"Tenanglah, Nak … Kamu adalah Azura Foster … Kamu berada di rumah Ibu."
Isabelle menenangkan Azura. Ia memeluk Azura dengan erat.
Sementara itu, Gabriel tidak bisa diam melihat Azura yang histeris dan nyaris tantrum. Pria tua itu segera menemui tabib, untuk membawanya ke rumah.
Tak berapa lama, dia kembali ke rumah dengan seorang tabib. Tabib tersebut memeriksa kondisi Azura. Dia memberikan racikan penenang kepada Azura supaya berhenti menangis.
Lantas, ketika Azura sudah terbuai di bawah efek penenang, ia masuk ke dalam mimpinya.
Tabib itu pun mengajak Isabelle untuk berbicara di luar kamar, membiarkan Azura untuk terlelap dalam tidurnya.
"Ini gawat, Tuan dan Nyonya Foster." tutur Sang Tabib memulai.
"Kenapa? Apa yang terjadi kepada puteriku?" pekik Isabelle kebingungan.
"Wabah yang menimpa Azura sangat parah. Bahkan, ini yang terparah yang aku temui. Dia … kehilangan ingatan sepenuhnya, bukan?"
"Ya. Dia tidak mengingat apapun. Hanya mengingat namanya sendiri." balas Gabriel tenang, sembari mengusap-usap isterinya yang sudah tersedu-sedu di dadanya.
"Aku tidak tahu apakah aku bisa menyembuhkannya … Akan tetapi, aku akan berusaha. Dan itu akan membutuhkan waktu yang cukup lama."
"Bagaimana ini …. Azura sudah diundang untuk melakukan pekerjaan di Kerajaan Arthus."
"A, apa?" tanya Sang Tabib tercengang.
"Yang benar saja! Bagaimana bisa dia pergi ke Kerajaan Arthus dengan membawa wabah?!" tambah Sang Tabib.
"Tadi, Sekretaris Kerajaan sudah datang, dan dia sudah mengetahui tentang kondisi Azura. Mereka hanya menunda keberangkatan Azura selama dua hari!" ujar Isabelle dengan nada tinggi.
"Bagi beberapa orang, efek wabah ini berbeda-beda! Ada yang ringan, sedang, kuat, bahkan sangat kuat, sebagaimana yang terjadi pada Azura! Bagaimana bisa dia bekerja di tengah wabah yang menimpa dirinya?!"
Gabriel dan Isabelle tidak mengetahui jawabannya. Mereka berdua menggeming, tidak tahu harus berbuat apa.
Sang Tabib perempuan itu mewanti-wanti. "Kalau begitu, biarkanlah mereka membawa Azura untuk pergi. Tetapi ingat, jangan sampai orang-orang di Kerajaan Arthus tahu, seberapa besar dampak wabah yang menimpa Azura!"
Mereka berdua menganggukkan kepalanya. Sebuah janji dalam diri yang terpatri, mengalir di sanubari!
Berikutnya, Sang Tabib pamit undur diri dari gubuk kecil Keluarga Foster.
Kepergian Tuan Tabib dilihat dengan seksama oleh Keluarga Foster. Mereka mengamati Sang Tabib, sampai benar-benar menghilang dari pandangan mereka berdua.
Keluarga Foster berharap penuh, Sang Tabib mampu menemukan obat yang bisa menyembuhkan Azura, mengembalikan ingatan gadis manis mereka, dan terhindar dari serangan wabah yang mengerikan.
Belakangan ini, Kerajaan Arthus diserang oleh wabah misterius. Banyak yang mengatakan, wabah ini berasal dari hukuman langit karena kekejaman Raja Henbeddestyrus. Wabah ini biasanya menyerang anak-anak, remaja, ataupun dewasa tanggung.
Setiap orang yang terkena wabah, akan tertidur selama beberapa hari lamanya, mengalami demam, panas tubuh, serta menggigil. Kemudian, ada beberapa di antara mereka yang lupa ingatan hingga menjadi gila karena tidak berhasil beradaptasi dengan realitas yang menimpa mereka.
Ada pula beberapa orang yang mengalami gejala ringan, dan sudah kembali selayaknya orang normal pada umumnya, di keesokan harinya. Semua dampak dari wabah masih sangat sulit dideteksi, karena berbeda-beda pada setiap orang.
Kasus Azura Foster termasuk yang berbeda. Dia tidak hanya mengalami perbedaan ingatan separuh, tetapi seluruhnya. Gadis manis itu bahkan melupakan keluarganya sendiri.
Mengingat hal itu, Isabelle memeluk suaminya. Ia memandangi wajah Azura dari ambang pintu kamarnya. Sang suami mengelus pelan pundak isterinya. "Apakah dia akan baik-baik saja?" tanya Isabelle kepada suaminya.
Gabriel menggelengkan kepala, "Kita hanya bisa berharap dan berdoa … kalau semuanya akan baik-baik saja."
* * *
Kerajaan Arthus merupakan sebuah kerajaan yang permai dan damai. Dikelilingi dengan banyak sekali tumbuhan hijau yang berseri-seri. Memiliki lahan persawahan dan ladang yang luas lagi subur.
Semua itu … terjadi sebelum adanya wabah mengerikan ini sejak dua tahun lalu.
Wabah mengerikan ini disebut dengan horrendum. Datangnya horrendum ke Kerajaan Arthus mengakibatkan pergolakan ekonomi yang cukup parah.
Banyak petani, pekerja ladang, pedagang, serta orang lainnya menjadi gila akhirnya meninggal ataupun menghilang membawa pikiran tak waras mereka. Sedangkan mereka yang tidak terjangkit tidak bisa bekerja dengan baik. Memutuskan untuk menjadi perampok, pencopet, serta pencuri.
Angka kriminalitas meningkat drastis. Keseimbangan ekonomi berubah total. Kerajaan Arthus berubah menjadi suatu kerajaan yang lumpuh dengan kemimpinan yang kosong tak berarti.
Bahkan Raja Henbeddestyrus tidak bisa banyak berkutik. Dia mengerahkan kepada seluruh tabib di kota dan desa untuk menyembuhkan penyakit tersebut. Dia menyuruh tabib untuk mengumpulkan orang-orang yang terjangkit untuk diteliti.
Dan untungnya, desa tempat Azura tinggal, tidak sampai separah itu. Mereka masih diperlakukan secara manusiawi di rumah masing-masing.
Lantas, dia menutup akses ke dalam kerajaan agar orang-orang orang yang terjangkit Horrendum untuk tidak menularkannya kepada orang lain, meskipun itu percuma. Pasalnya, wabah itu datang secara acak dan tiba-tiba.
Dan hingga saat ini, wabah Horrendum belum juga berakhir. Meskipun angkanya jauh lebih menurun, dibandingkan dengan awal munculnya wabah.
Raja Henbeddestyrus juga tengah merangkak, mencoba untuk merevitalisasi kerajaan. Memaksa para rakyatnya untuk bekerja di suatu tempat tertentu yang telah disiapkan, supaya tidak ada pencuri atau pencopet di muka bumi Kerajaan Arthus.
Kini, Raja Henbeddestyrus memandang ke depan, ke tempat Flint bersimpuh. "Bagaimana dengan pelayan baru kerajaan itu?"
"Dia terkena wabah, Raja." jawab Flint apa adanya.
"Seberapa parah? Kalau sangat parah, masukkanlah dia ke dalam rutan atau apalah itu!"
"Tidak seberapa parah. Lusa aku akan menjemputnya." ujar Flint dengan kokoh.
"Bagus! Kita sudah kehilangan banyak pelayan akibat wabah sialan ini! Kita harus mendapatkan pelayan pengganti!"
"Siap laksanakan, Yang Mulia Raja!"
Saat Flint hendak keluar dari ruang istana Raja Henbeddentyrus, Sang Raja memanggil Flint.
"Apakah ada yang perlu aku bantu, Yang Mulia Raja?"
"Ya! Untuk pelayan baru itu … Aku tidak sudi menjadikannya sebagai pelayanku."
"Jadikanlah dia pelayan Pangeran Ansell."
"Pa, pangeran Ansell?" Flint terkejut dengan perkataan yang datang dari Sang Raja.
Akan tetapi, Sang Raja tidak berkutik apa-apa, kecuali memasang wajah teguhnya.
* * *
Pangeran Ansell adalah salah satu Pangeran yang paling mengerikan di dalam Kerajaan Arthus. Sosok misterius yang bagi Kerajaan Arthus.
Keberadaannya tak terdeteksi. Tidak pernah diketahui. Tak pernah terlihat. Bahkan, desas desus tentangnya saja tak pernah terdengar.
Lelaki itu sering menghabiskan waktu di paviliun, tak pernah keluar, tak pernah menampakkan dirinya, sejak terjangkit wabah Horrendum yang mengerikan.
Tak ada satu pun yang bisa mengembalikan Pangeran Ansell. Tak ada satu pun yang mampu menyembuhkan Pangeran Ansell.
Tidak ada satu pun...
Apakah nanti ada yang mampu menyembuhkannya atau tidak, tidak ada yang tahu...
* * *