kenapa kontrak kerja saya dengan Bagaskara Grup bisa di batalkan?" Sergah Juita penuh kemarahan. Tangannya mengepal menghantamkan sebuah file yang ia kepal.
Detak jantungnya terpompa kencang, setelah ia usai menyelesaikan bacaannya mengenai sebuah kertas pengunduran diri yang harus ia tanda tangani.
"Aku tidak terima, apa yang di lakukan oleh Bagaskara group terhadapku bisa merusak imageku dan menurunkan pamorku di kancah perfilman!" Amarah Juita meluap.
