"Ridwan, sebaiknya kamu urus saja cafe. Pasti banyak pembeli. Aku baik-baik saja," kata Bisma yang kini sedang diobati oleh petugas medis yang datang beberapa menit lalu.
"Kamu yakin nggak apa- apa, Bisma?" tanya Ridwan cemas melihat Bisma meringis kesakitan.
"Santai, Bro. Udah sana."
Bisma menolak dibawa ke rumah sakit saat ambulance tiba. Ia bilang sangat tidak menyukai bau obat-obatan di rumah sakit. Karena sejak kecil ia sering sakit-sakitan. Beruntung karena luka robek di perutnya tidak terlalu dalam, maka Bisma hanya perlu diberi obat, antibiotik dan ditutup perban saja.
Ridwan memang kewalahan mengurusi cafe hanya berdua saja dengan Emil. Bahkan Emil terlihat sudah sangat kelelahan, wajahnya pucat. "Wan, gue ingin pingsan aja deh ini," gumam Emil yang duduk dengan nafas tersengal, mengelap peluh yang banjir di wajah dengan handuk kecil yang selalu tersampir di leher nya.