Tangisan pilu itu semakin terdengar ditelinganya, membiarkan kerah bajunya basah demi menjadikan dirinya sebagai sandaran untuk gadis itu.
"Maaf aku tidak menepati janjiku. Seharusnya aku tidak menangis lagi dihadapanmu." Laras mengusap jejak air matanya yang sudah mengering, membiarkan atensi Verga mengarah sepenuhnya pada dia.
"Kau tidak bersalah, jangan meminta maaf. Jika menangis memang bisa membuatmu lebih tenang, maka keluarkan." Verga mengelus surai hitam milik Laras, membantu gadis itu untuk menghapus air matanya dengan ibu jarinya.
"Kau memang tidak mengetahui hal itu atau bagaimana? Aku tau Angel calon tunangannya, tapi dia tidak bisa berlaku seperti itu kepadamu, kau juga punya hati, ras." Verga mendikte Laras didepannya, layaknya seorang kakak yang tidak menerima adiknya diperlakukan demikian.