Chereads / Mahligai Pengantin Muda / Chapter 22 - Kenapa Dadaku Terasa Sakit Sekali?

Chapter 22 - Kenapa Dadaku Terasa Sakit Sekali?

"Aku mengenal Mas Lazuardi waktu di kampus."

"Oh begitu?" tanya Alma. Entah mengapa mendadak perasaannya menjadi tidak enak. Ternyata, Mbak Geisha satu kampus dengan Mas Lazuardi. Bukankah itu tandanya mereka berdua sudah kenal akrab? Bahkan, Alma 'dititipkan' oleh Mas Lazuardi kepada Mbak Geisha. Ini sudah sebuah pertanda kalau mereka benar benar dekat.

"Mbak Geisha dulu kenalan dengan Mas Lazuardi di kampus? Kalian satu organisasi?"

Tiba tiba, Mbak Geisha mendecak. Perempuan itu menyipitkan mata pertanda tidak suka. "Alma, kita harus profesional di tempat kerja. Kerja ya tempatnya kerja. Bukan bahas soal suamimu itu."

Gadis itu mendadak beranjak dari tempat duduknya, lalu dia pun pergi dari sana. Dan di saat itulah, ulu hati Alma terasa sakit.

Kenapa bisa sesakit ini? Apakah karena Mbak Geisha yang memarahinya? Ataukah karena ia tidak tahu apa pun informasi mengenai suaminya? Atau karena apa?

Alma pun menggigit bibir bawahnya sendiri. Mungkin sudah saatnya baginya untuk mengatakan semuanya kepada Abi dan Umi.

* * *

Di sore itu, Azura sudah berhenti di depan rumahnya sendiri. Langkahnya terasa begitu berat. Padahal dia hanya perlu masuk dan mengatakan semua hal yang melingkupi hatinya.

Tentang Mas Lazuardi yang tak pernah menyentuhnya. Lelaki itu dan pekerjaannya yang misterius dan tidak bisa ditinggal. Juga dengan sikap Mas Lazuardi yang jelas memberikan jarak kepadanya.

Untuk apa dia menikah kalau dia sama sekali tidak bahagia? Bukankah semestinya menjalin hubungan pernikahan harus dilandasi dengan kebahagiaan?

Manakah kebahagiaan cinta pengantin muda yang selama ini mestinya dia rasakan?

Semua itu berputar di kepala Alma, sampai akhirnya pun memberanikan diri untuk masuk ke dalam rumahnya. Berniatan untuk menceritakan semuanya kepada Abi dan Umi.

"Assalamu'alaikum, Abi, Umi..." kata Alma sembari menekan bel pintu.

Tak berselang lama, Abi dan Umi pun muncul. Mereka membukakan pintu kepada Alma.

Wajah mereka berbinar cerah. Lama tak jumpa dengan anaknya. Berpelukan sangat lama.

"Sini duduk, Nak..." kata Umi. Wajah Umi begitu berbinar. Bahkan sangat cerah.

Alma pun duduk di hadapan Abi dan Umi. Mereka berdua memandangi Alma tak ada habisnya. Seakan melihat anak yang sudah merantau jauh di luar negeri dan akhirnya pulang setelah lima tahun. Sungguh, tidak bohong.

"Astaghfirullah... Lama sekali rasanya nggak lihat kamu, Nak. Gimana kabarmu? Baik baik kan?" tanya Abi.

Umi ikut menyela, "Umi tahu dari Mas Lazuardi kalau kamu sudah bekerja. Kan dibilang apa, kalau menikah, nanti rejeki juga akan terbuka. Karena kamu sudah berusaha untuk menuntaskan salah satu anjuran Allah."

Alma hanya bisa tersenyum dengan tipis.

Abi juga ikut menimpali. "Lazuardi sering bilang kalau kadang dia yang memasakkan makanan. Nggak seharusnya kamu biarkan suamimu memasak, Nak."

Kedua orang tuanya selalu mendapatkan kondisi tentang dirinya secara up to date dan real time. Abi sering menanyakan kondisinya kepada Mas Lazuardi. Begitu pula Umi.

Kedua orang tuanya ini khawatir kepada dirinya, tetapi tak berani mengirimkan pesan kepadanya karena terakhir kali, Alma merasa kesal akibat perjodohan dadakan ini.

Namun.... Alma pun membatin kebingungan. Gadis itu tak menyangka. Kenapa selama ini Mas Lazuardi tak mengatakan kalau mereka sudah pisah ranjang sejak lama??

Kenapa lelaki itu menutup nutupi hal ini?

Ditatapinya wajah Abi dan Umi. Mendadak, dia merasa tak tega kalau mengatakan hal ini. Mengatakan sejujurnya. Alhasil, Alma pun membuang napasnya. 'Mungkin aku bisa memberitahukan tentang Mas Lazuardi kapan kapan. Bagaimana mungkin aku menghancurkan pertemuanku dengan orang tuaku?' tanya Azura dengan gamblang.

Sampai akhirnya, Umi tiba tiba bertanya. "Oh, ya. Ke mana Mas Lazuardi. Umi tak lihat? Dia pergi ke mana? Tidak bersamamu?"

Deg..... Alma mendadak gemetar.

* * *