Chereads / Love Bears a Wound / Chapter 9 - Kesepakatan

Chapter 9 - Kesepakatan

" Besok ayah dan Ibuku akan datang ke Indonesia, aku minta kamu datang kerumahku besok jam 7 malam lalu pakailah cincin ini di jari manis mu. "

Tjhin mengeluarkan sebuah kotak kecil yang berisi sebuah cincin bertakhta kan berlian yang sangat cantik dan mewah, cincin itu rencana akan ia berikan kepada Jenifer kekasihnya saat hendak melamar.

Lediya terbengong melihat Tjhin memberikan nya sebuah cincin berlian itu.

"Apa, besok malam secepat itukah!, mengapa anda memberikan saya cincin semahal ini?" tanya Lediya tak percaya.

"Didepan orang tua ku berpura-pura lah kita sudah berpacaran cukup lama, dan aku telah melamar mu," Tjhin menjelaskan.

"Waaah anda sudah gila, kenapa aku harus melakukan itu kalau ketahuan aku berbohong gimana?" tanya Lediya jengkel.

Karena berarti dia harus melakukan kebohongan besar terhadap calon mertua nya.

"Justru itu jangan sampai ketahuan, berakting lah dengan baik kalau orang tua ku sampai mengetahui semuanya, aku akan membatalkan kerja sama kita dan tidak akan pernah berinvestasi di perusahaan ayahmu, Berhati-hatilah!" jawab Tjhin sembari mengancam.

"Anda benar-benar pria br*****k," ucap Lediya, matanya menatap tajam kearah Tjhin.

- Bul**hit dengan wajah tampannya, rasanya ku ingin meninju dan membanting mu saat ini juga Lee Tjhin Won, tidak aku harus menahan nya perusahaan ayahku memang sangat memerlukan kucuran dana dari nya. (batin Lediya berkata).

"Oke, besok malam aku akan menemui orang tua mu setelah itu tepati janjimu untuk menemui ayahku keesokan harinya, Deal?" ucap Lediya sambil mengulurkan tangan kanannya.

Tjhin membalas jabatan tangannya,

" Deal !"

"Jhon bawakan dress dan sepatu yang kita beli kemarin untuk wanita ini pakai saat menemui orang tuaku besok, " perintah Tjhin.

Selang beberapa menit masuklah Jhon ke dalam restoran sambil membawa 2 paperbag di tangan nya.

"Pakailah ini saat menemui orang tuaku besok, dan berdandanlah. Besok malam Jhon akan menjemput mu, oke!" ucap Tjhin sambil memberikan 2 buah paperbag yang tadi di bawa Jhon.

"Jemput di bridalku saja jangan kerumah, ayahku belum mengetahui kesepakatan kita ini. Nih masukan nomer ponsel mu dan juga Jhon asisten mu nanti aku akan mengirim alamatnya ke kalian, " ucap Lediya sambil menyodorkan ponselnya ke pria itu.

Tjhin segera mengambil nya lalu memberikan kepada Jhon disamping nya. Jhon memasukan nomernya dan Tjhin ke ponsel wanita itu.

Setelah selesai bersepakat mereka berdua kembali ke kesibukan nya masing-masing, Tjhin kembali ke kantornya, dan Lediya kembali ke bridalnya.

Skip

Wanita itupun tiba di Harley Bridal, setelah memarkirkan mobilnya ia terdiam sejenak lalu menatap cincin dari pria itu yang kini telah melingkar di jari manisnya, dia tak mengira akan jatuh cinta lalu menikah dengan pria dingin yang tentunya tidak mencintainya, bahkan harus mengikuti semua persyaratan konyolnya.

"Haaah, cepat sekali besok malam aku sudah harus menemui calon mertua ku, biarpun pura-pura tetap saja diriku belum siap bahkan tidak tahu bagaimana cara bersikap didepan orang tua pria itu nanti, pacaran saja aku belum pernah. Baru bersepakat saja dia sudah berbuat semena-mena," Lediya mengeluh.

"Aku seorang Lediya Aurora Jap gitu loh yang selama ini menolak berbagai pria yang mendekatiku, tapi bisa jatuh cinta hanya pada pandangan pertama dengan seorang pria dingin, sombong, dan menyebalkan. S**l seperti nya aku kena karma, " ucap Lediya kesal lalu memukul stir didepan nya.

Setelah lama bergumul wanita itupun keluar dari mobil sambil membawa paperbag pemberian Tjhin, dengan raut wajah yang masih kesal.

Saat masuk kedalam bridal disitu sudah ada ke 3 rekannya bernama Indra bagian dari make up artis, Sari bagian gaun pengantin, dan Nikko bagian fotografer, mereka sedang mengobrol santai. Begitu melihat Lediya masuk kedalam mereka pun segera menghampirinya.

"Ih Lamborghini deh yeee jam segini baru dateng, yee kemana ajose?" tanya Indra kepada Lediya dengan logat dan gaya b***i nya.

"Biasa abis ketemu Klien, " jawab Lediya

"Eh apose itu yang yee bawa Diya gilingan barang mehong ntuh, sini Akika liat, " ucap Indra mengambil paperbag ditangan wanita itu lalu segera membukanya.

"Gilingan ucul ih, yee beli berapose ini pasti mehong?" tanya Indra penasaran.

"Gretong ndra, " jawab wanita itu santai.

"Wow, yang ngasih pasti tajir tapi yee kan titan suka dress keles, yang ngasih siapose?" Indra bertanya lagi, Nikko dan Sari ikut mengangguk penasaran.

" Iya yang ngasih siapa Diya masa gak tau selera berpakaian u, selama kita kerja sama gak pernah tuh liat u pake dress u kan anti banget sama yang namanya dress dan rok, " Sari menimpali.

"Makanya itu aku bete banget. Oya ndra besok sore u makeup in ai yang cantik ye, ai mau ketemu calon mertue," ucap Lediya santai.

"WHAAAT!" mereka bertiga kaget serempak.

"Astaga kapan u pacaran nya Diya, kok kita pada gak tau tiba-tiba udah mau ketemu camer aje u?" tanya Nikko penasaran

" Ho oh, " Indra dan sari menimpali sembari duduk mendekati Lediya untuk meminta penjelasan.

"Nanti aja lah aku lagi males cerita panjang dan lebar. Eh udah pada makan belum? pergi makan sono udah siang," ucap Lediya sambil bangkit dari sofanya.

Wanita itu pun beranjak dari duduknya lalu membawa ke 2 paper bagnya dan menghentakkan kaki melangkah masuk ke ruang kantornya.

" Si Diya kenapose, titan biasanya die begindang?" tanya Indra heran.

"Apa jangan-jangan si Diya di jodohin kali ya, makanya dia bete bener," ucap Sari

"Iya Keles, eh akika udina lepra nih," ucap Indra.

"Haaa u kena sakit Lepra ndra?, ngapain masuk kerja kalau sakit u," Nikko buru-buru pindah ke sebelah Sari karena takut tertular.

"Itu namanya si Indra udah Lapeeer Nik, u udh berapa lama sih temenan sama si Indra masih gak tau juga arti kata-katanya," jawab Sari sambil menepuk pundak Nikko.

"Dih mene ketehe gw kan cowok tulen, " jawab Nikko kesal.

"Udin ah, kita makan padang disindang mursid, endess lagi, cus ah," ucap Indra sambil melangkahkan kakinya keluar.

"Sar, si Indra ngomong ape lagi dia? terjemahin ngapa, " ucap Nikko bingung.

"Udin ah, nyok buruan nanti kita di tinggal si Indra, woi ndra tungguin kita dong," ucap Sari mereka berdua segera mengejar Indra.

Lediya kembali dengan kesibukan nya, ia mengambil 1 gaun pengantin design terbarunya lalu di pasangkan ke manekin untuk di pajang, beberapa karyawan lainnya turut membantu.

Saat memasang gaun ke manekin semua anak buah yang membantunya terlihat sangat canggung secara Lediya menghembuskan nafasnya berkali-kali dengan kasar, tiada senyum diwajahnya seperti biasa, mereka paham kalau bosnya ini sedang dalam keadaan badmood kalau sudah seperti itu mereka semua turut diam seribu bahasa.

"Menurut kalian hadiah apa yang suka dibawa para mantu untuk mertuanya supaya mereka senang?" tiba-tiba Lediya melontarkan pertanyaan yang membuat para anak buahnya tercengang.

" Hmm itu biasanya dibawakan sesuatu yang menyangkut dengan hobinya nona, misalkan ia suka bunga ya kita bawakan bunga, kalau suka mengoleksi pernak pernik kita bisa memberikan gelang atau kalung yang terbuat dari mutiara dll, intinya kita belikan sesuai dengan kesukaan camer, " jawab salah satu anak buahnya.

" Nona apakah anda mau bertemu dengan calon mertua?" tebak anak buah lainnya.

" Ngarang kamu gak mungkin nona Diyalah, selama bekerja disini kita tahu nona tuh hanya fokus bekerja semua pria yang mendekatinya saja langsung ditolak, kalau nona sampai pacaran bakalan turun hujan badai tau, " ucap salah satu anak buah yang memang kalau ngomong suka nyablak.

"Kamu sedang menyindir saya atau apa ya?" Lediya menatap tajam anak buah nyablak nya itu.

"Maaf nona bukan maksud saya berkata..., "

"Sudahlah tidak apa-apa yang kamu katakan benar kok, saat ini saya memang hanya fokus bekerja belum kepikiran menikah, sudah ayo lanjut bekerja" ucap Lediya kembali tersenyum ramah menutupi kekhawatirannya.

Semua stafnya tidak ada yang boleh mengetahui hubungannya dengan pria itu, karena hubungan mereka hanyalah pura-pura dan berdasarkan kesepakatan bisnis demi menyelamatkan perusahaan ayahnya, biarlah mereka mengira kalau dirinya sang jomblo tulen, cukup ke 3 sobat sehidup sematinya saja yang mengetahui hal itu supaya saat hubungannya kandas dengan pria itu tidak mempermalukan dirinya, dan mereka tidak akan sadar kalau dia seorang janda nantinya.

Skip

Keesokan harinya....

Tjhin juga Jhon sedang mengendarai mobilnya menuju landasan Jet Pribadi nya untuk menjemput ke dua orang tuanya.

Setelah 30 menit sampailah mereka dilandasan, pesawat Jet pribadi ke dua orang tuanya pun sudah mendarat. Saat pintu jet terbuka turunlah 2 sosok yang sangat mengagumkan dan dicintai oleh Tjhin.

Ayah Tjhin bernama Lee Suk Ho sangat Tegap, Tinggi, biarpun rambutnya sudah mulai memutih, tapi masih kelihatan tampan penuh wibawa, sedang kan Ibunda pria itu yaitu Roro Almira seperti biasa selalu terlihat anggun dan sangat elegan.

"Pa ma , aku sangat merindukan kalian," pria itu memeluk ke dua orang tuanya dengan sangat erat.

"Anakku ini makin tampan dan dewasa saja, " ucap Almira, sambil menangkup ke dua pipi putranya itu dengan lembut.

"Gimana kabarmu Tjhin, apakah persiapan peresmian taman hiburan nanti akan berjalan dengan baik?" tanya Suk Ho.

"Sudah 90% selesai pa," jawab Tjhin.

"Selamat datang om dan tante," sapa Jhon turut menghampiri mereka

"Hai, Jhon gimana kabarmu nak? pasti selama ini kamu kesulitan mengurus putraku ini, " sapa Almira.

"Ya begitulah tante," jawab Jhon sambil melirik ke arah Tjhin lalu terkekeh.

Tjhin melotot sambil menunjukkan kepalan tangan ke arahnya.

Jhon segera membukakan pintu mobil untuk Tjhin dan ke dua orang tuanya.

Setelah masuk ke dalam mobil mereka mulai berbincang.

"O ya Tjhin, malam ini kita kan akan makan bersama kamu sudah undang calon menantu mamakan?" tanya Almira.

"Mama tenang saja aku sudah menyuruh Jhon untuk menjemput nya nanti malam, " jawab pria itu dengan santai.

"Ah akhirnya kita punya menantu juga ya pa, " ucap Almira tersenyum senang.

"Syukurlah Tjhin Akhirnya kamu sudah memberikan mamamu menantu, kamu tau selama ini papa dibikin sakit kepala setiap hari oleh mamamu ini, ia terus-terusan merengek untuk papa segera mencarikan dan menjodohkan mu dengan putri-putri rekan papa," ucap Suk Ho meledek istrinya yang saat ini kelihatan bahagia.

"Ih papa ngeledek aja, bukannya kamu juga merasa senang saat mengetahui putra kita melamar seorang gadis, bahkan hari ini kau membangunkan ku pagi-pagi sekali supaya segera berangkat karena sudah tidak sabar ingin melihat calon menantumu itu. " Jawab Almira sembari menatap suaminya.

"Ehem..hem, " Suk Ho berdehem sembari memalingkan wajahnya ke arah jendela luar mobil.

Almira terkekeh melihat sikap suaminya begitu juga Jhon ikutan terkekeh. Namun Tjhin dia menarik nafas panjang, ada perasaan bersalah dalam hatinya karena telah membohongi ke dua orang tuanya itu.

Bersambung...