Laras tidak berhenti tertawa hingga sampai area parkiran, masih merasakan bekas tangan Verga yang menggelitik perutnya layaknya kupu-kupu. Air matanya bahkan keluar setetes membuat Verga menggelengkan kepalanya saat gadis itu perlahan mengusapnya.
"Memang itu lucu sekali yah bagimu? Jahat sekali menertawakan nasibku." Verga berujar kesal dengan nada bicara yang dibuat-buat. Laras berusaha menetralkan nafasnya yang masih tersengal-sengal, wajahnya bahkan sudah memerah karena tidak berhenti tertawa, sudah seperti kepiting rebus dimata Verga.
"Baiklah, maafkan aku. Ini terlalu lucu bagiku." Ia terkekeh pelan lagi, Verga sampai kehilangan akal memikirkan gadis ini, apa yang lucu baginya?
"Kau tertawa puas sampai tidak sadar sepanjang perjalanan semua pasang mata mengarah padamu." Laras mengidikkan bahunya acuh, ia kemudian bersandar pada mobil Verga dan melipat tangannya didada.