Chereads / Love Bears a Wound / Chapter 8 - Pertemuan & Pandangan Pertama

Chapter 8 - Pertemuan & Pandangan Pertama

Sang Mentari mulai muncul dari ufuk Timur, Lediya sedang sibuk didepan cermin kamarnya mencobai baju satu persatu, hari ini Lediya akan bertemu dengan General Manager hotel berbintang itu, setidaknya dia harus berusaha tampil cantik supaya tidak membuat ayahnya malu.

"Haaah, pake baju yang mana ya bajuku setelan celana semua ternyata. Hmm inikan bukan kencan ngapain aku ribet-ribet sih, " ucapnya.

Lediya pun mengambil setelan kemeja pink dan celana panjang hitam, lalu ia menguncir rambutnya ke atas sehingga memperlihatkan garis lehernya yang cantik.

Waktu sudah menunjukkan pukul 09.00 pagi Lediya segera turun untuk sarapan bersama ayahnya.

"Pagi ayah," sapa Lediya sambil mengecup pipi ayahnya.

" Pagi juga sayang, kamu terlihat cantik sekali hari ini, mau kemana?" tanya Hardian.

"Mau kekantor, tapi sebelum kesana aku ada janjian ketemu diluar, " jawab Lediya

"Oo kamu ada janji dengan calon pengantin lagi di luar ya?" tanya Hardian.

"Iya ayah," Lediya berbohong.

Dia tidak mau ayahnya mengetahui kalau yang akan dia temui adalah General Manager hotel.

Selesai menghabiskan sarapannya wanita itupun segera beranjak untuk pergi.

"Diya pergi duluan ya ayah, bye."

Lediya melambaikan tangan ke arah ayahnya dan segera keluar pintu rumah.

"Hati... hati ya nak, ingat jangan ngebut-ngebut bawa mobilnya," teriak Hardian.

Namun Lediya sudah keburu hilang dari pandangannya, Hardian pun mengelengkan kepalanya melihat tingkah laku anaknya itu.

Sementara itu Tjhin sudah berada di kantor nya, pria itu sedang kedatangan tamu yaitu adik dari Jeje mantan kekasih nya bernama Leo, mereka sedang berbincang-bincang serius.

"Leo, setelah pembukaan dan peresmian taman hiburan itu mungkin aku akan segera menikah, " Tjhin memberitahu Leo.

"Bukankah itu terlalu cepat kak, baru 10 hari kak Jeje pergi segitu cepat kah kakak melupakan nya?, katanya kakak akan mencari pelaku tabrak lari itu, dan membuatnya membayar atas kematian kakakku, tapi kenapa malah menikah!" jawab Leo dengan nada kesal.

"Siapa bilang aku melupakannya, itu tidak akan pernah terjadi justru aku menikah untuk memulai awal pembalasan dendam kita Leo, " jawab Tjhin

"Maksud kakak?" tanya Leo menatap Tjhin dengan bingung.

"Yang akan aku nikahi nanti adalah putri dari si pembunuh itu," Tjhin menjelaskan.

"What, what happened?" tanya Leo kaget tak mempercayai apa yang telah didengar nya.

"Ya, itu jalan untuk aku membalaskan dendam kematian Jeje, aku akan membuat putrinya menderita dan menyesal telah menikah denganku," bibir Tjhin menyeringai.

Leo menganggukan kepala nya tanda dia mengerti, dan tak lama bibirnya ikut menyeringai.

Tak lama Jhon masuk ke dalam kantor Tjhin dan kaget melihat Leo ada disitu.

"Leo gimana keadaan mu, maafkan aku belum sempat datang menjenguk mu lagi setelah pemakaman Jeni, " Jhon menyapa sambil merangkul Leo.

"Aku baik-baik saja kok kak," jawab Leo.

"Kau sudah memutuskan ingin berkuliah dimana Leo?" tanya Jhon.

"Aku akan kuliah di Singapore kak, " jawab Leo.

"Oh ya, kau sudah mengetahui hal itu Tjhin?" tanya Jhon.

" Tentu saja, kakakku yang tampan inilah yang sudah mempersiapkan semuanya, bahkan kakak membelikan aku apartemen disana untukku tinggal, " ucap Leo tersenyum.

"O ya astaga sampai lupa, Tjhin putri dari tuan Hardian akan segera tiba, " Jhon memberitahu .

"Kamu duluan aja stand bay di restoran itu, aku akan segera menyusul setelah diriku menyelesaikan pembicaraan dengan Leo biarkan saja dia menunggu, bilang saja aku ada meeting, " jawab Tjhin dengan ketus.

"Baiklah kalau itu memang mau mu aku turun dan menunggu di restoran terlebih dahulu, Leo aku duluan ya," ucap Jhon lalu pamit undur diri.

Lediya telah sampai di hotel keluarga Lee dan menghampiri resepsionis hotel.

"Selamat pagi nona, ada yang bisa saya bantu," sapa resepsionis hotel dengan ramah.

"Maaf saya mau tanya, untuk ke restoran hotel ini saya harus jalan ke arah mana ya?" tanya Lediya.

Resepsionis segera menjelaskan arahnya, kemudian Lediya pun segera mencari letak restoran itu dengan mengikuti petunjuk arah dari resepsionis tadi, dan sempat tersesat karena hotel itu sangat besar.

Setelah berputar-putar pada akhirnya ia menemukan restorannya, saat masuk kedalam wanita itu melayangkan pandangannya ke sekeliling resto untuk mencari seseorang, lalu ia melihat sesosok pria tampan dan cukup berwibawa melambaikan tangan ke arah nya.

"Oh, itu pasti General Manager nya," Gumam Lediya.

Ia segera menghampiri pria yang melambaikan tangan kepada nya pria itu Jhon.

Jhon sangat terpesona melihat sosok Lediya yang sedang berjalan menghampiri nya. Kulitnya yang putih, hidung kecilnya yang mancung, garis leher yang sangat cantik, bibir dan bodynya yang kecil namun seksi mata Jhon dibuatnya tidak berkedip sedikit pun ditambah lagi saat melihat Lediya tersenyum kaki Jhon hampir lemas dibuatnya. Tiba-tiba jantung Jhon dibuat tak beraturan lalu ia pun tersadar dan segera menepis pikirannya.

-Gila kau Jhon, gadis itu calon istri teman dan bosmu ingat itu. (Jhon berbicara dalam hati).

"Maaf anda pasti sudah menunggu lama, aku tadi sempat tersesat perkenalkan namaku Lediya Aurora Jap putri dari Hardian Putra Jap, " Lediya memperkenalkan dirinya.

"Silakan duduk, " Jhon mempersilakan.

Jhon menjetikan jarinya, memberi aba-aba kepada pelayan resto untuk datang.

"Anda ingin memesan minuman apa nona?" tanya pelayan yang sudah berada di samping mereka.

"Saya pesan Flavored soda saja," jawab Lediya.

Jhon mengambil Latte di samping nya yang sudah dipesannya sebelum Lediya datang lalu menyeruput nya tanpa berbicara. Saat ini Jhon memang agak sedikit gugup untuk berbicara dengan wanita cantik didepan nya.

"Begini, Aku to the point aja ya untuk masalah pernikahan kita, saya ingin..., " Lediya memulai pembicaraan namun terpotong.

Tiba-tiba Jhon tersedak.

"Uhuk... u.. huk.. huk...," Jhon tersedak Latte yang sedang dia minum.

Lediya segera mengambil tissue, dan memberikan nya kepada Jhon.

"Anda tidak apa-apa?" Lediya bangkit dari duduknya segera membantu Jhon mengelap kemejanya.

Tak lama Tjhin pun datang, ia segera berjalan mendekati mereka berdua.

"Jhon kamu tidak apa-apa."

Lediya segera berbalik badan untuk mencari sumber suara itu yang ternyata sudah berdiri tepat di belakang nya, wajah mereka berdua bertemu, dan mata mereka saling bertatapan. Lediya menelan salivanya dan jantungnya berdetak tidak karuan wajahnyapun tiba-tiba memerah.

-Oh my God, pria ini tampan sekali seperti aktor dalam drama Korea kesukaanku alisnya yang tebal, hidungnya yang mancung, bibir seksinya, wow perfecto. (batin Lediya).

"Ada apa, kenapa kau terus menatapku apa yang sedang kau pikirkan haaa," telunjuk Tjhin mendorong kening Lediya menjauh.

Sebenarnya Tjhin pun sedikit gugup saat mereka berdua bertatapan, tidak bisa dipungkiri wanita dihadapannya ini sungguh cantik, ditambah tubuh mungilnya itu membuat wanita itu terlihat imut.

Lediya segera tersadar.

"Ah maaf, saya cuma kaget."

lalu segera menyingkir dan kembali ketempat duduknya.

"Boleh saya tahu anda ini siapa ya?" tanya Lediya.

Ia penasaran dengan pria tampan namun sangat sombong dan dingin didepan nya ini.

Jhon segera berdiri, dan mempersilakan Tjhin duduk ditempatnya tadi.

"Ini Lee Tjhin Won, General Manager sekaligus putra satu-satunya keluarga Lee," Jhon memperkenalkan.

-Benarkah pria sempurna dihadapanku ini yang ingin menikahiku, dijamin 100% aku kagak bakalan nolak dengan senang hati aku menerimanya, ck jual mahal dikit napa jadi cewe Diya. (Batin Lediya).

"Oh, jadi bukan anda General Manager nya?" tanya wanita itu memastikan.

"Aku Jhon asisten sekaligus teman dari Tjhin," Jhon menjelaskan.

"Oh, panggil Aku Diya saja asisten Jhon, dan maafkan Aku telah salah mengira kalau anda ini GM di hotel ini, " jawab Lediya dengan malu karena dirinya salah orang.

"Aku akan meninggalkan kalian berdua silakan kalian berbicara," Jhon undur diri pergi meninggalkan mereka berdua.

Cukup lama Tjhin maupun Lediya terdiam dan tidak berkata apa-apa.

Tak lama datanglah pelayan mengantarkan minuman yang Lediya pesan tadi sekaligus minuman Ocean Blue untuk Tjhin, karena tadi Jhon sudah memesankannya.

Lediya segera meneguk minumannya, jantungnya dari tadi terus berdangdut ria.

"Kenapa hanya diam saja?, apa yang kauingikan meminta bertemu hari ini apa ayahmu dan dirimu sudah memutuskan tentang persyaratan untuk menikah denganku?"

Tanya Tjhin dengan nada yang ketus dan tatapan dingin.

" Uhuk... uhuk... uhuk, " Lediya kaget dan tersedak saat Tjhin berbicara langsung ke intinya.

"Hmm, begini aku ingin membicarakan persyaratan yang kau ajukan ke ayahku apa sebenarnya tujuanmu memintaku untuk menikah denganmu?, bukankah aneh kita berdua belum pernah bertemu sama sekali tapi kau ingin menikahiku!" tanya wanita itu.

Lediya sungguh curiga dengan persyaratan tidak masuk di akal yang diajukan pria tampan bak dewa didepannya ini, namun disisi lain hatinya saat ini sedang berbunga-bunga karena dirinya telah jatuh cinta pada pandangan pertama dengan sosok didepannya itu.

"Aku sudah jelaskan dengan ayahmu pernikahan ini dilakukan hanya untuk bisnis dan kau yang akan menjadi jaminannya supaya ayahmu tidak membawa kabur uang bahkan investasi yang aku berikan untuk perusahaannya. Bukankah dengan adanya pernikahan ini akan sangat menguntungkan perusahaan mu, alasan lainnya ini kulakukan demi kebahagiaan orang tuaku," jawab Tjhin tetap dengan nada ketus dan dingin.

"Lalu kenapa harus menikah denganku?, bukankah harusnya kau mencari dan menikahi gadis yang kau cintai dan mencintai mu, tidak mungkinkan kau tidak memiliki kekasih atau kau menyukai sesama jeruk?" tanya Lediya dengan tatapan curiga.

"Apa maksud dari tatapanmu itu, jangan bicara sembarangan aku ini pria normal?" pria itu menatap tajam wanita itu.

"Oo kirain, berarti tidak mungkin kau belum memiliki kekasihkan kenapa tidak menikahi kekasihmu saja mengapa harus aku, " ucap Lediya namun dalam hatinya ada perasaan kecewa kalau ternyata pria dihadapannya ini sudah memiliki kekasih.

"Ada alasan lain mengapa aku tidak bisa menikahi wanita yang ku cintai, sudahlah kamu jangan banyak bertanya," Ucap Tjhin kesal.

"Kau tidak perlu khawatir setelah menikah kita tetap akan menjalani kehidupan masing-masing, dan kita akan tidur di kamar terpisah disaat orang tuaku kembali ke Korea, selama mereka disini kita akan tidur sekamar, aku tidak akan menyentuhmu nanti kau tidur disofa, pernikahan kita ini hanya status saja jadi kau tidak boleh berharap lebih," Tjhin menjelaskan.

-Kenapa aku sedikit merasa kecewa ya sama perkataan nya barusan, dasar kau Diya kenapa harus jatuh cinta dengan laki-laki seperti ini. Aku kira jatuh cinta pada pandangan pertama adalah hal yang konyol, dan cuma ada di drama-drama kenapa aku harus mengalami nya sekarang. (batin Lediya).

"Huuuuh, menyebalkan," ucapnya tanpa sadar pelan namun masih bisa terdengar pria dihadapannya itu.

"Apa! barusan kau mengataiku ya?" tanya Tjhin kesal.

"Tidak, aku tidak mengatakan apapun," jawab wanita itu pura-pura tidak tahu.

Lediya merutuki kebodohannya sendiri dalam hati.

wanita itu segera melirik ke arah lain sambil meneguk minumannya, bikin Tjhin tambah kesal

"Jelas-jelas aku mendengar nya barusan, kau mengataiku menyebalkan," sahut pria itu ketus.

" Tidak aku tidak mengataimu, mungkin telinga anda salah dengar atau mungkin suara kodok didepan situ yang anda dengar, " ucap Lediya ngasal telunjuknya menunjuk ke arah luar jendela restoran.

-Cih dasar wanita aneh, berani sekali kau mengumpatiku. (batin Tjhin).

"Baiklah kalau begitu aku akan setuju menikah denganmu, namun ada 1 syarat," ucap Lediya.

"Cih, aku sudah memberikan kontrak kerja sama dan akan berinvestasi di perusahaan ayahmu masih kurang kah, kau memang gadis serakah," pria itu memberikan tatapan merendahkan.

"Aku hanya minta kamu datang kerumah ku untuk berpura-pura jatuh cinta padaku itu saja, dan akupun akan berakting jatuh cinta padamu juga anggap saja kita saling jatuh cinta pada pandangan pertama," Lediya menjelaskan.

"hahaha, kau benar-benar sudah gila mana ada hal seperti itu, itu hanya ada di cerita drama berhenti lah menonton drama romantis, " Tjhin tergelak.

"Kau tidak tau sifat ayahku, biarpun perusahaan nya mengalami kesulitan dia akan tetap berjuang untuk mencari cara lain, dan tidak akan pernah menyetujui aku menikahimu hanya karena demi perusahaannya!" jawab Lediya dengan nada jengkel.

Tjhin tiba-tiba terdiam mendengar ucapan Lediya.

-Kalau yang dikatakan nya benar kemungkinan aku bisa gagal melakukan rencanaku, cih aku tak menyangka cintanya kepada putrinya itu sungguh luar biasa aku tidak boleh merusak rencanaku sendiri. Kalau berhasil menikahi putrinya ini rencanaku untuk membuat pria itu mengaku dan memenjarakannya dengan memanfaatkan putri nya pasti berhasil.(Tjhin berkata dalam hati)

"All right..., namun aku juga punya permintaan untuk mu, kalau kau berhasil aku akan kerumah mu dan melakukan seperti yang kau inginkan, " ucap Tjhin.

"Apa itu, katakanlah!" jawab Lediya dengan raut wajah penasaran.

Bersambung....