Gio juga otomatis melakukan hal yang sama, begitu juga yang lain. Uap kopi terlihat menggiurkan jika diminum saat masih panas seperti ini. "Siapa yang bikin kopi?" tanya Andika dengan menatap kopi milik nya yang baru saja ia sesap. Netranya menatap lurus ke arah Abimanyu yang bersikap acuh.
"Itu, anak baru. Hara. Kenapa? Nggak enak?" tanya Adi sambil menunjuk sosok pemuda yang ada di balik meja barista. Semua mata otomatis melihat ke arah yang Adi tunjuk. Tanpa reaksi berarti dan kembali pada pembahasan tadi.
"Penembak runduk? Gi, ada banyak penembak runduk yang elu tau?" tanya Adi.
"Hm. Penembak runduk yang mana dulu ini? Resmi atau tidak resmi?"
"Kan keahlian itu nggak banyak dimiliki orang, Gi. Masa iya sebanyak itu yang ada dipikiran lu?!"
"Ya iya, maksud gue kalau yang resmi ya cuma Pak Tatang Koswara. Kalau yang ilegal ya ada beberapa, cuma gue nggak tau list terbarunya sekarang. Nanti coba gue tanya teman."