Jari-jari tangan Ai sedingin es ketika Yuda memegangnya. Jari-jari itu tersiksa dalam dingin juga derita batin. Dia menarik jari-jari mendekat agar dapat memberi hangat, memberi ketenangan bagi yang punya.
Tiada berani Ai memandang mata Yuda. Dia tertunduk bergumam, "Kamu gak tahu apa yang terjadi. Ini bukan cuma cinta yang salah,ini akibat kebodohan dari cinta yang jahat."
Yuda tak peduli dengan ucapan itu. Merangkul Ai, dia memberi elusan pelan ke punggung Sang gadis. Iba suaranya terdengar lirih ketika Yuda berucap, "Aku tahu ada rekaman. Aku tak butuh melihat rekaman, karena binatang seperti Alec hanya memiliki satu cara untuk mengontrol Dewi cantik. Percayalah, tiada kalimat terlambat untuk mundur."
Ai mendorong pelan tubuh Yuda mundur, sembari menggeleng dalam ketidak percayaan mendengar ucapan yang terlalu baik untuknya.
Yuda mengerti mungkin ucapannya terdengar palsu karena terbungkus dalam iba.
