Chereads / Love Bears a Wound / Chapter 14 - Lamaran

Chapter 14 - Lamaran

Pagi hari di kediaman Hardian, terlihat kapten pelayanan dan pelayan catering Harley sedang sibuk mengatur dan menyiapkan prasmanan, sedangkan Lediya sedang berada dikamarnya untuk berdandan.

Disitu sudah ada 3 rekan yang membantunya, Indra, Nikko,dan Sari, hari ini mereka akan kedatangan Tamu Istimewa yaitu ke dua orang tua dari Lee Tjhin Won pengusaha muda yang sukses dalam bidang perhotelan dll. Mereka akan melakukan lamaran sederhana untuk menentukan tanggal pernikahan keduanya.

"Kapten bagaimana persiapan nya, tidak ada kendala apapun kan?" ucap Hardian sedikit gugup.

Sebenarnya Hardian sudah sering menyiapkan acara lamaran dan nikahan orang lain, tetapi ini pertama kalinya dia menyiapkan acara lamaran untuk putrinya sendiri.

"Semua hampir selesai tuan, kami tinggal menata dessert saja, " jawab kapten.

"Tolong di percepat, keluarga pria sebentar lagi akan sampai di rumah ini, " ucap Hardian.

"Baik tuan, saya segera pergi memeriksa," jawab kapten.

Tak lama Lediya pun dateng bersama ke 3 rekannya menghampiri ayahnya, mereka bersiap-siap untuk menyambut kedatangan Lee Tjhin Won beserta keluarga nya.

" Wah anakku benar-benar cantik sekali, kau memang permata ayah. Syukurlah nak akhirnya kau mendapatkan jodoh yang tak terduga, ayah berharap kamu selalu berbahagia bersama nak Tjhin, " ucap Hardian tersenyum hangat sembari membelai lembut rambut putrinya.

Tak lama terdengar mobil calon mempelai laki-laki datang beserta keluarga besarnya membawa seserahan untuk melamar calon mempelai perempuan.

"Ayah seperti nya Tjhin dan keluarga nya sudah sampai, " jawab Lediya.

"Diya yang dilamar kenapose akika yang gugup ya," ucap Indra.

"Iye aku juga gugup pake banget nih calonnya si Diya kayak gimana ya, belum pernah liat. Eh tuh asisten Tampan udah nongol," ucap Sari sembari merapikan rambutnya, dan segera berdiri tegak menunjukkan gaya seorang wanita feminim.

" Ngarep aja u Sar, gw jamin pasti tuh asisten kagak bakalan ngeliat u, tampang begini apanya yang mau dilihat coba, hahaha," ucap Nikko tergelak.

"S****n u Nik, gini-gini dulu aku juga primadona waktu masih SMP, " ucap Sari bangga.

" U mah bukan primadona tapi parabola kali, " Nikko terkekeh.

"Udin ih, jengong berantem terus ye berdua bisikan jatuh cintrong baru tau rasa, " ucap Indra terkekeh.

"Idih gw gitu loh, jatuh cinta sama Sari? biarpun didunia ini cuma ada 1 wanita dan itu cuma si Sari lebih baik gw ngejomblo keles," ucap Nikko kesal.

"Eh, sapa juga yang mau sama u Nik aku juga kagak bakalan jatuh cinta sama u, kalau bawa pacar tampang kayak Nikko gini didepan teman mah malu-maluin aja, ngasal aja u ndra," ucap Sari merengut.

Indra pun pergi meninggalkan mereka berdua yang masih saja berantem kayak Tom and Jerry.

Acara pembukaan pun dimulai, MC menyambut kedatangan rombongan Lee Tjhin Won dan keluarga besarnya dengan mengucapkan selamat datang, dan membacakan susunan acara. Lalu salah satu perwakilan dari keluarga calon mempelai laki-laki menyampaikan lamarannya kepada pihak calon mempelai perempuan.

"Wow calonnya Diya kebangetan deh tampannya, wajah dan badannya udin kayak aktor Korea bo, " ucap Indra, Lediya cuma tersenyum.

"Bener-bener sempurna, udah tampan, tubuh tinggi tegap juga sixpack, kaya, pengusaha sukses, masih banyak lagi dah kelebihannya. Wah, aku jadi iri sama u Diya, " ucap Sari tercengang saat melihat sosok calon suami temannya itu.

Tak ketinggalan beberapa pelayan wanita yang bertugas mempersiapkan acara lamaran itu dibuat heboh dan terbengong-bengong saat sosok Lee Tjhin Won berjalan melewati mereka, apalagi saat pria itu melemparkan senyuman.

"Kyaaa... kyaaa... ," Para wanita yang hadir menyaksikannya,dibuat berteriak heboh.

-Cih,kalian tidak tahu kalau bukan karena demi perusahaan ayah aku sama sekali tidak berniat menikahinya, karena Tjhin itu seorang pria serigala bermuka dua, aku tak tahu gimana nanti hidupku saat sudah menikah dengannya, mudah-mudahan aku tidak dibuatnya masuk RSJ. (batin Lediya)

Prosesi demi prosesi, sampai seserahan semua berjalan lancar, dan selesai dengan baik, semua keluarga besar, karyawan catering, MC, dll sudah pulang, tinggal lah Tjhin dan ke dua orang tuanya sedang duduk berbincang bersama Hardian juga Lediya.

"Terima Kasih tuan Lee, dan nyonya Almira, karena telah menerima putri saya ini yang penuh banyak kekurangan, semoga Diya melakukan kewajibannya nanti sebagai menantu yang baik juga istri yang selalu ada dan mendukung suaminya," ucap Hardian

"Amin, saya sangat senang memiliki menantu seperti Diya, justru saya berterima kasih padamu Hardian karena telah membesarkan putri cantik seperti ini dengan baik," ucap Almira sembari mengelus pangkal rambut Lediya.

"O ya Hardian saya dengar saat ini perusahaan mu sedang mengalami kesulitan, benarkah?" tanya Suk Ho.

"Benar sekali, sejak COVID-19 melanda Indonesia banyak calon pengantin maupun perusahaan-perusahaan yang membatalkan acara mereka, sedangkan saya tidak bisa mengurangi ataupun memecat sebagian karyawan yang sudah lama bekerja dengan kami, bukan hanya saya saja semua yang bergerak dalam bidang jasa seperti saya ini terkena dampaknya, bahkan sudah banyak kami mengajukan proposal ke berbagai hotel dan gedung, tapi hasilnya nihil," ucap Hardian menjelaskan.

"Hmm, kau tak perlu khawatir Hardian sekarang kita adalah besan, keluarga Lee akan membantu mu melewati krisis ini. Tjhin sudah memberitahukan kepadaku, setelah mereka menikah putraku ini akan mengurus kerja sama dan akan berinvestasi di perusahaan mu, benarkan Tjhin?" ucap Suk Ho menepuk pundak Hardian sembari menatap ke arah Tjhin.

"Ya pa, aku akan mengurusnya setelah pernikahan selesai," jawab Tjhin tersenyum.

"Terimakasih banyak tuan, " ucap Hardian.

"Kita sebentar lagi akan berbesanan panggil Suk Ho saja lagipula kita seumuran kan, " ucap Suk Ho

" Baik tua... eh Suk Ho, " Hardian tersenyum gugup.

"O ya, kita akan melaksanakan pernikahan sekitar 2 Minggu lagi setelah peresmian taman hiburan di hotel kami, gimana menurutmu Hardian?" tanya Suk Ho.

"Baiklah tidak masalah Suk Ho, biarlah kami yang mengatur acara, dekorasi, MC, dan lain sebagainya, bagaimanapun kami pihak perempuan juga wajib ikut ambil bagian, " ucap Hardian terpancar kebahagiaan diwajahnya.

-Loh bukannya Tjhin bilang pernikahan ini akan dilakukan private, bukankah kalau kita menikah di hotel mewah itu berarti semua karyawan hotel keluarga Lee akan mengetahuinya? sepertinya aku harus bertanya kepada pria itu nanti, apa maksud dari semua ini!. (batin Lediya).

"Sudah malam sebaiknya kami pulang, kalian pasti sudah sangat lelah dengan segala persiapan lamaran hari ini. O ya Rabu kami ada peresmian dan pembukaan taman hiburan saya harap kamu dan Diya bisa datang Hardian, " ucap Suk Ho sambil memberikan undangan vip

"Oo baiklah, saya dan Diya pasti akan datang. Terimakasih untuk undangannya Suk Ho, " jawab Hardian.

" O ya Diya, senin kamu libur kan ya?" tanya Almira.

"Iya ma, besok aku libur," jawab Lediya

" Kalau gitu, temani mama berbelanja ya sayang aku ingin membeli baju, sepatu, dan tas untuk acara peresmian nanti, bisa kan?" ucap Almira dengan mata berbinar.

"Tentu ma dengan senang hati, aku akan menemani mama," ucap Lediya tersenyum.

"Tjhin malam ini menginaplah disini, mama papa juga Jhon akan pulang," ucap Almira.

" Apa!!!" teriak Tjhin dan Lediya serempak.

"Astaga kalian bikin mama kaget aja nanti kalau jantung mama kumat gimana!" ucap Almira yang sempat terperanjat kaget karena teriakan tiba-tiba putra juga calon mantunya itu.

"Maaf ma, " ucap keduanya bersamaan.

"Ya ampun kalian berdua kompak banget sih dari tadi samaan terus jawabnya, kalian memang jodoh yang tak terpisahkan ya, " Almira dan lainnya terkekeh.

Mendengar ucapan mertuanya itu membuat Lediya tersipu malu sedangkan Tjhin tetap dengan wajah datarnya.

"Kami belum sah ma, malam ini aku ikut kalian pulang! " ucap Tjhin menunjukkan ketegasannya.

" Kalian Sudah bertunangan juga melakukan lamaran ditambah 2 Minggu lagi kalian juga akan sah berstatus suami istri, tidak masalah tidur sekamar malam ini. Kamu sekali-sekali harus tidur dan melihat kamar calon istrimu ini supaya mengetahui rumah yang ditinggali nya dari kecil seperti apa, setelah menikah Diyakan akan pindah kerumah kita nanti tidak ada kesempatan lagi," Almira menjelaskan sembari tersenyum.

"Tapi bu, hmm ayah pasti tidak akan setuju Diya sekamar dengan Tjhin, kita kan belum benar-benar resmi ya kan yah?" tanya Lediya berharap ayahnya menolak usulan Almira calon mertua nya itu.

"Hmmm, menurut ayah tidak masalah yang dikatakan calon mertuamu itu benar, ini saatnya kamu memperlihatkan kamar, dan rumah kamu tinggal selama ini kepada calon suamimu, lagipula ayah percaya kalian berdua tahu batasannya karena kalian sudah dewasa" jawab Hardian.

"Ayaaah... ," Lediya merajuk.

"Ma besok aku harus kerja, kemeja dan jasku ada dirumah, pokoknya aku akan pulang bersama kalian" ucap Tjhin mulai kesal.

Tiba-tiba masuklah Jhon kedalam rumah Lediya,

"Permisi tuan, ini tas berisi pakaian anda untuk malam ini dan besok, " ucap Jhon.

Lediya hanya bisa menganga tak percaya.

Tjhin menghembuskan nafasnya dengan kasar, dia tak menyangka orang tua maupun asistennya ini telah merencanakan dengan cukup matang untuk memaksanya menginap tanpa bisa menolak.

Akhirnya dengan terpaksa Tjhin menghampiri asistennya itu untuk mengambil tas berisi pakaiannya.

"Ternyata kau bekerja sama dengan ibuku ya, awas kau Jhon," bisik Tjhin kesal.

"Bagaimanapun aku ini hanyalah seorang pegawai, jadi apapun yang disuruh atasan kepadaku yah harus aku kerjakan, selamat bersenang-senang bro, " bisik Jhon di iringi kekehan.

" Nah sudah tidak ada masalah lagi kan, kalau gitu kami akan pulang, ingat besok sebelum berangkat kerja antarkan Diya kerumah kita dulu ya nak, Bye sayang," ucap Almira lalu mencium kening Tjhin juga Lediya.

"Kami pamit pulang dulu ya Hardian," ucap Suk Ho dibalas anggukan oleh Hardian, lalu mengantarkan mereka sampai kedepan pagar.

Tak lama Hardian pun masuk kembali ke dalam rumah, dan melihat putri juga calon menantu nya masih berdiri mematung.

"Sekarang sebaiknya kalian berdua segera beristirahat pasti kalian sangat lelah, naiklah, " Hardian memberi perintah sembari mendorong calon mantu juga putrinya itu naik ke atas sampai kedalam kamar.

Tjhin maupun Lediya sudah berada di dalam kamar, duduklah mereka dengan posisi Lediya di pinggir ranjang sedangkan Tjhin berada disofa mereka berdua merasa sangat canggung, ini pertama kalinya mereka tidur dengan lawan jenis didalam 1 kamar.

Cukup lama keduanya terdiam, dan larut dalam pikirannya masing-masing,

"Kalau begitu aku mau mandi dulu," ucap Tjhin mencairkan suasana.

"A... apa maksud mu dengan mandi dulu, kau jangan berpikiran yang tidak-tidak ya," jawab wanita itu gugup sembari menyilangkan ke dua tangan di dadanya.

"Hei, emangnya apa yang kau pikirkan, aku ingin mandi karena badanku sudah lengket karena seharian melakukan prosesi lamaran," ucap Tjhin sembari melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

"Apa yang telah kupikir kan sih, dasar Diya bodoh," gumam wanita itu kedua telapak tangannya menangkup wajahnya malu.

Bersambung....